7. GENGSI

1.6K 62 1
                                    

"APA??? BRUNO BUNTINGIN ADEK LO??? NGGAK MUNGKIN!!" Sean berteriak kesal di depan Segara. Ia tidak terima sahabat karibnya dipecat secara tidak hormat dan dituduh-tuduh seenaknya. Evan yang sedang duduk di sebelah Segara tampak menghembuskan napas malas. Mereka sedang duduk di sofa ruang tamu rumah Evan. Ada Jojo dan baby Nakoa juga di antaranya. Bayi mungil itu sedang dipangku Sean, sementara Bruno duduk di sebelah Jojo karena Segara tidak suka Bruno dekat-dekat dengan adiknya.

Sean semakin kesal dengan dua kakak beradik yang super menyebalkan ini.

Bruno yang barusaja mengadu pada Sean di rumah tadi kalau ia barusaja dipecat membuat Sean seketika tidak terima. Ia lantas membawa Bruno kembali ke tempat Evan dan Segara dengan diantar Jojo guna untuk melabrak keduanya.

"Oee...hiks...oee..." Baby Nakoa yang sedang tidur dalam pangkuan Sean sampai kebangun dan menangis.

"Cup. Cup. Cup." Sean lekas menenangkan Nakoa, menyibak kaos yang dipakainya ke atas, kemudian nempelin mulut mungil baby Nakoa ke arah putingnya untuk menyusui. Jangan dikira payudara Sean yang agak rata karena Sean cowok itu nggak muncul air susunya, justru Nakoa tumbuh besar dan lincah seperti ini karena air susu ekslusif yang diberikan Sean dari payudaranya sendiri.

Gulp...

Gulp..

Gulp...

Evan tampak heran saat melihat cara menyusu baby Nakoa yang kuat, lalu ia berpikir, apa miliknya bakal keluar air susunya juga seperti milik Sean kalau babynya sudah dilahirkan nanti?

Sean yang sedang sibuk menyusui baby Nakoa masih menatap kesal pada keduanya. Dia nggak habis pikir sahabat karibnya yang setahunya selama ini jomblo nggak laku-laku, bloon dan lugu tiba-tiba saja dituduh barusaja menghamili bossnya yang seorang artis. Ini nggak masuk logika. Dan yang bikin Sean syok lagi, artis yang dihamili Bruno itu adalah cowok juga dan Sean mengenalnya. Evan adalah adik kandung Segara. Segara adalah kakak angkat Sean. Meski antara Sean dan Segara sudah tidak terlalu dekat lagi karena Segara pernah mencintai  Sean, Sean juga cukup mengenal baik Evan.

Bruno di sebelah Sean memasang wajah murung bersiap untuk menangis. Ia bingung ingin mengatakan apa atas kesalahan fatal yang sebenarnya dibuatnya sendiri.

"Sean..hiks.. Gue nggak lagi dituduh. Semua itu benar bahwa gue telah menghamili Boss Evan. Mereka nggak salah, tapi gue yang salah," aku Bruno lesu.

"Apa lo bilang?? Ah!! Nggak percaya gue." Sean menggeleng cepat tidak mempercayai atas apa yang terjadi pada Bruno. Ia telah bersusah-susah mencarikan pekerjaan untuk Bruno dan Bruno malah dipecat lagi karena dituduh seperti ini.

Kenapa Bruno se-bego ini? Begitu pikir Sean.

Setahunya, Bruno itu bloon dan masih lugu. Apa mungkin Bruno dijebak? Bisa jadi bayi dalam rahim Evan itu bukan anak Bruno.

Sean melirik ke arah Jojo yang sedari tadi diam yang sepertinya sedang mencari jalan keluar. Suaminya itu nampak berpikir, sementara Bruno masih menunduk bersalah.

Biarpun kelihatan galak dan cuek, Sean itu sebenarnya jinak-jinak merpati orangnya. Gampang marah, tapi juga gampang luluh. Ia juga sangat perhatian dengan orang-orang di sekitarnya termasuk Bruno. Masa depan Bruno itu masih jauh menurut Sean. Bruno lagi semangat-semangatnya bekerja sambil berkuliah dan mengumpulkan uang untuk membiayai pengobatan adiknya. Usia Bruno baru 19 th. Satu tahun lebih tua darinya. Bruno baru saja lulus SMA. Baru melanjutkan kuliahnya di semester pertama.

Bruno punya cita-cita mulia untuk menjadi orang sukses dan membahagiakan adik semata wayangnya yang bernama Kalka. Bruno pasti cuma dimanfaatkan Evan dan Segara untuk menaikkan ratingnya sebagai seorang artis. Secara umur Evan dan Bruno terpaut jauh. Dengan cara menuduh Bruno seperti ini, tentu saja wartawan akan datang meliputnya dan Evan akan semakin terkenal disana-sini. Apalagi Evan sedang memiliki projek series BL yang baru. Tentu saja masalah yang sedang mencuat ini akan menjadi hot gossip dan menambah popularitasnya.

Habis dituduh pelecehan seksual, lalu didenda dan diancam masuk penjara. Habis dituduh menghamili, lalu dipecat seenak jidat mereka. Sadis. Egois. Brengsek. Sialan. Semua kata-kata buruk itu pantes banget buat mereka berdua diucapkan oleh Sean.

"Ya, udah. Kita terima Bruno kerja lagi. Tapi, bilang sama Bruno jangan ngejar-ngejar adek gue lagi. Hubungan dia sama Evan cuma sebatas boss sama bodyguard. Dia nggak boleh nyentuh, nggak boleh deket-deket, dan ngomong juga seperlunya sama Evan."

DEG!!

Lamunan Bruno seketika pecah. Sepasang kakinya mendadak terasa kaku seperti kesemutan, tubuhnya terasa panas dingin nggak karuan. Kenapa perasaan dia mendadak jadi sakit begini setelah mendengar peraturan yang diucapankan Segara.

Jujur, Bruno tidak bisa jika harus seperti ini. Tetapi, Bruno tetap harus melakukannya. Ini lebih baik daripada Bruno tidak bisa melihat Evan dari jarak dekat karena mereka berdua memecatnya.

Sean menggeleng tak terima."Biar Evan yang ngomong dong. Kok lo terus yang ngomong. Evan punya mulut kan?" Sean langsung nyolot. Ia cukup kesal karena dari dulu Segara tidak pernah berubah. Dulu, saat masih menjadi abangnya, Segara juga kerap melarang Jojo mendekatinya, dan sekarang kejadian itu dialami juga oleh Bruno.

"Van..  Gue tanya sama lo, lo cinta nggak sih sama Bruno?" tanya Sean.

Hening....

Evan cuma diam. Segara, Jojo dan Bruno juga sedang diam menanti ucapan dari Evan. Hanya ada suara kecipak bibir mungil baby Nakoa yang sedang sibuk menyusu pada puting Sean.

Satu detik...

Dua detik...

Tiga detik...

Evan menghirup napas dalam-dalam sebelum mengeluarkan suara. Di seberang meja di depannya, terdapat Bruno yang sedang menatap Evan sedih berharap Evan mengatakan jujur tentang perasaannya.

Tatapan mata Evan terlihat serius, mungkin lebih serius dari sebelumnya.

"Nggak," jawab Evan singkat.

"Maksud Boss apa Boss?" Bruno bertanya dengan nada sedih.

"Maksud gue, gue nggak cinta sama lo!!"

Jojo dan Sean seketika menatap Bruno prihatin. Mau bagaimana pun cinta tidak bisa dipaksakan. Lagi pula, perbedaan Bruno dengan Evan itu bagaikan bumi dan langit. Evan yang begitu putih dan tampan, tidak mungkin mau dipasangkan dengan Bruno yang memiliki warna kulit hitam dan berwajah pas-pasan.

"Tuh kan... Lo denger kan? Dia nggak cinta sama lo. Ngaca lo!! Ngaca!!" Segara yang sedang duduk di sebelah Evan tersenyum bangga atas jawaban yang diucapkan adiknya.

Sesungguhnya, Evan hanya berbohong. Ia memiliki perasaan terhadap Bruno, tapi perasaan gengsi karena ia seorang artis membuatnya merasa minder jika harus berpacaran dengan Bruno yang terlihat katrok dan hanya seorang bodyguardnya saja.

[]

Tbc

BODYGUARD SLEBOR [R21+]Where stories live. Discover now