Ch.56 Hari H

3.4K 218 38
                                    

PRIA ARAB MAJIKANKU CH.56

THIRD P.O.V

FAST FORWARD KE H-1 

Maryam mengajak Amihan dan Nala untuk fitting pakaian untuknya, dan tentu saja, Maryam pasti sekalian juga membelikan pakaian untuk Amihan dan Nala untuk dipakai besok hari diacara pernikahan Emir dan Salma.

Ibrahim, Abuya, Asad dan juga pak Damar ikut berbelanja, namun terpisah dengan Maryam, mereka masuk kedalam butik pakaian Arab, Emir tidak ikut bersama kami, karena ia fitting pakaian ditempar berbeda, satu paket dengan WO nya, Abuya membelikan Ibrahim dan pak Damar sebuah thob khas Arab lengkap dengan Keffiyehnya, pak Damar tersenyum senang setelah mendapatkan size yang pas sekali untuknya, tidak terlalu kebesaran, dan juga tidak membuat perut buncitnya kentara.

Abuya sedang memperhatikan penampilan Ibrahim didepannya yang menggunakan Thob, keffiyeh yang dipakai Ibrahim terlalu panjang, Abuya memanggil sales nya kemudian menyuruhnya untuk mencarikan keffiyeh yang lebih kecil untuk Ibrahim, setelah dapat, ketika sales itu hendak memasangkan keffiyeh di kepala Ibrahim, Abuya menghentikannya, mengambil keffiyeh itu dari tangan sales lalu memasangkannya sendiri oleh Abuya, setelah dirasa cukup dan pantas, Abuya memegang wajah Ibrahim, memandangnya lekat lekat kemudian tersenyum lembut.

“Tampan.” Ucap Abuya pelan.

“Terimakasih Abuya.” Abuya mengangguk, Asad keluar dari fitting room, penampilan Asad yang sebelumnya hanya menggunakan jeans dan long sleeve berubah total ketika menggunakan thob dan keffiyeh, sial, sangat charming mempesona, lagi lagi takjub, ketika Abuya dan Asad berdiri berdampingan, Ibrahim seperti melihat dua versi Abuya, versi matang dan versi muda, benar benar mirip, bak pinang dibelah dua, Abuya kemudian membayar seluruh pakaian yang telah dipilih oleh mereka.

Sore hari mereka kembali ke rumah, Maryam, Amihan dan Nala menyusul beberapa jam kemudian,jika tadi tim Abuya membawa masing masing satu paper bag berisi thob dan keffiyeh, kali ini berbeda dengan tim Maryam, ditangan mereka masing masing membawa lebih dari dua paper bag ditangan masing masing, wajah Amihan dan Nala begitu sumringah, meskipun terlihat dari wajah mereka rasa lelah, tapi senyum mereka begitu kentara senangnya.

“Banyak sekali.” Ucap Abuya.

“Tentu saja, kami masing masing membeli tiga pakaian Abuya, lengkap dengan aksesoris nya, wajar saja banyak.” Jawab Maryam.

“Ya ya tentu saja.” Jawab Abuya sambil memutar mata.

Asad sedang meminum kopi sambil membaca article disofa ruang tengah, sedangkan Abuya meminum teh hangat sambil membaca Email di poselnya, Ibrahim memijat bahu Abuya, sesekali Asad menatap tajam ke arah Ibrahim.

“Dia ini asisten Baba?, Mengerjakan apa? Memangnya dia mengerti tentang hal legalitas atau perschedule an Baba?.” Tanya Asad tanpa mengalihkan pandangannya dari article yang dia baca.

“tidak, Ibrahim adalah asisten pribadi Baba dirumah, dia tidak mengerjakan hal hal mengenai pekerjaan Baba, hanya melayani Baba saja dirumah.” 

“Budak kalau begitu, bukan asisten.” Wajah Ibrahim memerah mendengarnya, malu.

“Jika Ibrahim budak, dia tidak akan mendapatkan gaji dari pekerjaan ini, lagipula sudah tidak relevant mempunyai budak di zaman sekarang.” Jawab Abuya.

“Hmmm.” Hanya itu yang keluar dari mulut Asad.

“Mau ditambah lagi Abuya teh nya?.” Tanya Ibrahim mengalihkan pembicaraan mereka.

“Tidak usah Brahim, saya akan mandi dan istirahat, besok sepertinya akan menjadi hari yang panjang.” Jawab Abuya sambil beranjak dari duduknya lalu berjalan masuk kedalam kamarnya, menyisakan Asad dan Ibrahim berdua diruang tengah, Asad masih tetap fokus pada bacaaanya, Ibrahim memandang Asad lekat lekat.

PRIA ARAB MAJIKANKUWhere stories live. Discover now