Bab 22

1.9K 413 134
                                    

"Sudah ya, kau sudah habis 2 bungkus."

"Apa kau lelah?"

"Itu tau."

"Tapi aku belum kenyang."

"Mau kenyang makan sama kulitnya."

"Boleh?"

"Tentu saja tidak! Kau sudah di antarkan makanan, makan dulu ya setelah itu minum obat terus istirahat lagi."

"Suapin!"

"Iya aku suapin."

Mew benar-benar menjaga Kana dengan baik dan itu membuat Kana berpikir dia tidak pernah rela Mew di pandang atau di sentuh oleh siapa pun apa itu artinya Kana menyukai Mew.

"Lalu bagaimana jika Mew benar-benar menikah dengan orang lain apa aku bisa mengikhlaskan dia," batin Kana.

"Kana buka mulutmu, apa yang kau lamunkan?"

"Masa depan kita berdua."

"Tidak perlu di pikirkan biarkan semua berjalan sesuai dengan kehendak Tuhan."

"Kita tidak boleh menyerahkan semua masalah kita pada Tuhan, Tuhan itu pekerjaannya banyak, kita juga harus berusaha meraih ke inginan kita sekuat tenaga."

"Tapi kita sedang tidak bermasalah."

"Aku tau kau akan jawab seperti itu, karena setiap ada masalah kau selesaikan dengan berpikir bukan bertindak, akhirnya kau di tindas, di manfaatkan tidak di beri kesempatan untuk membeli diri."

"Kau sedang menghinaku?"

"Tidak, aku sedang menjabarkan siapa kau sebenarnya."

"Anak kecil tau apa, yang paling penting kau harus jaga diri baik-baik aku tidak mau kau mengalami masalah seperti ini lagi, ini harus jadi yang terakhir."

"Itu tergantung kau."

"Aku, kenapa denganku?"

"Tidak apa-apa."

3 hari kemudian.

"Ada apa Tan?"

"Mew sebenarnya kau di mana? Tante suruh kau cari Kana kenapa kau juga ikut menghilang."

"Tante tenang saja, aku sudah bersama Kana, hari ini aku dan Kana akan pulang."

"Memangnya kau ke mana?"

"Aku temui Kana berlibur bersama teman-temannya, aku akan kembali bersama Kana hari ini."

"Kau tidak bohong kan?"

"Tentu saja tidak Tan."

"Baiklah Tante tunggu."

Terpaksa Mew harus membohongi orang rumah, karena jika tidak mereka pasti akan bertanya-tanya kenapa Kana masuk ke rumah sakit.

"Ayo Kana aku bantu kau sampai parkiran, cepat naik ke punggungku."

"Eh..kau mau apa Smith?"

"Mau bantu Kana turun dari Branker."

"Tidak perlu, aku bisa gendong Kana."

"Bukan Phi harus urus administrasi dulu."

"Sudah aku lakukan."

"Phi pasti lelah karena sudah beberapa hari Phi jaga Kana di sini."

"Aku tidak lelah, kau pergi saja ke parkiran biar Kana denganku."

"Yakin tidak mau aku bantu?"

"Tidak!"

"Ya sudah aku duluan," Smith pergi ke parkiran membawa obat dan juga barang-barang milik Kana.

K W A C I  [End]Where stories live. Discover now