02 - Adorable

19.5K 2K 157
                                    

yo! kangen ga? hehe 🫂

Happy Reading!
—✦◌✦—
🐻🤎

"Selamat pagi, Loulou sayang!" sapa Ravel tersenyum tengil.

Kaki kecil Lou seketika berhenti melangkah, perlahan mengangkat pandangan dengan gerakan lambat. Disana, di kursi meja makan, sang kakak Ravel tengah duduk bersandar dengan senyuman manis andalannya.

"Ketenangan Lou terancam." batin Lou lesu. Kembali melanjutkan langkah dengan bahu meluruh.

Felix yang memperhatikan Tuan Mudanya dari belakang, memasang senyum kecil.

"Ada apa dengan ekspresi itu? Kau tidak senang melihat kakak?" Ravel terus menatap Lou, yang kini tengah menarik kursi dihadapannya.

"Pagi." balas Lou, memasang wajah malas.

Felix berdiri tidak jauh dari meja makan seperti biasa. Sedangkan Lion, ia telah duduk dengan nyaman menikmati sarapannya di samping Ravel.

Melihat wajah malas Lou, Ravel kembali bertanya, "Loulou, kau tidak sedang sakit kan?"

Mendengar kata 'sakit' yang di lontarkan Ravel, Levan dan Lovisa yang sedari tadi hanya melirik, langsung mengalihkan perhatian mereka sepenuhnya pada Lou.

"Kau sakit?"

Lou sedikit tersentak, jemari kecil yang hendak meraih roti selai strawberry bahkan ikut terhenti. Saat Lou mengangkat pandangan, netra emasnya langsung bersitatap dengan netra kelam sang Papa.

Tanpa sadar, Lou menatap wajah Levan cukup lama. Karena masih tidak percaya jika sang Papa, baru saja melontarkan pertanyaan tanpa di duga.

Tidak seperti biasa, sang Papa yang selalu bersikap dingin mau menanyakan kondisinya?

Levan sendiri ikut terdiam. Merapatkan bibir tipisnya, memandangi setiap inci wajah sang bungsu. Yang baru ia sadari ternyata cukup menggemaskan.

"Menggemaskan, huh?" batin Levan, mengangkat sebelah alis dengan senyum tipis.

Bola mata Ravel bergulir, menatap Lou dan sang Papa dengan serius. Hingga sedetik kemudian, Lou lebih dulu tersadar dan segera membuang muka.

Lou menggeleng kaku. "T-Tidak." jawabnya gugup.

Lovisa, dari tempat duduknya terus menatap Lou dalam. Melihat si bungsu hanya memakan roti tanpa menyentuh susu putih yang disiapkan, membuat Lovisa mengulum bibir seakan ingin mengatakan sesuatu.

Sejak Lou kembali dari kunjungan ke ke Mansion kakak iparnya, Lou menjadi sedikit berbeda. Bahkan saat di rumah sakit kemarin, Lou yang selalunya berisik dan suka merengek, justru lebih banyak diam dan cenderung menghindar.

Lovisa menoleh, menatap sang suami dengan pandangan ragu. Levan yang mengerti, menganggukkan kepala pelan meyakinkan sang istri.

"Loui," panggil Lovisa pelan. Membuat Lou yang tengah mengunyah roti, menoleh dengan kedua pipi menggembung.

Loulou, adalah nama kecil Lou. Sedangkan Loui, bisa dibilang panggilan khusus dari Lovisa untuk Lou. Karena selama ini, hanya Lovisa yang selalu menggunakan panggilan tersebut.

Lovisa tersenyum kecil. "Mau Mama buatkan susu strawberry?"

Lou mengerutkan dahi, memasang wajah bertanya tanpa sadar. Selama ini, ia selalu diingatkan untuk tidak manja dan makan saja apa yang di sajikan. Bahkan dulu saat Lou menginginkan ice cream sampai menangis, tetap tidak diizinkan dengan alasan makanan tersebut tidak sehat.

LOUISE Where stories live. Discover now