Chapter 22 - Belum siap kehilanganMu

4 2 0
                                    

1 Minggu kemudian

Jeff duduk menundukkan kepalanya menyandarkan tubuh yang lemah itu di depan pintu ruangan operasi, Matanya berkaca-kaca menahan bendungan air mata yang hendak berderai. Disana tidak hanya ada Jeff, anggota POLCA juga stay disana menunggu operasi sahabatnya berlangsung. 30 menit operasi telah berlangsung, anggota POLCA yang sedang berdoa dibuyarkan oleh dokter yang membuka pintu ruangan operasi itu. Dengan sigap mereka mendekati dokter itu dan melontarkan beberapa pertanyaan, namun dokter itu hanya bisa menghela nafas sembari menepuk bahu Jeff. Anggota POLCA kebingungan dengan sikap dokter yang diam tanpa mengatakan apapun.

Mereka berkerumun di depan pintu ruangan, suster keluar dari ruang operasi mendorong hospital bed, suster itu berhenti ketika melihat keluarga pasien. Di atas hospital bed seseorang terbaring tak berdaya, wajahnya ditutupi oleh kain putih. Jeff masih tidak percaya dengan apa yang dilihatnya, Jeff memberontak minta penjelasan dari sang dokter namun sama saja dokter hanya bisa terdiam tidak mengatakan apapun.

" Dok, ini maksudnya apa??? jawab dong jangan hanya diam aja " Jeff menarik jas dokter tersebut.

"Yang sabar ya, kita udah berusaha semaksimal mungkin tapi Tuhan berkehendak lain " Dokter itu melepaskan tangan Jeff

Gupi sedari tadi menangis tanpa mengatakan apapun, kini dia semakin menangis histeris setelah mendengar penjelasan dokter tersebut.

"Maksud dokter apa??? Itu gak benar kan dok, pasti dokter bercanda kan??? "  Air mata Gupi berderai deras memeluk alm sahabatnya.

"Kalau emang dokter gak sanggup melakukan operasi, seharusnya bilang biar saya tahu untuk memindahkan sahabat saya ke RS lain" Jeff mengepal kedua tangannya, amarah nya sudah tak terkendalikan.

"Dokter bisa kerja gaksii?? Kalau gitu biar gue sekarang yang pindahin dia ke RS lain" Gupi melepaskan tangan suster yang sedari tadi memegang hospital bed, Gupi ingin mendorong tapi dihalangi oleh suster itu.

"Lepasin...." Teriak Gupi

"Maaf kita sudah melakukan yang terbaik, saya tahu ini sangat berat tapi izinkan kami membawa pasien ke ruang jenazah. Sus, tolong bawa alm ke ruang jenazah!!!"

"Baik dok" Suster hendak mendorong hospital bed tetapi Gupi dan Vicky menghalanginya

"Gak ada satu orang pun yang bisa bawa dia" Gupi semakin erat memeluk alm sahabatnya

"Jangan seenaknya membawa sahabat kita, kita yakin dia masih bisa bertahan" Jeff menenangkan dengan memeluk Vicky.

"Vick, sadar dia sudah pergi jadi izinkan mereka membawa alm bright." Jeff semakin erat memeluk Vicky

"Gakkkk!!! Gue yakin bright masih hidup, gak mungkin dia ninggalin kita" Tangis Vicky pun pecah di pelukan Jeff

Secruity dan suster mendorong hospital bed ke ruang jenazah, dengan berat hati anggota POLCA mengikuti dari belakang. Sementara itu Gupi tergeletak pingsan ketika jenazah bright dibawa ke ruang jenazah. Seketika tangisan Vicky berhenti melihat keadaan Gupi yang drop. Vicky dan Jeff membawa gupi ke kamar pasien.

