🥜 Menerima kehadirannya ✔

705 29 0
                                    


Halooo, selamat datang kembali di cerita 'Mengalah? Gak papa'. Sudah baca part Anak bungsu kan? belum nih? Pasti sudahlah ya? Oke, itu saja kalimat pertama dari saya.
Happy Reading😆

.
.
.
.
.
.
.

Meskipun kecewa, nyatanya kembalinya masih diterima










Malam yang gelap dengan angin yang dapat menusuk tubuh nyatanya tidak membuat seorang gadis beranjak dari balkon kamarnya. Jangankan beranjak, sekedar merapatkan jaket yang ia gunakan saja tidak.

Ia membiarkan jaket itu terombang-ambing diterpa angin kecil yang lewat. Tidak dingin, tapi itu membuatnya tenang dan sedikit membuatnya melupakan kejadian hari ini.

Malam ini langit tampak sedikit murung. Meskipun gelap, Ia tetap bisa menyimpulkan karena cahaya langit tak secerah biasanya.

Tok. Tok. Tok

Bunyi ketukan pintu membuatnya menoleh, ia tetap tidak beranjak hanya berkata "Masuk" lalu kembali ke tatapan semula

"Maaf"

Cilla masih dengan tatapannya meskipun sudah mendengar kata itu. Ia tahu itu siapa, tapi entah kenapa ia masih enggan untuk sekedar menoleh.

Tak mendengar jawaban dari gadis didepannya, ia kembali berkata "Maafin kakak, Cilla"

Cilla masih diam sampai ekor matanya menangkap Leno sudah berada disampingnya. "Maaf untuk?"

"Kejadian tadi"

Leno memberanikan meraih pundak Cilla supaya menatapnya karena sang empu sama sekali tidak menoleh.

"Kamu sedih?"

Cilla menggeleng "Sudah biasa"

"Kamu marah?"

Cilla menggeleng "Sudah biasa"

"Kamu kecewa?"

Cilla mengangguk "Tapi sudah biasa"

Leno menghela napas dalam dan menarik Cilla kedalam pelukannya. Cilla diam namun tak hayal membalas pelukan Leno.

"Maaf" ucap Leno berbisik tepat ditelinga Cilla

Cilla menangis, jujur ia tak mampu mendengar ucapan Leno yang lirih. Leno tahu Cilla menangis, tapi ia diam dan memilih mengelus kepala Cilla pelan.

Cilla melepas pelukan dan segera menghapus air matanya.

"Kakak mau dengar Cilla sedikit?" ucap Cilla tersenyum simpul. Leno menanggapi dengan anggukan kepala

"Kakak kalau capek peluk Cilla aja ya, jangan marahin Cilla, Cilla takut. Kakak kalau memang mau marah, jangan di depan banyak orang. Jangan rendahin diri kakak dengan memperlihatkan amarah, lebih baik datang ke Cilla lalu tampar aja. Hehe" ucap Cilla terkekeh pelan diakhir kalimat

Leno diam dan hanya tersenyum tipis. Napasnya seperti tercekat saat mendengar kalimat terakhir dari Cilla.

"Cilla mau tidur" ucap Cilla tersenyum. Sehabis menangis membuatnya mengantuk

"Sudah sholat?"

"Sudah"

"Kamu langsung tidur aja, biar kakak yang menutup jendela" ucap Leno dan diangguki oleh Cilla.

Cilla segera menarik selimut dan merebahkan tubuhnya. "Kakak nggak tidur?" tanya Cilla melihat Leno malah duduk di kasur lantai setelah menutup jendela

"Nunggu kamu tidur, baru kakak tidur" ucap Leno

Cilla tersenyum dan mengangguk, dirinya senang malam ini. Tak lama dengkuran halus terdengar, dan itu membuat Leno tersenyum.

"Cepet banget tidurnya" Leno terkekeh pelan kemudian mencium kening Cilla

"Sweet dream princess kakak"


___




Hari terakhir classmeet diisi dengan penampilan dari semua kelas. Mereka diberi kebebasan untuk memilih mau menampilkan apa untuk hari ini. Namun semua itu pasti tidak terlepas dari tarian, drama, dan musik.

Mengapa hari terakhir, karena classmeet hanya diadakan selama tiga hari. Untuk hari kamis nanti akan ada free class yang diisi bersih-bersih sebelum menerima raport pada hari Jum'at.

Istirahat, Cilla sendirian lagi karena Sasa ada rapat diruang PMR. Ia kembali duduk diayunan taman belakang, namun hari ini suasana cukup ramai karena banyak siswa-siswi.

Cilla menggerakkan ayunannya, sepertinya taman belakang akan menjadi salah satu tempat favoritnya saat disekolah.

Bayangkan saja ada kolam ikan, ayunan, air mancur, tempat duduk yang terdapat payung dan lain lagi. Disana juga tidak terlalu panas karena matahari sedikit demi sedikit sering tertutup pohon-pohon.

"Dorr"

"Astaghfirullah"

Cilla menoleh kebelakang untuk melihat siapa yang sudah berani mengagetkannya. Kalau Sasa, siap-siap saja akan ia cubit nanti.

"Hallo unyil"

Begitu melihat orang tersebut, gagal sudah rencana akan mencubit. Karena itu bukan Sasa.

"Hay bang, nggak kekantin?" sapa Cilla kembali

"Malas, ohya. Besok Jum'at raport diambil orang tua" ucap Leno memberi jawaban dan memberitahukan informasi

"Ohya? Abang tahu dari mana?" tanya Cilla terkejut pasalnya belum ada informasi dari wali kelasnya

"Dari mama" jawab Leno santai

Cilla mengangguk, dirinya sadar kan mama Vitore adalah Guru. Maklum jalur orang dalam, sedikit info langsung tersampaikan.

"Biasanya gimana kalau yang ambil raport orang tua?" tanya Vitore sambil duduk di ayunan samping Cilla

"Biasanya sih raport aku yang ambil Pak Jaki, soalnya Bunda ambil punya kak Disa dan Ayah ambil punya kak Leno" jawab Cilla tersenyum

"Nggak papa emang?"

"Nggak papa lah, aku senang Pak Jaki yang ambil raport aku. Pasti setiap sudah diambil, aku selalu diberi coklat sebagai hadiah karena nilai aku tinggi" ucap Cilla terkekeh mengingat kejadian lalu yang menurutnya berharga

"Berarti Jum'at besok yang ambil Pak Jaki?"

Cilla berpikir dan mengingat sesuatu "Semoga saja, soalnya Pak Jaki sakit beberapa hari ini"

"Abang yang ambil raport siapa?" tanya Cilla mengalihkan pembicaraan

"Biasanya papa, soalnya mama jadi wali kelas" jawab Leno seadanya

"Apa raport kamu diambil sama bang Deri aja?" saran Leno

Cilla menggeleng, dirinya tahu siapa orang yang disebut Vitore sebagai bang Deri. Naderi Darha, kakak laki-laki dari Vitore.

"Bang Deri sibuk kerja, Cilla nggak mau ganggu. Mending minta tolong sama Mbak Nadin aja" tolak Cilla halus













Sampai jumpa di part selanjutnya. Saya ucapkan terima kasih telah bergabung di cerita 'Mengalah? Gak papa'

Semoga kita bisa bersilaturahmi disini.

Dukung penulis dengan memberikan Vote dan Follow juga.

Mengalah? Gak papa (END)✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang