🥜 Mereka banyak ✔

804 27 2
                                    

Halooo, selamat datang kembali di cerita 'Mengalah? Gak papa'. Sudah baca part minta dijodohkan? belum nih? Pasti sudahlah ya? Oke, itu saja kalimat pertama dari saya.
Happy Reading😆

.
.
.
.
.
.
.


Berat ya kalau saingannya
orang terdekat sendiri











Argh

"Pasti orang yang dicintai kak Zeyn itu Cilla. KENAPA? Kenapa harus Cilla yang mendapat bahagianya" teriak Disa marah tak terima dengan keputusan yang telah diberikan dari pihak Zeyn

Flasback on.

Pagi-pagi setelah sarapan, ayah Zero meminta kepada Disa untuk jangan beranjak dari tempat duduk dulu. Ada hal penting yang akan beliau sampaikan.
Itu tentang perjodohan yang diminta Disa.

Disa sangat antusias akan mendengarnya, dia sudah percaya diri akan penerimaan dari Zeyn. Siapa yang mau menolaknya, secara dia cantik, keluarganya kaya, soal pelajaran nggak lemah-lemah amat.

"Kemarin malam pak Feri telpon jika tentang perjodohan ini-

"Pasti diterima kan Yah? Siapa yang mau menolak anak Ayah yang cantik ini" celetuk Disa memotong pembicaraan ayahnya

Ayah tersenyum simpul "Zeyn menolaknya" ucap beliau

"Hah" ujar Disa seolah tak percaya dengan apa yang ia dengar

"Dia belum siap, dia belum ingin mengikat siapapun" ujar ayah lirih

"Disa ke kamar"

Kalimat singkat itu menutup percakapan mereka, Disa berlalu menuju kamarnya.

Flasback off.

"Kenapa kebahagiaan gue selalu direbut Cilla. KENAPA?" teriaknya tanpa takut siapapun mendengar, karena kamarnya kedap suara

"Gue harus bisa dapetin kak Zeyn" tekannya

___
London

Malam yang indah untuk menikmati indahnya kota. Malam ini Cilla izin untuk keluar jalan-jalan dengan pak
supir yang menemaninya. Ia tidak berhenti di satu titik karena memang dari awal hanya akan berkeliling kota tanpa henti.

Lampu menghiasi gedung-gedung yang menjulang tinggi. Lampu jalanan juga ramai. Kendaraan tak banyak, karena kebanyakan jalan kaki. Asik melihat pemandangan indahnya kota, tiba-tiba terlintas perkataan Disa.

Flasback on.

Siang hari yang panas Cilla gunakan untuk ke taman belakang rumah pamannya. Di sana ia menyeburkan jari-jemari kakinya sembari duduk di tepi kolam. Ia sendirian, karena paman, dan para abangnya itu kerja. Sedangkan bibinya ada pertemuan dengan teman-temannya.

Mulutnya bersenandung kecil mengikuti music yang ia putar. Ia tak menghafalnya, yang ia ketahui hanya bagian reff saja.

Dringgg.

Musicnya berhenti dan handphonenya berdering yang menandakan ada telepon masuk. Ia melirik log name yang tertera. Ternyata itu kakak perempuannya.

Kemudian ia mengusap tanda hijau di layar handphone.

"Assalamualaikum kak" salam Cilla terlebih dahulu

Mengalah? Gak papa (END)✔Where stories live. Discover now