Ch.19 Hadiah Dari Abuya

8.4K 267 22
                                    

PRIA ARAB MAJIKANKU CH.19

“Ibra, Ra, Ibrahim, bangun, udah pagi.” Terdengar suara seseorang ditelingaku, aku membuka mata ku, melihat ke arah samping, Pak Damar, ahhh, aku baru ingat, semalam aku menginap di kamar pak Damar dan kami bercinta hingga kami ketiduran saking lelahnya, pak Damar tersenyum ke arahku.

“Mandi yuk, keburu Abuya berangkat, bapak kan harus nyupir.” Ujarnya, aku mengangguk kemudian meregangkan badanku, terasa masih sedikit lengket dibagian badanku.

“Bapak, aku lupa semalam nggak dicuci pantat aku.” 

“Iya, semalem keburu capek Ra, sekarang aja, hayu mandi bareng.” Ujarnya sambil menarik tanganku agar ikut bangkit dan mengikutinya ke kamar mandi.

Aku dan pak Damar sudah dikamar mandi, kami mengguyur badan kami masing masing, pak Damar menyabuni badanku, busa yang banyak membuat badanku licin, sesekali pak Damar mencubit putingku keras, membuatku berjengit dan memukul tangannya, sabun cair ia kucurkan ke tangannya kemudian membasuh pantatku, mengusapnya, menggosoknya, kemudian jari nya masuk dan mengobel sisa sisa cairan cinta miliknya yang tertanam didalam pantatku.

“Kamu kalo cewek udah pasti hamil ini Ra.” Ucap pak Damar.

“Untung aku cowok ya pak, jadi bapak gak usah tanggung jawab haha.” Jawabku sambil memeluk badan licin pak Damar, kami saling menggesekan badan kami, licin sabun membuat kami kenikmatan menikmati setiap gesekan dalam sentuhan kulit kami, penis pak Damar kembali menegang, terasa di perutku, aku membilas badan kami berdua dengan air, setelah dirasa kesat, aku kemudian berjongkok dihadapan pam Damar, bermain dengan penisnya yang kini sudah tegang sempurna.

“Mau dikeluarin dulu pak ?.” 

“Keburu gak yah?, Ada setengah jam lagi, yaudah sok di emut Ra!.” Ujar pak Damar, aku kemudian mengocok penis pak Damar, kemudian memasukan penisnya ke dalam mulutku, mengemutnya kencang, lidahku berputar di kepala penis pak Damar, saking nikmatnya, pak Damar berpegangan ke bak mandi, keluar masuk penis pak Damar didalam mulutku, wangi sabun yang manis dan florar menusuk hidungku, namun rasa asin dari precum pak Damar mengalahkan segala sensasi wewangian di kamar mandi ini, aku terus menghisap dan menjilat penis pak Damar membuat dia hanya bisa melenguh dan mendesah, seperti biasa, aku keluarkan jurus andalanku, deepthroat maksimal, memasukan seluruh batang penis pak Damar kedalan mulutku, hingga menyentuh tenggorokan ku, hidungku bersentuhan dengan bulu jembut pak Damar yang basah, menahannya selama beberapa detik didalam tenggorokanku kemudian mengeluarkan lalu mengocoknya dengan tanganku, ku ulangi gerakan itu hingga beberapa menit, kemudian kurasakan tangan pak Damar menahan kepalaku ketika aku melakukan deepthroat itu, badan pak Damar mengejang sedikit, lalu dia melepaskan kepalaku, memegang penis nya dan mengarahkannya ke wajahku.

“Jangan diwajah pak, dimulut aja, sayang banget.” Ujarku cepat sambil kembali memasukan penis pak Damar, kepalanya saja yang masuk, lalu ku hisap dengan kuat kepala penis pak Damar, kurasakan semprotan demi semprotan pejuh pak Damar, mengumpul didalam mulutku, kudiamkan hingga penis pak Damar berhenti berdenyut dan menyemprot, setelah itu kulepaskan kepala penis pak Damar, ia mengusap pipiku sambil tersenyum ke arahku, aku membuka mulutku kemudian menunjukan genangan pejuh nya yang terkumpul, ia kemudian menutup mulutku rapat rapat memaksaku untuk kemudian menelannya, kutunjukan kembali mulutku yang kali telah kosong sepenuhnya, pejuh pak Damar sudah beralih ke perutku, ia kemudian mengangkat badanku dan mengalungkan handuk ditubuhku, mengusapkan dan mengeringkan tubuh kami berdua, aku dan pak Damar berjalan keluar dari kamar mandi, memakai baju kami masing masing, lalu aku mengecup bibirnya pelan sambil keluar dari kamar pak Damar.

_______

Jam dua belas siang, rumah begitu sepi, Abuya dan Emir bekerja, Amihan dan Nala sudah selesai masak dan berada di kamar masing masing, aku, masih berkutat dengan setrikaan, baju Emir dan Abuya yang besar besar sedikit menyusahkanku, apalagi gamis/thob mereka yang panjang, benar benar menguras tenaga.

PRIA ARAB MAJIKANKUWhere stories live. Discover now