3. Lenora

2.6K 203 10
                                    

Setelah di pikir- pikir, akhirnya Lenora mengambil kesimpulan bahwa alasanya masuk ke tubuh gadis ini adalah untuk mengubah takdir gadis ini, mungkin.

Namun jika benar, mungkinkah Lenora akan lansung ke akhirat setelah misinya tuntas?? Lenora menggeleng, jika memang benar ia tak akan melaksanakan 'misi' tersebut, ia masih ingin hidup, ia belum merasakan memiliki suami, belum merasakan lulus SMA, belum merasakan kuliah.

Lenora menggeleng untuk kesekian kalinya, ia melamun sambil berjalan tak tentu arah mengelilingi sekolah si Lenora asli. Tak sadar sedari tadi menjadi pusat perhatian siswa- siswi yang ia lewati.

Berita tentang keberaniannya mengungkapkan perasaan pada Beno mungkin sudah menyebar ke seantero sekolah, namun Lenora sama sekali tak memperdulikannya, ia yang sekarang memegang kendali tubuh gadis ini bersikap biasa saja seolah tak peduli dengan tatapan serta ejekan yang di layangkan pada siswa di sepanjang koridor.

Otaknya sedang memikirkan nasib hidupnya, di tambah dengan memikirkan di mana letak kelas Lenora yang asli. Jujur saja ia mengelilingi koridor sekolah bukan tanpa alasan, Lenora sedang mencari kelasnya.

"Len, lo mau ke mana?"

Lenora terkejut saat merasakan tepukan di bahunya, ia berbalik mendapati Kiky menatap penuh tanya pada dirinya.

"cari angin" jawab Lenora seadanya, tak mungkin juga ia jawab sedang mencari kelasnya.

Kiky yang melihat tingkah aneh Lenora menggaruk kepalanya bingung.

"Kok lo beda?"

Lenora kembali menatap Kiky, "beda gimana? Tambah cantik yah? Makasih, yuk ke kelas" ucap lenora hendak melanjutkan kembali langkahnya.

"Tapi kelas kita gak arah sana Len"

Langkah Lenora terhenti, ia berbalik menatap Kiky yang semakin menatap aneh ke arahnya.

"Oh gue lupa, maklum abis di lamar cha eunwoo jadi gini deh, yuk arah mana kelasnya?"

Kiky masih merasa aneh dengan tingkah Lenora, namun ia memilih untuk diam dan melangkah lebih dulu dibikuti dengan Lenora di belakangnya.

....


"Gimana rasanya di tolak Beno?? "

Lenora yang baru duduk di bangku nya tersentak kaget saat seseorang berbisik di belakangnya, gadis itu berbalik mendapati sosok gadis cantik namun sayangnya tak berpenampilan sesuai umurnya. Sedikit make up di wajahnya serta seragam yang mengetat.

"Si.... Biasa aja, sakit dikit gak ngaruh" jawab Lenora menghentikan niatnya yang ingin menanyakan siapa gadis tersebut.

"Ohh, udah berani ngejawab lo yahh"

Lenora mengerjakan pelan, ia memang begini, jika ada yang nanyak yah jawab kalo gak nanyak barulah ia tak akan menjawab. Ada apa dengan gadis ini? Apa dia termasuk ani- ani pecinta Beno?

"Gak boleh gitu Selena, Walau Lenora di tolak tapi dia gak akan nyerah kok buat dapetin Beno"

Kiky yang duduk di samping Lenora segera menghentikan Selena yang nampaknya mulai ingin membully Lenora yang diam saja.

Lenora menatap bingung ke arah Kiky, dia tak pernah mengatakan begitu, ia bahkan lupa dengan wajah si Beno itu.

Lenora tak tertarik dengan percintaan untuk sekarang, apalagi bersama si Beno. Untuk sekarang ia ingin fokus menikmati hidup serta mencari alasan di balik semua yang terjadi padanya.

"Lo!!"

Suasana memanas, gadis yang di panggil Selena itu nampak mulai emosi, Lenora menTap tertarik pada dya orang yang kini saling tatap dengan tatapan tajam. Jika tau akan terjadi pertempuran begini Lenora pasti akan menyiapkan popcorn atau cemilan, pasti seru.

"Ck, kalo aja lo gak di lindungin ama Beno, udah habis lo"

Selena menghempaskan cekalan Kiky, dengan wajah kesal melangkah ke bangkunya.

