Chapter 12 - Saving 1D

7K 687 134
                                    

Phantom.

Betapa sangat dengkinya hatiku mengingat apa yg telah ia lakukan. Dan kini aku melihatnya berdiri didepan ku.. uhm.. ralat,ia berdiri dibawahku karena aku diatas meja laboratorium.

Tiba-tiba dia bertepuk tangan dan memberikan Evil Smirk nya.

"Samantha Wildblood. Gadis paling dipuja-puja oleh semua anggota kemiliteran karena satu-satunya agen paling muda dan satu-satunya perempuan. Betapa beruntungnya dirimu,manis" ujar Phantom,menjijikan. Euwh.

Aku hanya menatapnya garang. Begitu juga dengan Alex.

"Oh,kita kedatangan tamu terhormat. Lihat ini,Alex Anderson. Anak bungsu dari Kederrick Anderson. Bagaimana perasaanmu saat ayahmu pergi meninggalkan mu,huh?" tanyanya sok manis. Terilhat Alex menggenggam tabung stormbreaker dengan erat. Baiklah,dia pasti sangat kesal.

"Tutup mulutmu Phantom. Tapi aku tak yakin kau punya mulut karena kau selalu memakai topeng bodoh itu. Kau tau,suaramu sangatlah tak enak didengar" ujarku ketus.

"Oh,nona Samantha. Aku sangat tersanjung. Tapi aku sangat suka memakai topeng yg kau anggap topeng bodoh ini. Karena topeng bodoh ini,polisi tak bisa melacak ku. Oh,betapa pintarnya aku. Aku hebat bukan?" ujar Phantom sok sopan,padahal..

"Uhm.. huekk! Ada yg punya kantong plastik? Aku mau muntah" kataku mengejek.

"Sudah puas membunuh orang?" tanya seorang dengan nada datar,dingin tapi menusuk. Alex.

"Sudah puas menyiksa orang?" tanya Alex lagi.

Tapi Phantom hanya diam,tak mengeluarkan suara sama sekali.

Kemudian Alex turun dari meja dan menghadap Phantom.

"Cukup untuk basa-basinya" kata Alex,lalu ia melempar tabung cairan stormbreaker itu kesembarang tempat. Untung saja salah satu anak buah Phantom menangkapnya.

"Mari bertarung satu lawan satu" ujar Alex lagi,ia menoleh padaku.

Seperti sebuah kode,iPhoneku pun bergetar. Saat ku lihat layar iPhone ku,ternyata Austin menelpon.

"Sam! One Direction diculik!! Selamatkan mereka!!" pekik Austin diseberang sana. Aku membelalakan mataku,lalu menrenggut jubah Phantom.

"Kau apakan mereka!? Dimana mereka!? Katakan padaku!!! Atau kuhancurkan semua cairan bodoh itu!!" ancam ku. Dia hanya terkekeh.

"Oh,Samantha. Begitu pentingnya kah kelima lelaki ingusan yg tak berdaya itu?" tanyanya meremehkan. Hampir saja aku menghajarnya,tapi Alex menahanku.

"Pergilah,White Wolf. Selamatkan mereka. Biar aku yg urus Phantom" ujarnya lalu mendorongku menjauh dari Phantom.

Tunggu,apa Alex baru saja menyebutkan nama julukanku? White Wolf? batinku. Tapi aku menepis semua pikiran itu dan berlari.

Aku harus menemukan kelima lelaki itu. Bagaimana pun juga,mereka tanggung jawabku.

.

.

.

.

.

Harry's POV.

Ini gila,bagaimana aku dan bandmates ku bisa tertangkap? Aku akan gila.

"Bagaimana kita bisa keluar dari sini?" tanya Niall dengan wajah paniknya.

"Tenang,mate. Kita pasti menemukan jalan keluarnya. Kau jangan panik" tutur Liam.

"Aku yakin Sam pasti menyelamatkan kita" ujar Louis.

"Tidak,Lou. Kita harus menyelamatkan diri kita sendiri. Kita tidak boleh selalu merepotkan Sam. Dia masih terlalu muda untuk penyelamatan yg bahaya ini. Kita lebih kuat darinya. Kita lelaki. Ayo,lads! Kita lakukan bersama" ujar Zayn. Sejak kapan dia jadi bijaksana begini?

Teengirl FBI Agent [One Direction Fanfict]Where stories live. Discover now