Ch.7 Berkenalan Dengan Bogem Emir

12K 287 5
                                    

PRIA ARAB MAJIKANKU CH.07

Seperti hari hari sebelumnya, aku kembali terbangun subuh untuk memulai pekerjaanku, mengumpulkan cucian kotor untuk dicuci hari ini, sepertinya hari ini aku bangun lebih awal, biasa aku bangun jam 4 pagi, tapi sekarang kulihat jam menunjukan pukul 3.30, setengah jam lebih awal, Naija sudah pulang kemarin, aku sudah mulai mengerti tentang peraturan mencuci pakaian dirumah ini.

Lampu lampu masih gelap, belum ada yang menghidupkan, aku berjalan membawa keranjang ku, menuju kamar Emir, kali ini aku memulai dari kamarnya, supaya nggak capek naik turun, jadi naiknya sekali aja.

Pintu kamar Emir nggak dikunci, aku langsung saja masuk, ketika pintu dibuka, terlihat seorang pria berdiri didepan kaca besar yang menempel dilemari, aku tersentak kaget, orang itu membalikan badanya, seorang pria muda, berperawakan tinggi besar, hampir melebihi Abuya, sama juga seperti Abuya kemarin, pria ini menggunakan kaos dan celana pendek putih polos, rambut ikal pendek dengan alis mata yang tebal dan sorot mata yang tajam, dia memandangku kaget, seperti terkejut, kami saling memandang beberapa detik, kulihat kemudian dia berlari ke arahku, aku yang tidak mengerti hanya bisa berdiam saja didepan pintu, tiba tiba kurasakan sebuah pukulan mendarat dipipi kiriku, kejadian yang tiba tiba membuatku begitu kaget, pukulan nya terasa begitu sakit membuatku terjengkang kebelakang, dan terkapar terlentang, keranjang di tanganku terlepas dari tanganku.

Pria itu kemudian duduk diatas perutku dan lagi, kurasakan pukulan hebat dihidungku, membuatku merasakan cairan mengalir keluar dari hidungku, hampir pingsan aku dibuatnya, pandangnku sudah sedikit kabur, terdengar pria diatasku ini berteriak teriak memanggil seseorang, beberapa detik kemudian terlihat Abuya masuk kedalam kamar Emir, menyingkirkan Emir dari badanku, dan memarahi Emir dengan keras, aku tidak terlalu menangkap apa yang mereka ucapkan, telingaku berdengung, pandanganku kabur, dan sekejap kemudian, aku ditelan gelapnya pingsan.

____

THIRD P.O.V

“ADA APA ?!!! KENAPA KAMU PUKUL IBRAHIM?.” Teriak Abuya kepada Emir.

“Ibrahim ?, Siapa dia Abi ?.” 

“Pegawai baru dirumah kita, pengganti Naija!.”  Setelah mendengar apa yang dikatakan Abuya, wajah Emir berubah drastis, dari yang tadinya penuh nafsu, kini berubah menjadi penuh rasa bersalah.

Emir memangku tubuh Ibrahim dan membaringkanya di kasurnya, mengambil beberapa lembar tissue untuk melap darah yang mengalir dari hidung Ibrahim.

“Aku kira dia itu maling Abi, makanya langsung aku hajar.” Ujar Emir kepada Abuya, Abuya hanya diam mengusap wajahnya, jika kemarin tidurnya terganggu karena Ibrahim, sekarang juga tidurnya terganggu lagi, karena Ibrahim juga.

Abuya berjalan keluar dari kamar Emir, mengambil minyak angin di kamarnya, dan sebuah daging beku dari lemari es, kembali ke kamar Emir kemudian menyuruh Emir untuk mengusapkan aroma terapi dihidung Ibrahim.

Terlihat mata Ibrahim mulai membuka perlahan, Emir menepuk pelan pipi Ibrahim, mencoba membuat Ibrahim semakin sadar, melihat ada Emir didepanya, seketika membuat Ibrahim mengangkat tanganya dan menaruhnya didepan wajahnya, seolah olah berusaha melindungi diri.

“Hey hey, nggak apa apa, jangan takut.” Ujar Emir sambil memegang tangan Ibrahim lembut, membuat Ibrahim menurunkan tanganya, Ibrahim kemudian melenguh merasakan sakit dihidungnya, Abuya kemudian memberikan daging beku yang masih terbungkus plastik itu kepada Ibrahim, dan menyuruhnya menempelkan daging beku itu dihidungnya, Ibrahim terduduk dan menuruti apa kata Abuya.

Emir menatap kearah Ibrahim, pria bertubuh pendek kurus, dengan kulit putihnya yang bersih tanpa ada bulu sedikitpun, bibir tipis merah muda milik Ibrahim yang meringis menahan sakit, membuat Emir menatap Ibrahim lekat lekat, merasakan sesuatu didada Emir, tangan Emir masih memegang tangan Ibrahim yang lembut.

