10. Lenora

708 80 20
                                    

Lenora tersenyum menatap bangunan yang ada di hadapanya. Bangunan yang katanya adalah tempat di mana Kyle menunggu. Senang bukan karna ingin bertemu Kyle, namun ia senang akan menemukan si Man.

"Udah, kelamaan senyam senyum kamu, ayo cepat masuk"

Senyum Lenora hilang, gadis itu menatap kesal pada Nora yang lebih dulu terbang seperti biasanya.

"Nona Lenora??"

Lenora yang hendak masuk tiba-tiba tiba di datangi seorang wanita berpakaian formal. Gadis itu mengangguk sebagai jawaban.

"Silahkan nona, tuan Kyle telah menunggu di dalam.... Mari saya antar" 

Lenora mengangguk, mulai mengikuti wanita cantik tersebut memasuki restoran yang menjadi tempat Kyle menunggu calon istrinya....Lenora.

Gadis itu terus mengikuti wanita yang ada di hadapannya, hingga tibalah mereka di depan sebuah pintu yang sepertinya ini ruangan VVIP di restoran ini. Wanita tadi membuka pintu, dan terlihatlah seorang Kyle sedang duduk di sofa dengan sepuntung rokok di jemarinya.

Lenora yang melihat itu seketika menjadi gugup bukan main. Bayangkan saja, gadis SMP bertamu om- om di tempat yang tertutup di mana hanya ada dirinya dan om om tersebut.

"Hai" sapa Lenora, setelah wanita tadi menutup pintu, meninggalkan dirinya dan Kyle yang berada di ruangan yang sama.

"Duduk"

Lenora mengangguk kaku, segera duduk tepat di hadapan Kyle. Sementara itu si Nora?? Ah, gadis transparan itu kini tengah bersedekap dada, menatap intens pada Kyle tapay di samping Lenora.

"Jadi, anda telah mengubah keputusan anda?"

"Keputusan apaan?"

"Bukanya anda menolak saya sebelumnya??"

Lenora terdiam, ia kira Kyle tipe pria pendiam, irit bicara dan dingin seperti di novel- novel yang ia baca, namun nampaknya pria di hadapanya ini sedikit berbeda.

"Yaa kan mau nyobain aja dulu, siapa tau gue berubah pikiran" ucap Lenora bingung juga mau menjawab apa, sedangkan Nora malah diam tanpa mau membantu.

"Saya bukan bahan percobaan nona Lenora"

"Siapa yang bilang omnya bahan percobaan?? Gak gitu maksud gua" ucap Lenora ngegas, kesal juga lama-lama. Belum nikah saja sudah semenyabalkan ini, gimana kalo sudah nikah?

'demi misi' Lenora ia akan bertahan selagi ia kuat.

"Baiklah, jadi apa tujuan anda menemui saya??"

Hilang sudah rasa gugup Lenora, sekarang berganti rasa kesal bukan main pada pria dewasa tersebut.

"Gak ada sih, pendekatan?? Maybe"

"Saya sibuk, Jagan membuat waktu berharga saya" ucap Kyle menatap Lenora tanpa ekspresi.

"CK, kalo menurut om gue buang waktu, kenapa mau nikahin gue kalo gitu?" Lenora melipat tanganya di dada, membuang muka padahal berniat melihat Nora di sampingnya.

"Sabar, kalo gini gak akan bisa kita jalanin misi Len" ucap Nora menenangkan, gadis itu juga kesal namun saat ini misi mereka lebih penting.

Lenora mengangguk, gadis itu kembali menatap Kyle yang memilih diam menghisap rokoknya.

"Jika begitu apa mau anda? Belanja?"

Lenora menggeleng cepat, "ikut om kerja, boleh?" Ucap Lenora berubah lembut, menatap Kyle sambil mengedipkan matanya.

Kyle mematikan rokoknya, menatap Lenora yang nampak berbeda dari beberapa detik yang lalu. Pria itu kemudian menatap jam tanganya, lalu kembali menatap Lenora dan mengangguk.

Lenora ( transmigrasi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang