05. Kebenaran

2.9K 334 17
                                    

Happy Reading

.
.
.

"Kau tidak bilang jika kau selalu ditindas oleh anak sekolah." Harsa saat ini tengah duduk di UKS mengobati Lian. Anak itu terlihat sangat berantakan. Harsa juga memerintahkan Agam untuk membawakan seragam baru untuk Lian.

Pintu UKS terbuka, menampakan Agam dengan wajah kesal nya. Ia melemparkan baju seragam tersebut hingga mengenai wajah Lian yang masih diobati oleh Harsa. Harsa yang tidak sempat menangkis pun menatap datar kearah Agam.

"Mata mu buta hingga tidak melihat wajah nya yang terluka? Kau melemparkan nya seenak jidat mu, Agam." Lian hanya menunduk diam. Ia takut jika Agam dan Harsa berkelahi hanya karena dirinya.

"Lian tidak apa-apa. Eum, Tuan Agam terimakasih telah membawakan Lian baju baru. Eum, Tuan-"

"Kau seorang bawahan sehingga memanggil Agam dengan sebutan 'Tuan?" Tanya Harsa, nada marah nya terdengar begitu jelas. Bahkan Agam sendiri sedikit merinding mendengar nya.

"Maaf." Cicit Lian. Harsa memejamkan mata nya kala merasa dirinya terbawa emosi. Melirik kearah Agam yang masih berdiri didepan pintu UKS, mengkode agar sang adik pergi keluar, Agam hanya memutar bola mata nya malas kemudian pergi.

"Angkat kepala mu Lian, saat ini kau sudah menyandang marga Kivandra." Ucap Harsa dengan tegas membuat Lian mengangkat kepala nya. Matanya bertubrukan dengan mata tajam milik Harsa membuat Lian langsung mengalihkan pandangan nya.

"Mulai sekarang kau adalah anggota keluarga Kivandra, siapa pun yang memandang mu rendah kau harus melawan nya sendiri. Jangan pernah mau dianggap lemah, Killian Kivandra."

•••••

Selepas pulang sekolah tadi, Harsa duduk diruang tamu hingga jam sepuluh malam hanya untuk menunggu sang Ayah pulang. Beberapa kali Harsa mengecek jam di pergelangan tangan nya. Setelah lama menunggu, pintu Mansion terbuka menampakkan Harisdar yang baru saja kembali sari bekerja dengan wajah lelah.

"Ayah, Harsa ingin membicarakan sesuatu." Harisdar berhenti melangkah dan berdiam diri sebentar sebelum akhirnya menyahut.

"Harsa, kamu tahu ayah baru pulang dari bekerja. Bisakah kamu bicarakan ini besok pagi?" Harisdar berusaha tenang walaupun sedikit kesal.

"Hanya sebentar. Harsa ingin meminta izin agar mengubah nama Lian agar memakai marga Kivandra." Ucap Harsa membuat Harisdar sedikit bingung.

"Mengapa kamu sampai memikirkan hal itu? Dia sudah menyandang marga penipu itu untuk apa mengubahnya?" Tanya Harisdar dengan sedikit emosi.

"Ayah, Bibi adalah adik Ayah yang juga menyandang marga Kivandra." Harsa berucap untuk mengingatkan sang Ayah jika Ibu Lian adalah adik kandung Harisdar. Karena tidak mendapatkan restu untuk menikahi pria yang ia cintai membuat Ibu Lian rela pergi dari keluarga nya hanya untuk menempuh hidup baru.

"Dia sudah bukan anggota keluarga lagi sejak dia pergi meninggalkan rumah ini." Harisdar berucap, ia menaiki tangga berniat pergi ke kamar tanpa ingin memperpanjang masalah.

"Jika bibi bukanlah anggota keluarga lagi, lalu mengapa Ayah mau membawa Lian yang notabene nya adalah anak bibi dan pria itu?"

"Berhenti membahas anak haram itu Harsa!"

"HARSA!" Lian dengan tidak sengaja berteriak kala Harisdar melemparkan tas nya dan mengenai wajah Harsa. Dan hal itu sial nya membuat ia jadi ketahuan sudah menguping sedari tadi. Harsa menatap kearah Lian yang bersembunyi dibalik lemari kaca. Ia menatap takut kearah Harisdar yang memandang nya dengan tajam.

"Saya membawa nya ke sini hanya untuk sebuah formalitas. Untuk apa kamu menaruh simpati pada anak haram seperti dia? Bahkan dia tidak pantas untuk menyandang marga Kivandra dibelakang nama nya."

TBC
_

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Feb 24 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Lonesome Where stories live. Discover now