2. Lenora

3.2K 227 37
                                    


BACA ULANG YAH GUYS

KARNA ALURNYA DAH KU GANTI HEHE






Lenora menyandarkan tubuhnya pada bahu Kiky gadis yang mengaku sebagai sahabatnya. Sejam yang lalu ia menangis sejadi- jadinya dan berakhir di antar oleh Kiky ke rumahnya.

Rumah besar dengan halam luas itu adalah rumahnya, tapi jika Lenora jujur lebih besar rumahnya dari pada rumah gadis yang ia tempati tubuhnya ini.

"Ayo masuk, ngapain lo"

Dengan pasrah Lenora mengikuti Kiky yang menarik tangannya untuk masuk. Dari luar tampak sepi ternyata di dalamnya juga sepi. Tak ada tanda- tanda kehidupan selain ikan- ikan kecil di akuarium mini di sudut rumah.

"Duduk dulu gih, biar gue ambilin minum"

Kiky mendorongnya Lenora hingga terduduk di sofa ruang tamu. Lenora yang belum percaya dengan apa yang terjadi hanya diam saja sambil menatap sekitar.

Tak lama Kiky datang dengan segelas air putih di tanganya, gadis itu sudah seperti tuan rumah padahal ia mengatakan jika ini adalah rumah orang tua Lenora.

"Nih minum dulu, Lo di tolak udah kek mayat hidup aja"

Lenora diam saja dan meminum air yang Kiky berikan, jujur saja ia masih tak percaya dengan apa yang ia alami sekarang ini.

Gadis yang tubuhnya Lenora tempati ini memiliki nama yang sama dengannya yaitu, 'Lenora'. Namun wajah mereka jelas berbeda jauh. Ia cantik dengan tubuh tinggi serta body yang aduhay namun sekarang.... Semuanya serba biasa bahkan tinggi badannya menurun.

Lihatlah gadis ini, sangat berbeda tubuhnya walau ia baru lulus SMP.

"Gue udah bilang kan, jangan coba ngungkapin perasaan lo sama Beno, dia itu gak suka cewek"

Kiky kembali mengomel, namun Lenora sama sekali tak memperdulikannya. Yang ia lakukan hanya diam meratapi nasib.

"Yaudah deh, gue pulang yak ntar kalo ada apa-apa kabari aja"

Lenora menoleh pada Kiky yang hendak berdiri namun ia dengan cepat mencekal tangan gadis itu hingga membuat Kiky kembali terduduk.

"Orang tua gue?"

"Ha? Orang tua?" Kiky menatap bingung Lenora yang semakin aneh.

"Bukanya lagi ke itali, lo sendiri yang bilang, pagi tadi" uacp Kiky setelah melihat Lenora malah semakin linglung.

"Ah, lo lagi patah hati apa kesurupan....gue pulang yah"

Kiky dengan cepat melangkah keluar dari rumah Lenora, ia tak pernah melihat Lenora seperti itu sebelumnya. Mungkin gadis itu membutuhkan waktu sendiri atau membutuhkan dukun.

Lenora yang di tinggal menggaruk kepalanya, ia semakin kebingungan sekarang. Otaknya belum bisa di ajak berfikir.

Diam tak membuat Lenora tau apa- apa, gadis itu memilih mengitari rumah sepi tersebut.  Memeriksa satu persatu kamar hingga menemukan kamar milik gadis yang ia tempati tubuhnya sekarang. Lenora tau itu saat melihat banyaknya foto gadis ini di kamar tersebut.

Lenora menggeleng melihat foto- foto tersebut. Alay dan lebay, mungkin kata itu cocok untuk foto- foto tersebut.

"Nona sudah pulang?"

Bak orang mencuri Lenora terlonjak kaget, memegangi dadanya yang berdegup lebih kencang.

Ia berbalik dan mendapati sosok wanita dewasa kini tengah berdiri di ambang pintu kamarnya.

"Nona? Anda sakit? Kenapa pucat begini?" Tanya wanita itu sambil melangkah mendekat.

"Nggak, gue sehat.... Jangan mendekat!!"ucap Lenora cepat. Entah kenapa ia merasa takut di dekati wanita tersebut.

"Ah maaf nona, saya hanya khawatir melihat wajah nona yang pucat" ucap wanita tersebut menghentikan langkahnya.

"Ya... Bisa keluar gak? Gue mau sendiri" ucap Lenora santai namun terdengar tidak sopan di telinga.