“Maaf, saya kira tadi kamu maling.” Ujar Emir kepada Ibrahim, Ibrahim yang masih merasa sedikit shock hanya bisa mengangguk pelan.

“Ibrahim, kenalkan, ini Emir, anak bungsu saya.” Ucap Abuya kepada Ibrahim, dia kemudian menjabat telapat tangan Emir yang sedang memegangnya.

“Saya Ibrahim, pekerja baru disini.” Ujar Ibrahim sambil tetap mengomores hidungnya, Emir menggenggam tangan Ibrahim dengan erat, ia benar benar menyesal telah memukul orang seindah ini, begitu batin Emir dalam hati, begitupun sebaliknya dengan Ibrahim, tangan kecilnya djgenggam oleh tangan Emir yang besar, Ibrahim menatap wajah pria yang sedang duduk dihadapanya, ternyata dari dekat Emir lebih tampan, ah, dari jauh saja sudah terlihat tampan, bola mata coklat Emir bersinar diterpa cahaya lampu yang terang, bibir Emir yang penuh dan berwarna merah gelap, juga brewok tipis disisi sisi pipinya, membuat Emir merasa tak bosan menatap Emir, dan satu lagi, sama seperti Abuya, Emir ternyata wangi juga, wangi sekali malah, membuat Ibrahim merasa nyaman berada didepan Emir meskipun sebelumnya bogem Emir mendarat di pipi dan hidungnya.

“Sudah, Emir, kamu antar Ibrahim ke kamarnya, biar dia istirahat dulu, nanti saja siang mencuci bajunya!.” Ujar Abuya menyuruh Emir, Emir dengan sigap mengangguk, mengalungkan tangan Ibrahim dilehernya dan membantu Ibrahim berjalan menuju kamarnya, Ibrahim merasakan tangan Emir memegangi pinggangnya, mereka berjalan pelan menuruni tangga menuju kamar Ibrahim, bagian samping badan Ibrahim bersentuhan dengan bagian samping badan Emir, begitu keras dan padat badan Emir, hangat, berbeda dengan badan Ibrahim yang kurus, Ibrahim merasa pusing ketika menuruni tangga, membuat cara berjalanya sedikit oleng, Emir yang meraskan itu kemudian dengan cepat menahan Ibrahim yang hendak jatuh, Emir kemudian memangku Ibrahim dan membopongnya berjalan menuju kamar Ibrahim, Ibrahim tak menyianyiakan kesempatan, ia benamkan wajahnya di ceruk leher Emir, hidung Ibrahim bersentuhan dengan kulit leher Emir, aroma Emir ia hirup dalam dalam, wangi oud dan vanilla benar benar membuat Ibrahim tenang.

“Dimana kamarmu ?.” Tanya Emir, Ibrahim tidak menjawab, ia hanya menunjukan arah menuju kamarnya dengan lengannya, Emir terus berjalan hingga masuk kedalam kamar Ibrahim, Emir membaringkan Ibrahim dikasurnya, kemudian berdiri tepat disamping kasur Ibrahim.

“Saya benar benar minta maaf atas kesalahpahaman ini.” Ujar Emir.

“Nggak apa apa, anda kan belum tahu ada pegawai baru, bukan niat anda mencelakai saya “ Jawab Ibrahim sambil tersenyum ke arah Emir, Emir hanya diam kemudian mengangguk.

“Yasudah, kamu istirahat saja dulu, jika butuh sesuatu datang saja ke kamarku.” Lanjut Emir sambil berjalan keluar meninggalkan Ibrahim, Ibrahim tersenyum seperti orang bego, merasakan sesuatu menghangat didadanya, ia mengira jika anak Abuya akan menjadi majikan yang galak, ternyata sebegitu baiknya, ya meskipun perkenalan pertamanya ia diberi bogem, tapi Ibrahim berharap kedepanya, bogem itu berubah menjadi kecupan lembut, sebetulnya barusan ditangga, Ibrahim tidak benar benar pusing, ia hanya sedang modus, sekalian mencoba melihat apa reaksi Emir, ternyata Emir mau memangku dan membopong Ibrahim sampai ke kamarnya, Ibrahim bangun tidurnya, mengambil sebuah botol berisi ibuprofen kemudian meminumnya, agar mengurangi rasa sakit dikepalanya, ia kemudian kembali berbaring dan mencoba memejamkan matanya.

********

[ HAI HAI HAI!!!!! sejauh ini gimana cerita baru aku menurut kalian ??? Sorry kalo ada typo typo yaaa ]

Oh iyaa cerita ini insyaAllah bakalan aku update tiap hari, semuanya sampai tamat di WATTPAD, sooo tolong vote dan komen nya dong temen temen jangan lupa yaaaaaa biar aku makin semangat nulisnya kalo enggagement kita lebih sering, makasih banyak sebelumnya.

CIAOOO!!!!!

PRIA ARAB MAJIKANKUWhere stories live. Discover now