AR-RAHMAN UNTUK JASMINE (2)

959 59 39
                                    

"Sebentar Mbak, Zayna panggilin ya" ucap Zayna dengan bahagia, segera dia memecat tombol untuk mamnggil perawat dahulu untuk memeriksa Jasmine, jemarinya dengan cekatan memencet tombol panggilan cepat pada Gus Agam. "Assalamualaikum Warahamatullahi Wabaratuh Mas, Mas lagi dimana udah selesai kan salatnya, buruan ke ruangan Mas, Mbak Jasmine udah sadar" ucap Zayna tanpa berhenti mengucapkan rentetan kalimat. "Waalaikumussalam Warahamatullahi Wabarakatuh Zayna, Mas baru selesai salat ini, Zayna serius kan?" tanya Gus Agam dari seberang telepon dari suaranya bisa diketahui bahwa lelaki itu sedang bahagia. "Iya serius Mas, buruan kesini, Mbak Jasmine lagi nyariin Mas ini" Zayna masih menggenggam tangan Jasmine sambil mengukir senyum pada Jasmine meski terhalang niqabnya. "Ya sudah Mas segera kesana, Mas tutup dulu Assalamualaikum Warahamatullahi Wabarakatuh" tutup Gus Agam yang terdengar sudah berjalan teergesah-gesah. "Iya Mas, Waalaikumussalam Warahmatullahi Wabarakatuh Mas" jawab Jasmine segera meletakan ponselnya diatas meja lalu fokus ke pada Jasmine yang hanya terdiam menatap langit-langit.

Dokter Ishara datang terlebih dahulu bersama satu perawat perempuan di sampingnya, dengan sigap Dokter Ishara memeriksa kondisi Jasmine, Zayna segera mundur dan memperhatikan gerakan Dokter Ishara dari belakang, setelah sekitar lima menit dengan kesibukan Dokter Ishara bersama perawat dan alat-alat kedokteran yang tidak dimengerti oleh Zayna Akhirnya Dokter Ishara membalikan tubuhnya, raut Dokter Ishara tidak seperti harapan Zayna, Dokter Ishara seperti bukan melihat titik terang dengan kesadaran Jasmine namun malah sebaliknya wajah Dokter Ishara terlihat murung sama seperti perawat yang setia di samping Dokter Ishara.

"Dok bagaimana?" tanya Zayna yang terheran melihat raut Dokter Ishara, "Segera hubungan suamimu Mbak Zayna" ucap Dokter Ishara tanpa menjawab pertanyaan Zayna lalu berlalu meninggalkan tubuh kaku Zayna yang berdiri. Segera ditepis pertanyaan yang bermain di pikirannya, Zayna kembali duduk di samping tempat tidur Jasmine seraya memegang tangan Jasmine, "Tunggu sebentar ya Mbak, Mas Agam segera datang kok" ucap Zayna sambil tersenyum menatap Jasmine.

"Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh" ucap Gus Agam dengan suara khasnya, Zayna reflek menjawab salam itu dan menoleh ke arah Gus Agam yang sudah berdiri di ambang pintu, "Waalaikumussalam Warahmatullahi Wabarakatuh". Dengan lirih Jasmine juga menjawab salam suami yang telah dia tunggu-tunggu kehadirannya, "Waalaikumussalam Warahmatullahi Wabarakatuh". Dengan susah payah Jasmine menolehkan kepala ke arah suara yang sangat dia kenal, dengan lembut Jasmine mengukir senyum manisnya menyambut kehadiran Gus Agam.

"Ya Humaira" Gus Agam segera mendekat menggantikan posisi duduk Zayna yang kini sudah berdiri, Jasmine tidak menjawab dan hanya menatap tatapan lembut Gus Agam. Zayna yang melihat situasi itu segera beranjak pergi meninggalkan Jasmine dan Gus Agam berdua, Zayna tahu persis mereka berdua saat itu sedang membutuhkan waktu untuk berdua saja, selain itu Zayna akan melaksanakan salat Isya sebagai kewajiban dan akan melangitkan doa-doa untuk kesembuhan Jasmine.

Gus Agam menumpahkan air mata melihat kesadaran Jasmine, dengan lembut dia mengusap kepala Jasmine, lisannya terlihat tidak berhenti membisikan hamdala. "Habibi jangan nangis" ucap lirih Jasmine sambil berusaha mengusap wajah basah Gus Agam. "Iya Humaira, Habibi enggak akan menangis lagi kalau Humaira kembali seperti dulu, Habibi menangis ini karena terlalu bahagia kembali melihat senyum manis milik Humaira" ucap Gus Agam menggenggam tangan bengkak Jasmine yang dengan gemetar mengusap wajah Gus Agam.

"Mas, Jasmine mau salat" ucap Jasmine lirih yang membuat Gus Agam kembali meneteskan air mata. "Jasmine bisa?" tanya Gus Agam khawatir dengan kondisi Jasmine yang masih dipenuhi alat-alat Rumah Sakit. "Bisa Mas, bantuin Jasmine ya" pinta Jasmine dengan raut memohon, "Ya sudah sebentar ya Sayang, Mas panggilin perawatnya dulu".

Tidak perlu waktu lama untuk meminta izin melepas alat-alat ditubuh Jasmine, dengan persetujuan Dokter Ishara seorang perawat wanita langsung ditugaskan untuk melepas alat-alat dari tubuh Jasmine menyisahkan pakaian pasien ditubuhnya.

AR-RAHMAN UNTUK JASMINE (END)जहाँ कहानियाँ रहती हैं। अभी खोजें