"Suara itu?"
Dia beranjak dari tempat duduknya, melihat keluar jendela kamarnya. Dia tersenyum tetapi menangis. Mendengar lantunan asmara yang terbawa angin malam. Dia menatap langit yang tampak seperti biasanya, "Tidak menghibur jika bukan dirimu" tuturnya.
Di tengah kota yang sepi. Tempat tinggal gadis cantik ini yang selalu bising akan suara indah melodi darinya. Tetapi, untuk malam ini dia mendengar suara lain yang dia kenal tentunya. Lagu bahagia yang dilantunkan untuknya.
"Aku sangat mengenal suaramu, aku mendengarmu tetapi tidak melihatmu"
Sila mencoba meraih nada hujan dengan tuntunan lagu yang dimainkannya. Mencoba meraih masa depan yang diimpikannya agar menjadi kenyataan sebelum dia menghilang.
"Hiks... kenapa..... kenapa aku tidak dapat menggenggam tanganmu lagi?"
"Apa.... apa artinya kamu memainkan lagu saat terakhir aku menggenggam tanganmu? Hiks.... Kamu tahu betapa sakitnya aku saat ini?"
"Aku sangat tahu apa yang kamu rasakan"
"Hah....hah.....hah.... Kak Bisma" Nafasnya terengah-engah diseling keringat dingin di sekujur tubuhnya. Dalam hatinya dia sangat senang terlihat saat ranum itu tertarik ke atas dan dia mengulang sebuah nama yang sangat dia rindukan, Kak Bisma.
YOU ARE READING
Nada Hujan
FanfictionDengan tangan yang di berikan Tuhan kita dapat merasakan arti kebersamaan dalam air hujan, mereka turun ke bumi bersama sambil bernyanyi, siapapun yang meraih tubuhnya akan ikut merasakannya.