02. Hal baru

2K 291 12
                                    

- Happy Reading -

.
.
.

Harisdar Kivandra, kakak laki-laki dari Ibu Lian. Tengah berdiri di dekat Mobil menunggu Lian yang sedang mengunci pintu rumahnya.

Haris segera membukakan pintu Mobil depan, saat Lian berjalan menghampiri dengan membawa tas punggung dalam pelukan.

Pikiran Lian kacau. Setelah menguburkan Reri di belakang rumah dengan ditemani Haris tadi, Lian tanpa pikir panjang langsung mengiyakan ajakan untuk pindah ke Mansion sang Paman saat ini juga.

Lian hanya membawa beberapa barang yang benar-benar penting, karena Haris mengatakan semua keperluannya telah di siapkan. Dan untuk rumah peninggalan kedua orang tua Lian ini, nantinya akan dijaga dan diurus oleh orang suruhan Haris.

"Terimakasih, Paman." cicit Lian. Haris hanya mengangguk, sebelum kembali menutup pintu Mobil.

Selama perjalanan, tak ada percakapan diantara keduanya. Lian yang terus menatap keluar jendela, dan Haris yang hanya fokus menyetir dalam diam.

Tadi, Haris juga meminta Lian untuk berhenti bekerja. Tapi Lian menolak dan hanya setuju untuk mengambil cuti selama beberapa hari.

•••••••

"Masuk."

Lian tersentak dari kekagumannya. Ia menunduk, menatap tangan besar Haris yang menariknya masuk kedalam Mansion besar yang begitu megah.

Tangan Lian yang satunya memegang tali tas dengan gugup. Bola matanya meliar menatap sekitar dengan berbinar.

"Siapa dia?"

Lian sedikit menegang, saat suara berat dari seorang pemuda langsung menyambut kedatangan mereka.

"Adik sepupumu, mulai saat ini dia akan tinggal bersama kita." Haris menarik Lian mendekati putra pertamanya yang tengah duduk di sofa.

Agam Kivandra, putra pertama Haris sekaligus pewaris utama, yang kini juga telah ikut memiliki tanggung jawab atas perusahaan.

Saat telah sampai di hadapan Agam, Haris melepaskan genggamannya dari tangan Lian. "Bawa dia ke kamar di sebelah kamarmu, Ayah harus kembali ke perusahaan."

Agam hanya berdehem malas, menatap Lian datar sebelum beranjak berdiri. Sedangkan Lian, anak itu menatap punggung Haris yang langsung pergi begitu saja.

"Nama?"

Lian segera menoleh. "Lian." jawabnya pelan.

Agam tak merespon, kaki jenjangnya langsung melangkah menuju kearah Lift. Membuat Lian yang melihatnya menarik nafas gugup. Apa anak sang Paman menolak kehadirannya?

Agam yang merasa Lian tak mengikuti, langsung berhenti melangkah. "Apa yang kau tunggu?" dinginnya menatap Lian.

"A-ah." Lian segera menghampiri Agam dengan gelagapan.

Agam berdecih sinis, saat ekor matanya tak sengaja melihat pada tangan mungil Lian yang saling meremas kuat.

Tanpa kata, Agam segera menekan tombol Lift, membuat Lian seketika kembali berbinar. Sebelumnya Lian tidak pernah menaiki Lift.

•••••••

Bibir mungil Lian sedikit terbuka, saat Agam membukakan pintu kamar yang mulai saat ini akan di tempati olehnya.

"Jika lapar minta Maid untuk membuatkanmu makanan." ujar Agam tanpa menatap Lian, kemudian langsung melangkah pergi dari sana.

Lian mengerjap. "Baik sekali." ucapnya polos.

Perlahan, Lian semakin membuka lebar pintu kamar berwarna coklat di dihadapannya.

"Hebat." gumam Lian, segera melangkah masuk tanpa sadar.

Bola mata Lian meliar, menatap kagum sekitar kamar yang di dominasi oleh warna putih dan emas. Begitu luas dan mewah.

"Andai Reri masih ada." gumam Lian lirih. Ia berjalan kearah kasur king size disana, meletakkan tasnya dan mulai melepas sepatu hingga menyisakan kaus kaki warna putih.

"Hah~" Lian segera menaiki kasur, merebahkan tubuh mungilnya dengan mata terpejam.

Lian menepuk-nepuk kasur yang terasa sangat empuk, rasanya begitu nyaman hingga membuat Lian mengantuk.

Lama terdiam tanpa pergerakan, Lian kembali membuka matanya dengan pandangan yang berubah sendu.

"Kenapa aku tidak tahu kalau Bunda berasal dari keluarga kalangan atas." gumam Lian menatap langit-langit kamar.

Lian memiringkan tubuh, menatap jendela balkon kamar yang menampilkan pemandangan taman bunga dengan beberapa sungai buatan.

Terlalu mengagumi pemandangan yang begitu memanjakan mata, Lian sampai tidak sadar jika ada seseorang yang memperhatikan dari celah pintu kamar yang sedikit terbuka.

"Apa yang kau lakukan disini?"

Lian segera bangkit dengan sedikit tersentak. Saat ia menoleh ke asal suara, pupil matanya langsung membulat sempurna, melihat kehadiran seorang pemuda yang kini bersedekap dada diambang pintu kamar.

Dia ketua osis di sekolah Lian!

TBC
_

ada kesalahan dalam nama hamster Lian, mohon di maapkan.

babay ~

Lonesome Kde žijí příběhy. Začni objevovat