"Pi bangun, please jangan buat kita khawatir dong" Vicky mengoleskan minyak kayu putih di hidung Gupi

"Vick, lu jagain Gupi ya gue biar nyusul anak2 dulu. Kalau Gupi sudah sadar kalian langsung pulang ke markas aja"

"Terus kalau dia sadar nanyain bright gimana??? Jujur gue gak tega lihat kondisi dia"

"Lu gak usah jawab apapun atau cari alasan lah, gue mau urus semuanya dulu entar kita ketemu dimarkas. Udah gue pergi ya" Jeff meninggalkan kamar

"Kenapa keadaannya harus begini??? Gue gak sanggup harus kehilangan Lo bright, Lo gak kasihan lihat Gupi sehancur ini???" Air mata Vicky pun terjatuh

POV grup kampus

"Selamat siang, gue Jeff selaku ketua POLCA ingin menyampaikan kabar duka kepada kalian. Sahabat kita bright telah pergi meninggalkan kita untuk selamanya tadi pagi. Kita akan melakukan pemakaman besok pagi di TPU saranghae di Jl. Sutomo, terimakasih"

...

POV kelas

"Astagaaaa, ini gak mungkin. Ini gak mungkin" Nat teriak membaca pesan grup kampus

" Lo kenapa Nat??? Ada masalah???" Tanya Yim

"Iyaa nih Lo kenapa??? Kesambet apa Lo??" Ujar Nata

"Guysss, gue gak percaya ini" Tiba-tiba air mata Nat terjatuh

"Lah Lo kenapa nangis Bambang??? Cerita dong ke kita" Ujar Yim

Tanpa basa-basi Nat menunjukkan pesan grup kampus kepada Yim, kebetulan yang join di grup itu hanya Nat. Saat ini mereka semua berada dikelas.

Yim kaget tiba-tiba menjatuhkan ponsel Nat setelah membaca pesan grup itu. Yim ingin meninggalkan kelas tapi ditarik oleh Nata.

"Eh Lo mau kemana sih Yim??? Kelas belum selesai, lu berdua pada kenapa sih??? Lo juga Yim kok tiba-tiba ekspresi Lo begitu?? Ada apaan sih??

Dengan suara tersedu-sedu Nat mengatakan kabar buruk yang mereka baca dari pesan grup.

"Bright udah gak ada???" Nat semakin memilu

"Maksud Lo gak ada gimana sih Nat??? Kasih info itu yang jelas dong" Ujar Nata

"Bright meninggal tadi pagi" Tangis nya pecah

"Hah??? Lu bercandakan Nat???" Key yang diujung barisan terkejut mendengar kabar itu, dia datang mendekat ke meja Nat dan Yim.

"Lo gak bercandakan?? Please jawab gue??? Ujar Key

"Kita lagi gak bercanda, ini semua karena ulah kebanggaan lu si domundi itu" Ketus Yim

"Lo apa apaan sih Yim??? Bisa gak sih lu gak salahin orang lain???" Ujar Key

"Kan emang bener yang gue bilang, kalau aja pada saat itu mereka gak ngelukain bright pasti gak akan begini kejadiannya" Yim semakin emosional

"Udah udah gak usah pada berantem "  Nata melerai perdebatan itu

"Izinin gue ya Ta, gue mau ke RS dulu" Yim meninggalkan kelas

"Izinin gue juga ya Ta, Yim tungguin gue" Nat juga menyusul Yim

"Um, benar2 dua bocah main pergi aja. btw jangan dimasukin ke dalam hati ya omongan mereka berdua ya, Lo tau lah gimana sifat dua bocah itu" Nata mengelus bahu Key

"Ya gue ngerti kok, yaudah selesai kelas kita kesana" Key kembali ke kursinya

Kabar buruk ini sangat mengejutkan satu kampus, terutama penggemar POLCA sangat sedih atas kepergian bright. Mereka tidak percaya dengan kabar itu, bright yang dikenal cowok humoris, baik, tampan dan juga kaya tentu saja kepergiannya menciptakan luka mendalam. Bright adalah anak yatim piatu, dia hidup sebatang kara. Sejak umur 15 tahun dia sudah ditinggalkan kedua orang tuanya dan selama ini dia bertahan hanya untuk mengejar sosok yang ingin dia jadikan rumah. Namun insiden itu membuat dirinya tidak berdaya dan semakin jauh dari mimpinya.

Bright hampir 2 minggu dirawat di hospital Bangkok, hari ini bright sudah tidak sanggup bertahan hidup. Dia meninggalkan orang yang disayanginya dan harapan Bright ingin menjadikan Gupi sebagai kekasih kini semua sirna tinggal kenangan.

***


POLCA berduka....

See you Bright....

Jangan lupa voment.....

Bad genZ || NetjamesWhere stories live. Discover now