Feminisme atau Seksisme?

2K 164 106
                                    

You, you love it how I move you
You love it how I touch you
My one, when all is said and done
You'll believe God is a woman  

Sudah dengar lagu itu, 'kan? Single barunya dari Ariana. Oh dear, wanita mampu menaklukkan pria dengan pesonanya. Jadi, jika kau tunduk kepada Tuhan, maka Dia seharusnya adalah seorang wanita. Kamu percaya?

Well, sebelum ke situ, beberapa bulan lalu sempat viral gerakan melawan dogma masyarakat, bahwa ketika terjadi pemerkosaan, siapa yang seharusnya disalahkan? Laki-laki yang nafsunya kebanyakan, atau perempuan yang bajunya kekurangan? Ya, kalo disuruh cari kambing hitam, dua-duanya jelas salah, toh? Kalau disuruh mikir bagaimana sebaiknya, ya kembali saja ke norma yang beradab. Jaga nafsu dan/atau jaga badan, tergantung dalam kondisi seperti apa kamu butuh.

 Jaga nafsu dan/atau jaga badan, tergantung dalam kondisi seperti apa kamu butuh

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Sebenarnya, feminisme sendiri bukan hal baru. Feminisme adalah paham yang muncul ketika wanita menuntut untuk mendapat kesetaraan hak dengan pria. Istilah ini pertama kali digunakan dalam debat politik di Perancis akhir abad ke-19. Sementara gerakan feminisme sendiri sudah muncul satu abad sebelumnya. Waktu itu, banyak sekali negara yang menempatkan perempuan pada posisi yang lebih rendah daripada laki-laki. Perempuan tidak mendapat posisi yang diakui masyarakat, khususnya di bidang pendidikan. Nggak usah jauh-jauh, tokoh kita mengalaminya sendiri, RA Kartini. 

Kemudian, setelah revolusi Perancis, zaman Renaisans, para wanita mulai ngide. Mereka bercita-cita ingin menghentikan dominasi pria dan menolak anggapan umum bahwa perempuan adalah makhluk nomor dua. Ingat, nggak ada manusia di muka bumi yang mau berada di bawah. Karena waktu itu isu liberalism and equality sangat gencar diangkat.

Sekitar pertengahan abad ke-18, para perempuan di Eropa, Amerika Utara, Kanada, Selandia Baru, dan Australia bersatu di dalam kelompok yang bertujuan mencapai emansipasi, atau penyetaraan gender. Organisasi-organisasi ini menjadi pusat gerakan feminisme. Mereka terus mendidik dan membuat para wanita menuangkan isi pikirannya dalam bentuk biografi, tulisan-tulisan, ataupun karya lain, agar ideologi mereka dikenal terus di masa depan.

Orang-orang yang menganut paham ini disebut feminis. Siapa pun bisa menjadi feminis, nggak peduli cewek, cowok, di antaranya, atau tidak keduanya. Nah, hingga saat ini setidaknya ada delapan (8) macam jenis feminis, yakni:

1. Feminis Liberal

Memandang diskriminasi wanita yang diperlakukan tidak adil. Wanita seharusnya memiliki kesempatan yang sama dengan pria untuk sukses dalam masyarakat. Pertama, peraturan untuk permainannya harus adil. Kedua, pastikan tidak ada pihak yang ingin memanfaatkan sekelompok masyarakat lain, dan sistem yang dipakai harus sistematis, serta tidak ada yang dirugikan.

2. Feminis Radikal

Menganggap sistem patriarki (politik kepemimpinan pria) tidak bisa direformasi dan pemikiran dasarnya harus diubah. Feminis radikal fokus kepada jenis kelamin, gender, dan reproduksi sebagai tempat untuk mengembangkan pemikiran mereka.

Conspirare | Menyingkap Tabir DuniaWhere stories live. Discover now