OF || 7

1K 230 83
                                    

⚠️ CERITA INI MENGANDUNG UNSUR BXB HOMOSEKSUAL LGBT, MOHON BIJAK DALAM MEMILIH BACAAN, CERITA INI JUGA TIDAK DI SARANKAN UNTUK ANAK DIBAWAH UMUR⚠️

Happy reading



" Tidul phi nata nya." Bisik ohm.

" Tidur?" Tanya al pelan.

Ohm menuntun al ke arah tempat tidur nata kemudian membantu al duduk di sana.

" Tidul tuh, aku duluan ya!" Pekik ohm kemudian berlari cepat keluar dari sana.

Al kelabakan sendiri, dia bingung harus berbuat apa. Terlebih lagi tempat tidur yang dia duduki terasa bergerak, pertanda orang yang ada disana tengah terusik.

" O-ohm.." panik al.

Terdengar suara gelak tawa dari sana, tapi tunggu, itu bukan ohm.

" M-mommy?" Gumam al.

" Hmmhh..." Terdengar suara gumaman dari orang yang berada di sebelahnya.

" Shittt." Panik al, dia menaruh bunga yang ada di tangannya tepat di sebelah bantal nata, setelah itu dia perlahan turun dari tempat tidur, berjalan pelan agar tidak tersandung dan menabrak sesuatu yang ada di depannya.

" Pintunya mana." Gumam al, kenapa rasanya kamar ini sangat luas.

" Mommy please." Lirih al yang sudah hampir putus asa.

Terdengar suara helaan nafas di belakang al, setelah itu al merasa tangannya di genggam seseorang.

" Kamu itu iblis, iblis gak ada rasa takut harus nya." Bisik kana.

" Aku kalau bisa liat juga gak bakal gini." Sahut al pelan.

Setelah keluar dari kamar nata, kana langsung menutup rapat pintu kamar nya kemudian membawa al kembali ke kamar milik al.

" Jangan jadikan kekurangan kamu menjadi kelemahan kamu, kamu gak punya mata tapi kamu masih punya kaki, kalaupun gak lihat tapi kamu masih bisa jalan, gunakan insting kamu al." Omel kana.

" Galak." Gumam al.

" Kamu tuh kalau di ajak daddy latihan jarang banget mau, malah milih buat nemenin win main, gini kan hasil nya?" Omel kana lagi.

" Ya Daddy galak juga." Sahut al.

" Al? Umur kamu udah 30, jangan kaya anak kecil." Dengus kana.

" Aku aja gapernah ngerasain gimana rasanya jadi anak kecil, pas ada win doang aku tau gimana rasanya main. Kalau gak ada awin aku mana tau." Sahut al.

Nafas kana rasanya tercekat, al benar.
Selama dia hidup tidak pernah keluar dari wilayah kekuasaan daddy nya. Tidak pernah berbaur dengan orang luar, tidak pernah melakukan hal apapun selain mengurung diri di kamar, dia hanya sesekali keluar untuk berlatih. Itu pun tak sering.

Tapi semenjak twins lahir, terutama win. Hari al menjadi lebih berwarna, dia tak terlalu kesepian karena adik nya itu setia menemaninya setiap hari.

Dan sekarang keberadaan ohm pun membuatnya sangat senang. Jadi tidak ada salahnya kalau al juga bertingkah seperti anak kecil. Tingkah yang sering di perlihatkan kedua adiknya.

OUR FATE || Against Fate 2Where stories live. Discover now