4. Lenora

2.3K 187 10
                                    

Lenora tak habis pikir dengan si Kiky, gadis itu memang nampak baik namun kadang seakan mencari perhatian. Gadis itu selalu mengatakan sesuatu yang tak pernah Lenora ucapkan atau katakan.

Walau merasa aneh dengan Kiky, Lenora memilih untuk mengabaikannya saat ini, ia tak mau menambah- nambah pikiran.

Sore, Lenora merasa bosan di rumah dan memilih untuk berjalan- jalan di taman terdekat tanpa kendaraan. Mungkin nanti ia bisa bertemu om- om sesuai kriterianya dan memamerkannya pada Kiky dan Beno, membuktikan bahwa ia baik- baik saja dan tidak membutuhkan Beno sama sekali.

Yahhh, syukur- syukur om- om yang ia temui modelan gong Yo atau Lee dong Wook.

Lenora menggeleng, bentukan sepertinya ini tak pantas untuk bersanding dengan bentukan seperti para om- om tampan tersebut.

"Langittt jatuhkan lah om- om tampan nan kaya raya, beruang, sexy, mempesona, dermawan, lemah lembut, perhatian dan....."

'tin'

Lenora  terperanjat kaget, gadis itu tersadar jika saat ini ia berada di tengah- tengah jalan.  Ia segera bergeser sambil tersenyum malu.

"Gilak?"

Senyum Lenora  hilang seketika saat si pemilik mobil membuka kaca mobilnya dan dengan wajah songongnya mengatakan 'gila' sambil menatap Lenora.

"Om nya ngatain gue? Cih, situ kali yang Gilak" ucap Lenora tak terima, mengibaskan rambutnya lalu beranjak pergi begitu saja.

Pria yang Lenora panggil om tersebut menatap kepergian gadis itu dengan intens.  Ia seperti tak asing dengan wajah tersebut.

"Siapa dia??"

"Saya juga tidak tau tuan, tapi dia cantik, cute, menggemaskan dan lucu"

Kyle Zevendra, adalah nama pria tersebut. Ia merupakan seorang pengusaha yang cukup sukses di usianya yang ke 32 tahun. Berwajah tampan, tubuh atletis di sukai banyak gadis. Sayang beribu sayang, Kyle yang tampan dan kaya ini sedikit arogan dan sangat membenci setiap gadis yang mencoba menyentuhnya.

Yah, ia tak menyukai wanita namun bukan berarti ia gay juga sih. masa lalu yang cukup kelam menjadikanya anti wanita, walau sebelumnya tidaklah terlalu parah namun semuanya di perparah oleh mantan istrinya.

Kyle, om- om duda kaya raya nan tampan, mempesona, dan sexy, sangat sesuai dengan kriteria yang Lenora inginkan, sayangnya pria itu tidaklah lemah lembut, dermawan ataupun perhatian.

"Jalan"

Mengabaikan Asistennya yang  tidak memiliki sopan santun tersebut.

"Baik tuan, lansung pulang kan?"

Kyle yang malas berbicara hanya menjawab dengan deheman, sebenarnya sudah lama ia ingin mencari asisten baru yang lebih sopan dan tak banyak berbicara, namun tak ada yang sebaik Dafa. Walau banyak bicara, pemuda itu sangat ceketan, di siplin dan pintar.


...



Di Katai gila oleh om- om membuat Lenora memutuskan untuk membeli telur gulung  serta teh es yang berada di taman tempat yang ia tuju.

Kini ia duduk di bawah pohon rindang menatap langit- langit sore yang cukup indah, di lain sisi taman sore ini cukup ramai dengan pengunjung namun Lenora memilih bagian taman yang jarang di tempuh.

"Langitnya cantik yah"

Lenora yang mulai asik memakan telur gulung nya terperanjat kaget, ia menoleh pada asal suara mendapati seorang gadis berkulit putih pucat dengan gaun putih indah membalut tubuhnya.

"Iya, cantik, kek gue"

Lenora kembali memakan telur gulung nya, namun sedetik berikutnya kembali menatap gadis yang berada di sampingnya. Dengan wajah kebingungan Lenora menatap gadis tersebut dari ujung kepala hingga ujung kaki.

"Kenapa? Kaget? Sama, aku juga kaget"

Lenora menelan telur gulung nya dengan susah payah, gadis yang sekarang tersenyum lembut tersebut amat mirip dengan tubuh yang Lenora tempati, Lenora sangat yakin itu karna ia sudah hapal betul dengan tubuhnya yang sekarang.

Bedanya, gadis itu nampak pucat namun terlihat indah di bandingkan dengan Lenora yang amburadul.

"Siapa lo? Kembaran si Lenora??"

Gadis tersebut tertawa mendengar pertanyaan Lenora, "tidak, lebih tepatnya aku lah si Lenora itu" jawabnya setelah tertawa manja.

"Ha??"

Lenora benar- benar bodoh, gadis itu menatap kebingungan pada gadis di sampingnya.

"Panggil aja aku Nora, aku pemilik tubuh yang sekarang menjadi milik mu" jawab Nora, gadis berwajah pucat itu tersenyum menatap langit di tambah hembusan angin yang menerpa wajah cantiknya.

"Jadi.... Maksudnya gimana ini? Gue Lenora dan lo Lenora? Trus ngapain lo di situ? Kenapa gak ambil tubuh lo ini??" Tanya Lenora sedikit ngegas, membuat orang- orang yang kebetulan lewat menatap aneh gadis tersebut.

"Yah, kita sama- sama Lenora, aku juga bingung Len kenapa aku di sini, buka mata udah liat tubuh aku di isi jiwa asing"

Lenora menggaruk kepalanya bingung, niat ingin menenangkan pikiran dengan telur gulung dan es teh malah dapat beban pikiran baru.

"Di bilang mati tapi aku gak ke akhirat, di bilang masih hidup.... Aku seakan sudah tak terlihat dan tubuhku sudah di isi jiwa asing, aku juga bingung dengan apa yang terjadi, tak ada penjelasan atau apalah itu"

Lenora mendengarkan dengan seksama keluhan Nora, ia menyimpulkan bahwa gadis itu belum mengiklaskan tubuhnya pada Lenora. Lalu apa yang harus Lenora lakukan? Bunuh diri? Agar Lenora asli bisa kembali ke tubuhnya.

"Tapi Kamu tenang aja, aku gak niat ambil kembali tubuh aku kok.... Untuk sekarang aku hanya minta ke kamu buat kita sama- sama mencari tau dan mencari solusi dengan apa yang terjadi pada kita saat ini, lagian, tubuh aslimu udah hancur di makan buaya"

"Anggap aja kita adalah satu orang, huft aku juga suka dengan bentukan ku yang sekarang, aku bisa menatap Beno dari dekat tanpa sepengetahuannya, aku bisa menghilang, aku bebas"

Lenora mengangguk menyanggupi, "jadi gue masih di dunia yang sama?"  Tanya nya memastikan.

"Ya iyalah, lo mau liat sahabat lo? Dia sekarang jadi kalem banget, orang tua lo terpukul banget dan gebetan loo udah punya gebetan baru"

Lenora melotot mendengar pernyataan Nora,

"kok lo tau??" Tanya Lenora.

" aku gak mungkin ngebiatin tubuh ku di tempati orang sembarangan" jawab Nora tersenyum manis.

"Hah...udah dulu yah, keknya kamu udah di liatin orang- orang karna ngomong sendiri"

Lenora yang mendengar nya segera menatap sekitar, terkejut melihat beberapa orang yang memperhatikannya. Gadis itu kembali menoleh pada Nora namun sosok Nora telah menghilang entah kemana.

"Sialan"

Lenora yang tau jika orang- orang tersebut menatap aneh kepadanya memilih untuk mengemasi jajanannya dan beranjak pergi dari taman tersebut.









Vote comen banyak²

Lenora ( transmigrasi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang