ABAYA DARI GUS AGAM (1)

970 51 2
                                    

"Mas" sapa Jasmine dengan pelan.

"Dalem Sayang" jawab Gus Agam sambil menutup sebuah kitab yang sedang dia baca, matanya segera menatap istrinya yang sudah duduk tepat di hadapannya.

"Jasmine ingin mengembalikan ini Mas" Jasmine mengulurkan sebuah amplop putih.

"Kamu tidak menerima pemberian suamimu ini Jasmine?" tanya Gus Agam dengan nada sedih saat matanya melihat amplop putih yang tidak asing itu.

"Jasmine bukan tidak menerima pemberian Mas sebagai suamiku, namun Jasmine menolak pemberian seorang pemuda baik hati yang beberapa minggu lalu memberiku sejumlah uang" jawab Jasmine sambil meraih tangan Gus Agam dan meletakkan amplop putih itu di telapak tangan suaminya.

Gus Agam yang mendengar jawaban istrinya tersenyum kecut karena telah kalah selangka.

"Baiklah Istriku" ucap Gus Agam menyerah dan menerima amplop putih itu.

Jasmine mengikuti gerakan suaminya yang tidak ada penolakan itu, Gus Agam segera bangkit dari duduknya dan menuju ke meja kamar yang memiliki dua daun pintu.

"Ini untuk Istriku" Gus Agam meraih tangan Jasmine dan memberikan beberapa lembar rupiah.

"Loh, loh, kok malah ditambah Mas" Jasmine protes dengan mengkerutkan sepasang alis tebalnya.

"Kamu enggak terima Sayang?, ini pemberian seorang Suami loh" senyum terukir disisi kiri kanan ujung bibir Gus Agam.

"Loh, bukan gitu loh maksud Jasmine Mas" Jasmine tersenyum kecut dengan tingkah Suaminya.

"Uangnya Mas pegang aja, kan Jasmine juga tidak kemana-mana" Jasmine tersenyum sambil berusaha mengembalikan uang dari Gus Agam.

Gus Agam yang mengerti dengan tingkah Istrinya itu dengan sigap menerima kembali uang itu, Gus Agam tahu persis apa yang sedang dipikirkan wanita cantik yang tengah duduk di hadapannya itu, pasti Jasmine sedang memikirkan nominal rupiah yang sudah dia pakai untuk membayar utang pada Galih, dan sekarang wanita itu pasti berpikir untuk tidak akan menggunakan uang suaminya lebih banyak lagi. Karena tidak ingin menaruh Istrinya dalam situasi tidak enak, maka Gus Agam dengan sigap mengambil pilihan untuk menerima kembali pemberiannya itu.

"Baiklah Istriku Sayang" ucap Gus Agam sambil menggenggam beberapa lenbar rupiah itu, sambil menatap lekat Jasmine yang berpakaian sederhana yang tetap tertutup. Gus Agam menatap dengan teliti, memperhatikan setiap detail tubuh Istrinya.

"Mas kenapa sih, mandang Jasmine segitunya?" tanya Jasmine yang menyadari pandangan Gus Agam yang memperhatikan tubuhnya.

"Kenapa Sayangku, Mas juga tidak boleh memandang tubuh Istri Mas sendiri?" tanya Gus Agam dengan menaikan salah satu sisi alisnya.

"Hmm, bukan gitu loh Mas, maksud Jasmine gini" Jasmine terdiam karena tidak tahu mau menjawab apa lagi.

"Sudah-sudah Sayang tidak perlu dijawab Mas hanya ingin memperhatikan Jasmine saja tanpa alasan apapun" ucap Gus Agam sambil memeluk lembut Istrinya.

Jasmine yang mendapat perlakuan lembut dari Gus Agam mempererat pelukannya sambil menikmati aroma parfum arab dari baju kokoh Suaminya.

"Oh iya Sayang, besok mau jalan-jalan dengan Mas?" tanya Gus Agam melepas pelukannya dan menatap wajah menawan Jasmine.

"Hmmm, Mas besok tidak mengajar?" Jasmine menjawab dengan pertanyaan.

"Istri Mas ini, hobi banget ya pertanyaannya bukannya dijawab malah balik nanya" ucap Gus Agam geram sambil menjentik lebut dahi Jasmine.

"Aduh sakit" Jasmine mengeluh kesakitan dengan ekspresi manja.

"Eh sakit ya Sayang, maaf, maaf, maaf, Mas minta maaf ya" Gus Agam panik sambil meniup lembut dahi yang sedikit berbulu Jasmine.

AR-RAHMAN UNTUK JASMINE (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang