Bab 29

1.7K 416 162
                                    

1 bulan kemudian.

"Kana, apa kau sakit?"

"Tidak!"

"Tapi wajahmu pucat."

"Aku tidak apa-apa."

Smith menyentuh kening Kana.

"Tubuhmu panas, kita pergi ke dokter ya."

"Aku tidak mau."

"Minggu depan kita ujian bukankah kau ingin lulus dengan nilai terbaik, jika kau sakit bagaimana kau bisa belajar."

"Aku bisa belajar dengan baik, aku tidak mungkin mengecewakan Mew."

"Itu dia maksudku, kau tidak ingin Mew kecewa kan, kau juga harus sehat untuk mendapatkan hasil ujian yang maksimal."

Kana hanya terdiam dia tidak tau sakit apa yang dia alami, di dalam perutnya ada pergerakan kecil namun dia tetap diam tidak ingin pergi ke Dokter atau pun bicara pada orang tuanya.

"Kana!"

"Aku tidak apa-apa, nanti jika Mew pulang biar Mew yang antar aku pergi ke Dokter."

"Terserah kau saja lah, tapi kau harus jaga dirimu baik-baik, jika Mew pulang nanti dan melihat Kau sakit dia pasti sedih dan terluka."

Kana tidak mendengarkan Smith dia tau apa yang harus dia lakukan,dia tidak perduli pada penyakitnya, dia yakin Tuhan akan pempersatukan dia dengan Mew, di saat Mew pergi, sakit pun muncul di dalam dirinya.

"Aku duluan ya Smith."

Smith hanya mengangguk, seorang Kanawut mampu membunuh seseorang , jiwa psycopat sudah tertanam di dalam dirinya namun saat ini jiwa itu seakan hilang di telan kenangan masa lalunya.

"Kana, makan dulu."

"Kana sudah makan di kantin kampus Man."

"Itu kan tadi bukan sekarang."

"Kana masih kenyang Mam."

"Apa kau sakit?"

"Tidak!"

"Mami lihat belakangan ini kau berubah."

"Apanya yang berubah?"

"Tubuhmu semakin berisi."

"Mungkin aku terlalu banyak makan."

"Tapi belakangan ini kau susah sekali makan, apa kau yakin baik-baik saja?"

"Aku baik-baik saja Mam."

Kana pergi ke kamarnya lalu dia berbaring di atas tempat tidurnya. Kana mengangkat bajunya lalu memperhatikan perutnya yang terlihat buncit. Dia mengusap perut tersebut lalu ada pergerakan kecil yang membuat Kana terkejut. Dia pun terdiam dan memperhatiakan perutnya seperti ada yang hidup di dalam sana.

"Sakit apa yang aku derita, aku tidak merasa memasukan sesuatu ke dalam perutku."

Kana makin penasaran, dia mengelus perutnya dan dari dalam perut itu pun membalas dengan gerakan kecil.

"Apa aku harus pergi ke Dokter? Tumor mana yang bisa bergerak di dalam tubuh?"

Keesokan harinya.

Kana akhirnya memberanikan diri untuk pergi ke Dokter, dia manusia yang paling takut akan rumah sakit dan Dokter tapi demi menjawab rasa penasarannya dia akhirnya memberanikan diri menemui sang Dokter.

"Silahkan masuk!"

Kana pun masuk ke dalam ruangan dan duduk di kursi berhadapan dengan Dokter.

"Apa keluhan anda?"

K W A C I  [End]Where stories live. Discover now