Pelayan tersebut hanya menunduk, membungkuk  lalu beranjak pergi meninggalkan Lenora yang masih di Landa kebingungan.

Lenora segera menutup pintu kamar tersebut dan mulai menggeledah apapun yang bisa menjadi petunjuk atau data diri gadis yang ia tempati tubuhnya ini.



....




Kamar yang tadinya tersusun rapi kini nampak berantakan. Lenora, gadis itu tengah terbaring di kasur empuk sambil menutup matanya dengan beberapa barang berserakan di sekitarnya.

Gadis itu menghela nafas berat untuk kesekian kalinya, ia ingin sekali tidur namun mengingat fakta tentang tubuh gadis SMA ini membuat Lenora amat syulit memejamkan matanya.

Lenora Lamita, gadis yang tergila- gila pada Beno Afgani. Semua hanphonenya di penuhi dengan foto Beno yang nampaknya di ambil secara diam- diam.

Lenora memijit kepalanya, selain menghabiskan hidupnya hanya untuk mengagumi Beno, ia juga bodoh, tak punya teman kecuali Kiky, juga memiliki wajah yang pas- Pasan serta tubuh yang pendek.

Gadis ini juga kerap di tinggal oleh ayahnya keluar negri dan sering tinggal hanya bertiga dengan pelayannya.

Jadi...

Apa yang harus Lenora lakukan?

Ia masih tak percaya dengan apa yang terjadi, dan kenapa ia malah memasuki tubuh gadis SMA yang sekarang sudah kelas 3. Kenapa tidak gadis SMA yang jelas 1 saja?

Jika begini, Lenora tak mengubah apapun. Ia yang sekarang menepati tubuh gadis bodoh tak akan bisa merubahnya menjadi gadis pintar, karna lenora juga tidaklah pintar apalagi mempelajari materi kelas 3 SMA. Namun, semuanya mungkin akan bisa jika Lenora belajar dan berusaha kan? Tapi Lenora terlalu malas melakukan itu.

Haruskah ia mempertahankan citra Lenora yang dulu yang di kenal dengan kebodohannya, di tambah dengan keberaniannya yang menyatakan perasaan pada seorang Beno.

Ahkhh!!

Lenora terlalu malas menggunakan otaknya sekarang, namun amat banyak pertanyaa- pertanyaan di otaknya.

Lelah dengan itu, Lenora memutuskan untuk memejamkan matanya. Mencoba tertidur berharap kembali lagi pada tubuhnya yang semoga saja masih ada.






.....

Flashback

"Aku mau ngungkapin perasaan ku sama Beno ky, aku udah gak kuat memendamnya terus kek gini"

Gadis dengan rambut panjang tergerai indah itu menatap sahabatnya Kiky. Ia sudah merencanakan ini dari awal, mengungkapkan perasaanya yang sudah ia pendam sedari masuk SMA.

Namun respon Kiky hanya gelengan yang membuat Lenora sedikit kehilangan semangatnya.

"Gue yakin lo bakal di tolak sih Len, gue tau banget Beno itu gimana, dia gak suka cewek"

Selalu saja begini, sebagai sahabat Kiky tak pernah mendukungnya untuk bersama dengan Beno. Lenora paham,  Kiky adalah tetangga sekaligus sahabat Beno sedari kecil, gadis itu amat paham dengan semua sikap Beno mereka juga cukup akrab. Kiky hanya tak ingin Lenora tersakiti, mungkin.

"Gak papa kok Ky, aku cuma mau Beno tau aja isi hati aku" ucap Lenora tersenyum manis, membayangkan Beno yang mungkin juga menyukainya.

"Serah lo deh Len, gue cuma ngingatin, gue gak mau lo sakit hati aja" ucap Kiky, menyerah mengingatkan sahabatnya tersebut.

Lenora hanya tersenyum, ia sudah siap menerima konsekuensinya. Ia sudah tau seperti apa sifat Beno walau tak dekat seperti Kiky, ia tau makanan favorit cowok itu, ia juga tau hobi cowok itu. Lenora tau segalanya tentang Beno, termasuk tau jika Beno selalu menolak setiap gadis- gadis yang menyatakan perasaanya pada cowok itu.








Vote comen banyak- banyak.

Gimana?

Suka yang versi yang mana nih?

Yang lama atau yang baru?

Lenora ( transmigrasi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang