03. Perhatian kecil dari Harsa

2.1K 290 7
                                    

Happy Reading
.
.
.

Lian terlihat terkejut kala seseorang yang ia kenal disekolah kini berdiri tepat didepan nya dengan raut wajah yang datar seperti biasa. Harsa Kivandra, seorang osis disekolah yang terkenal karena popularitas nya sebagai anak berprestasi. Lian bingung harus memberikan reaksi seperti apa terhadap Harsa.

"Kau bisu hingga tidak bisa menjawab pertanyaan ku?" Harsa kembali membuka suara kala melihat Lian yang hanya diam menatap nya dengan bola mata nya yang begitu indah. Harsa akui ia menyukai bagaimana cara Lian memandang nya.

"Eum, paman mengajak ku untuk tinggal disini karena sudah diberikan amanat oleh mendiang Ibu." Jawab Lian, ia menautkan kedua tangan nya dengan gugup sambil menundukkan kepala kala tatapan Harsa semakin mengintimidasi.

"Sebutkan nama panjang mu." Lian lantas mengangkat wajah nya dan bersitatap dengan Harsa sebelum akhirnya memutuskan kontak.

"Killian Zephyr." Jawab Lian membuat Harsa mengangkat satu alis nya bingung.

"Kau bilang Ibu mu adalah adik Ayah ku, lalu mengapa kau tidak menggunakan marga Kivandra?" Tanya Harsa yang Lian sendiri tidak tau jawabannya.

"Jika nanti ada yang bertanya nama panjang mu, ganti marga Zephyr menjadi Kivandra. Killian Kivandra."

•••••••

Lian menatap takjub pada meja makan yang kini sudah tersusun rapi berbagai hidangan mewah. Beberapa pertanyaan muncul diotak Lian dengan sendirinya. Apakah orang kaya memang selalu makan dengan porsi sebanyak ini? Pikir nya.

Agam mendecih pelan melihat Lian yang hanya diam menatap takjub pada makanan dihadapan nya tanpa berniat menyentuh makanan tersebut. Menurut Agam, reaksi Lian terlalu berlebihan. Tapi bagi Lian yang terbiasa hidup dengan hanya makan nasi putih dan telor dadar, ini semua adalah hal yang memang pantas untuk membuat nya takjub.

"Makanan akan dingin jika kau hanya memandang nya seperti orang bodoh." Lian terkejut kala sendok berisikan makanan tersodor kearah nya membuat Lian mau tak mau harus melahap nya.

Lian, Agam serta Harisdar menatap Harsa dengan pandangan bingung. Harsa tepikal laki-laki yang tidak peduli dengan sekitar nya, berbeda dengan Agam yang selalu menggerutu bahkan untuk hal sekecil semut.

"Ada yang aneh pada wajah ku, ayah?" Tanya Harsa kala Harisdar menatap nya tidak seperti biasanya.

"Tidak ada, hanya saja kau bersikap aneh hari ini." Jawab Harisdar kemudian melanjutkan makan nya.

Sedangkan Lian menundukkan kepada nya takut serta malu. Agam yang melihat itu sedikit geram karena sikap Lian yang terlalu berlebihan. Ia sedikit membanting sendok kemudian bangkit dari kursi dan disusul oleh Harisdar dan hanya tersisa Lian dan Harsa saja.

Harsa terlihat tidak memperdulikan kedua orang tersebut dan tetap makan dengan lahap. Ia melirik kearah Lian yang diam menatap makanan nya, anak itu hanya makan sesuap yang tadi disuapkan oleh Harsa. Ia kemudian turun dari kursi dan meninggalkan Harsa seorang diri dimeja makan.

•••••••••••

Lian memasang sepatu milik nya dengan tergesa-gesa, pasal nya ini sudah jam tujuh lewat. Kala Lian ingin berlari, pergelangan tangan nya dicekal oleh seseorang membuat nya mau tak mau menoleh kebelakang dan mendapati Harsa yang sudah rapi dengan pakaian sekolah nya. Name tag laki-laki itu terpasang rapi dibaju nya, pakaian yang bersih dan sepatu putih yang mahal. Sangat jauh berbeda dengan Lian.

"Berangkat bersama, kau tidak akan sampai disekolah dalam waktu 10 menit hanya dengan berlari." Belum sempat Lian menjawab, Harsa lebih dulu menarik tangan anak itu dan memaksa nya masuk kedalam mobil.

"Mobil Harsa nanti akan kotor karena sepatu ku yang sedikit kotor akibat tanah becek." Liat menatap sepatu nya yang benar-benar sudah kotor dengan banyak nya bercak tanah. Bahkan pinggiran sepatu itu sedikit terbuka akibat lem nya yang sudah tidak berguna.

"Mobil nya masih bisa dibersihkan, jangan beralasan apapun."  Harsa berucap membuat Lian tidak berani menjawab lagi. Disepanjang jalan ia hanya diam dan memperhatikan lalu lintas. Jadi seperti ini rasanya naik mobil mewah, pikir Lian.

Tak butuh waktu lama hingga keduanya sampai disekolah tepat waktu. Lian menyiapkan diri, ia takut jika para pembully disekolah akan membully dirinya karena pagi ini berangkat bersama dengan Harsa yang notabe nya laki-laki populer. Lian menggenggam tangan nya menguatkan diri. Sebelum ia keluar dari mobil, Harsa memberikan sebuah hoodie hitam yang tentu nya keberasan untuk dipakai oleh Lian.

"Pakai dan tutupi wajah mu dengan itu jika tidak ingin dilihat orang banyak." Ucap Harsa membuat Lian bingung dan menatap lama hoodie tersebut.

"Harsa, terimakasih."

TBC
_

written by Mucai__

Lonesome Where stories live. Discover now