Lenora mendesah kecil, ia hampir saja menyaksikan adegan seperti di novel- novel dan film secara nyata.

"Kenapa? Lo cemburu yah Beno ngelindungin gue? Sorry yah Len, kita emang sahabat dari kecil, Beno emang dari dulu ngelindungin gue dari orang-orang orang kek Selena"

Lenora mengerutkan kening, ia tak bertanya dan tak mau tau. Lagipula siapa yang cemburu? Lenora bahkan tak peduli. Ia merasa Kiky ini agak laen.

"Santai aja, pacar gue lebih ganteng dari si Beno itu, dan perlu lo tau, gue gak selera ama si Beno, selera gue om- om tampan, tajir, sexy uhhh" ucap Lenora mengarang v panjang lebar, sebenarnya ia pernah menyukai kakak kelasnya saat berada di tubuhnya dulu, dan seleranya bukanlah om- om.

Ia sengaja berbohong agar Kiky tak lagi mengungkit si Beno ketika berbicara dengannya.

"Hah!! lo pacaran sama om- om? Sejak kapan Len"

Lenora tak habis pikir dengan gadis bernama Kiky ini, tak bisakah ia menekankan suaranya dan malah bertanya dengan berteriak. Semua orang di kelas menatap ke arahnya, Lenora memutar bola matanya malas.

Lenora memilih untuk tak menanggapi, ia memperbaiki posisi duduknya bersiap menunggu guru untuk masuk. Meladeni Kiky nampaknya akan menjadi salah satu hal menyebalkan baginya.

"Len, kok lo gak jawab sih? Kok lo berubah gini sih? Gue salah apa sama lo?? "

Kiky menggoyang- goyangkan lengan lenora, mata gadis itu berkaca- kaca, merasa amat sedih melihat perubahan sahabatnya tersebut.

Sedangkan lenora... Gadis itu tetap diam mau sekuat apapun Kiky menggoyangkan tubuhnya. Dirinya terlalu malas untuk hanya menanggapi gadis tersebut. Yang lenora lakukan hanya diam memejamkan mata, menikmati walaunitu tidaklah nikmat sama sekali.

Tiba-tiba Kiky menghentikan aksinya, Lenora membuka matanya menoleh pada Kiky yang kini sudah banjir air mata, namun bukan itu saja. Di samping gadis itu ternyata ada si Beno yang sedang menatap tajam ke arah Lenora.

Lenora berdecak, "apa? " tanya nya tak santai.

"Gue tau lo marah sama gue karna nolak lo, tapi jangan lampiasin ke Kiky juga, Len"

Lenora tertawa mendengar tuduhan yang di layangkan Beno, "siapa yang marah? Siapa yang nge lampiasin? Gue gak ngapa- ngapain tuh" ucapnya santai.

"Lo.... "

"Udah Ben, Lenora gak ngapa- ngapain gue kok, gue cuma nangis karna dia cuekin gue"

"Tapi Ky.... "

"Udah sana ke kelas lo"

Kiky mendorong Beno keluar dari kelasnya, setelahnya kembali ke bangkunya tepat di samping Lenora.

Gadis itu menatap Lenora yang terlihat gak peduli, biasanya Lenora akan selalu membujuknya jika Kiky sedang sedih, namun kali ini, mata Kiky yang sudah memerah pun Lenora nampak tak peduli padanya.

"Len, gue salah apa? Please jangan giniin gue dong" ucap kiky, suaranya kembali bergetar hendak menangis.

Lenora yang menyadarinya berdecak kesal, ia bingung kenapa Lenora asli mau berteman dengan gadis seperti Kiky ini.

"Kiky imut, cantik, manis, gue gak papa kok, cuman lagi pucing aja udah yahhh biarin gue hidup tenang dulu yah"

Kiky menghapus air matanya yang mulai mengalir, "beneran? Lo gak kesal karna gue kan? Please jangan cuekin gue yah Len, gue gak bisa" ucap Kiky menggandeng lengan Lenora sebelum akhirnya menyandarkan kepalanya.

Lenora pasrah, bel masuk yang mungkin sebentar lagi, mungkin bisa menyelamatkannya.
















Vote comen gaesss

Gimana? Mending ini atau cerita yang sebelumnya?

Lenora ( transmigrasi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang