Ch.25 Sebuah Perjanjian

7.6K 290 39
                                    

PRIA ARAB MAJIKANKU CH.25

Panas kurasakan disekitar wajahku, aku membuka mata, cahaya matahari yang menelusuk masuk melalui jendela kamar Abuya menerpa wajahku, aku sepenuhnya telah sadar, masih berada didalam pelukan Abuya, badan kami lengket dengan keringat dari panasnya matahari, mataku melirik ke arah jam dinding, jam dua belas siang, tepat, aku bergerak melepaskan pelukan Abuya, Abuya ikut bergerak kemudian membuka matanya.

“Mau kemana Brahim?.” 

“Sudah siang Abuya.” 

“Sudah siang?, Tidak terasa sekali.” Ujar Abuya sambil bangun kemudian terduduk dikasur, mengusap matanya pelan kemudian melamun sejenak, aku hendak berjalan keluar, Abuya kemudian kembali menarik tanganku, aku terjatuh dikasurnya lagi, ia membuka baju dan celanaku, membuatku telanjang bulat, reflek aku menutup area selangkanganku, malu, Abuya tertawa kemudian memangku badanku dan beranjak dari kasur masuk kedalam kamar mandi, ia menurunkanku disana, kemudian menyalakan shower, air membasahi badan kami berdua, mata kami saling menatap, rambut ikal Abuya menjadi lepek, bulu matanya yang lentik dan lebat basah, Abuya menyentuhkan keningnya dengan keningku.

“Abuya mau saya bantu lagi?.” Tanyaku sambil mengusap perut bawahnya dan mengusap penisnya pelan, ia menggeleng.

“Tidak usah, kita mandi saja, ini lebih intimate, sebentar lagi sepertinya Amihan dan Nala juga sepertinya akan pulang.” Jawab Abuya, aku mengangguk setuju dengan Abuya, aku memeluk tubuh Abuya yang basah, dia membalas pelukanku erat, kami berpelukan dibawah shower yang mengalir, Abuya melepas pelukanku kemudian menuangkan sabun cair ketelapak tangannya lalu menggosok badanku, aku pun melakukan hal yang sama, sedikit sabun cair saja sudah membuat banyak busa ditubuh Abuya karena bulunya yang banyak, aku menggosok ketiak, dada dan punggung Abuya, Abuya membalikan badanku, hingga punggungku bersentuhan dengan dadanya, ia mengusap bagian depan badanku dengan tangan besarnya, sesekali menyentik puntingku, membuatku memukul paha Abuya pelan, ia hanya tertawa, Abuya membalikan badanku lagi, hingga kini badan kami saling berhadapan, tanganya mengusap punggungku, menjalar menuju pantatku, mengusapkan telapak tanganya dibelahan daging pantatku, meremasnya pelan, dua jarinya mengusap lubang pantatku, membuatku reflek memeluk badan Abuya dan mendesah pelan, Abuya kemudian menampar pantatku keras sambil kemudian menangkup wajahku dan mencium bibirku lembut, kami berciuman sambil Abuya membilas badan kami, kegiatan mandi kami akhiri, saling mengeringkan badan dengan handuk kemudian keluar dari kamar mandi.

Aku memeluk Abuya sekali lagi setelah berpakaian, Abuya hanya memakai celana dalam, ia kemudina mencium keningku dan mempersilahkanku untuk keluar dari kamarnya, aku berjalan menuju dapur, tersenyum sendiri sambil menarim nafas panjang, bahagia aku, bisa memuaskan Abuya, bahkan perlakuan manis Abuya membuatku semakin jatuh cinta kepadanya, perlakuan Abuya dan Emir benar benar berbalik 180°, Emir yang kasar dan rusuh, tidak affectionate berbanding terbalik dengan Abuya yang romantis dan lembut, penuh perhatian, namun tetap saja keduanya menyimpan sesuatu didalam hatiku.

_____

Benar saja, sekitar pukul satu siang, mobil pak Damar memasuki kawasan rumah Abuya, Amihan dan Nala keluar dari mobil sambil membawa belanjaan yang banyak, aku membantu mereka membawaka belanjaanya, pak Damar memasukan mobilnya kedalan garasi kemudian duduk dikursi depan pintu masuk ke rumah Abuya.

Aku membuatkan segelas minuman dingin untuk pak Damar.

“Wah wah wah, pas banget ini, bapak lagi haus, lama banget Amihan sama Nala kalo belanja.” Ujar pak Damar sambil meminum minuman yang ku sajikan.

“Gimana kalo belanja sama aku, kalo sama Amihan dan Nala aja udah ngeluh.” Ucapku kepada pak Damar.

“Emang kamu kalo belanja lama?.” 

PRIA ARAB MAJIKANKUWhere stories live. Discover now