🥜 Kenapa mukanya? ✔

723 28 0
                                    

Halooo, selamat datang kembali di cerita 'Mengalah? Gak papa'. Sudah baca part egois belum nih? Pasti sudahlah ya? Oke, itu saja kalimat pertama dari saya.
Happy Reading😆
.
.
.
.
.
.
.





Mau marah tapi bukan
siapa-siapa










Tak terasa sudah 3 bulan Cilla bersekolah di Greatest School. Hubungannya dengan teman-teman satu kelas dan hampir satu angkatan pun sudah akrab. Ternyata mereka asik dan baik.

Untuk angkatan kelas 10 dan kelas 11 cuti dalam 2 minggu karena kelas 12 ada ujian sekolah. Agendanya setelah 2 minggu cuti, kelas itu pun langsung melaksanakan ujian akhir semester genap atau ujian penilaian akhir semester.

Kini liburan mereka tinggal beberapa hari lagi yang artinya beberapa hari lagi mereka berjuang untuk kenaikan kelas.

Jika di sini baru ujian, di Indonesia tepatnya di SMK 2 Nabastala sudah memasuki hari perpisahan kelas 12. Sesuai ketentuan sebelumnya, para siswa-siswi kelas 10 pun harus memberikan bingkisan untuk mantan kakak pembimbing mereka. Cilla baru mengetahuinya dari akun instagram resmi sekolah dan beberapa info dari Sasa (sahabatnya di Indonesia).

Cilla yang gabut pun hanya scroll media sosial yang sering ia mainkan. Terlintas pikiran untuk kepo akun-akun orang terdekatnya, terutama para saudaranya yang sudah lama tak bertemu.

Pertama akun kakak perempuannya, Disa.

Akun itu tidak privat, di sana matanya membulat sempurna melihat postingan Disa dengan tiga keluarga yang sepertinya saat, bakar-bakar? Postingan itu ternyata sudah 2 bulan yang lalu. Slide demi slide dirinya kunjungi, sampai di akhir slide membuat dirinya syok.

"Dari banyaknya foto kenapa yang di zoom kak Disa sama kak Zeyn?" gumamnya lirih "Kenapa coba harus di zoom, biar apa. Biar terkenal? Iya" lanjutnya sebal

Dirinya tak mengerti, kenapa jika dia sudah mulai ada rasa harus saingan sama kakaknya sendiri? Eh-

Ke atas, ke atas dan

"Hah! Itu bukannya bingkisan yang aku titipkan ke paman bodyguard? Kok bisa di kak Disa?" tanyanya pada diri sendiri

Dirinya ingat betul bahwa kado itu yang ia titipkan ke paman bodyguard yang mengantarnya dulu. Meskipun jika mungkin di titipkan ke Disa tapi namanya tetap dia kan? Rasanya seperti devaju

"Kebetulan banget, baru juga diomongin" gumam Cilla menatap layar handphonenya yang menerima panggilan

Paman bodyguard

"Assalamualaikum paman" sapa Cilla mengangkat telponnya

"Waalaikumusalam nona, saya cuma mau ngabarin jika kado yang nona titipkan ke saya waktu itu saya titipkan ke nona Disa" jawab paman bodyguard

"Kenapa harus ke kak Disa, kenapa paman tidak langsung memberikannya" gumam Cilla lirih, jujur dirinya takut hal sama terulang kembali

"Maaf nona, tapi nona Disa yang kekeh mau memberikan. Jadi saya mau nolak sungkan. Ohya, saya telpon karena saat Zeyn saya tanya apakah hadiah dari nona sudah diterima apa belum. Zeyn jawabnya belum, terus saya tanya nona Disa katanya sudah. Terus ini saya mau ngabarin nona" jelas paman bodyguard panjang lebar

Cilla menghela napas panjang, instingnya melesat tepat. Hal itu kembali terulang.

"Yasudah paman, nanti Cilla titip kadonya lagi dan kali ini tolong jangan kasih tau siapa-siapa." ucap Cilla

Mengalah? Gak papa (END)✔Where stories live. Discover now