07 - Milk

15.6K 1.7K 112
                                    

kalian tau ga? meletus tidaknya balon hijau, pikiranku tetap sangat kacauuuuaksjsjkak.

bacanya pelan pelan aja ya, biar berasa lama gitu 🫂

Happy Reading!
—✦◌✦—
🤎🐻

Setiap kali Lion membawa Asfar masuk kedalam Mansion, tujuan utama serigala jantan itu pasti mendekati atau mencari perhatian pada Lou. Namun sayangnya, Lou selalu menghindar dan berlari menjauh karena merasa takut.

"Ini bukan pertama kalinya kau berbuat ulah."

Asfar, yang tengah diomeli diruang keluarga menunduk diam diselimuti aura suram. Sedangkan dihadapannya, ada Ravel yang duduk pada sofa single dengan bersedekap dada.

"Heish! Diam disitu!" seru Ravel tiba-tiba, menghentikan Asfar yang mencoba melarikan diri.

Lou yang berada di pangkuan Levan, menyandarkan tubuh mungilnya pada dada bidang sang Papa. Netra emas Lou terpaku pada wajah murung Asfar, yang terus dimarahi sang kakak setelah para Penjaga berhasil mengepungnya tadi.

Asfar menoleh pada Lion, yang hanya menatapnya datar tanpa niat menolong. Lagipula, ini bukan pertama kalinya Ravel menceramahi Asfar karena tingkah nakalnya.

Mata bulat Lou mengerjap gelisah. Ia tahu jika Asfar tidak sengaja membuatnya terkejut. Meski selama ini Asfar nakal, tapi dia tidak pernah melukai siapapun.

"Asfar memang nakal, tapi juga kasihan." batin Lou berpikir keras. Seakan tengah mempertimbangkan sesuatu yang berat.

Lovisa yang duduk di samping Levan, mengusap pipi chubby Lou yang terlihat lucu saat berekspresi serius. "Apa yang sedang anak Mama ini pikirkan?"

Lou menatap sang Mama polos. "Asfar kasihan ya, Ma?" tanyanya balik.

Lovisa sempat mengerut bingung, sebelum menoleh pada Asfar dan tersenyum kecil. "Kasihan, Asfar jadi nakal karena tidak punya teman bermain."

Mendengar ucapan sang Mama, Lou kembali menoleh pada Asfar. Melihat Asfar kini meringkuk, menatap lantai seperti anak anjing yang kehilangan ibunya, akhirnya Lou memutuskan untuk menolong.

"Asfar." panggil Lou setengah berbisik. Membuat Ravel, dan yang lain menoleh kearahnya secara bersamaan. Asfar langsung berdiri, menggerakkan ekor lebatnya dengan antusias.

Lou menatap wajah Asfar, membuat netra emas keduanya bertemu. "Apa lihat-lihat? Sana pergi, hus hus." usir Lou mengibaskan tangan kecilnya.

Asfar berubah menatap Lou kecewa. Ia kembali meringkuk, dengan lolongan kecil yang terdengar begitu menyedihkan. Ravel yang melihat itu mendengus, tak habis pikir jika serigala juga bisa bertingkah berlebihan.

Lou menggeleng tak percaya. Namun, tetap melambaikan tangan kecilnya memanggil Asfar. "Yasudah kalau tidak mau pergi, sini duduk bersamaku. Kak Ravel marah terus telingamu bisa rusak." bisiknya diakhir.

"Hei anak kecil, kau pikir kakak tidak dengar?" sindir Ravel. Netra abu-abunya menatap sinis pada Asfar yang langsung berlari menghampiri Lou.

"Awas saja jika kau kembali berulah, tidak akan ku biarkan kau menginjakkan kaki kedalam Mansion ini lagi." ancam Ravel, yang hanya dianggap angin lalu oleh Asfar.

Lean tersenyum kecil, merasa gemas pada tingkah si bayi beruang. Berbeda dengan Lion, yang tampak iri saat melihat telapak tangan kecil Lou terangkat mengusap kepala Asfar.

Ekor lebar Asfar bergerak antusias, matanya bahkan berbinar terang menatap Lou yang tengah mengusapnya. Sejak dulu, alasan Asfar selalu berusaha mendekati Lou karena ingin mengajaknya bermain bersama. Ditambah, Asfar sering melihat Lou murung dengan bibir mungil yang mencebik sembari mengomel.

LOUISE Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang