Conspirare | Menyingkap Tabir Dunia

Perjalanan Mencari Tuhan (part 4)

Perjalanan kita menelusuri sejarah agama masih belum selesai, teman-teman. Awalnya saya agak enggan dan berat untuk melanjutkan tajuk ini. Ya, semata-mata karena riset Hx-3 sudah cukup puas untuk kutulis secara privat saja. 

Tapi demi apa Netflix mengeluarkan jurus: ide liar yang menarik mata dunia. Kalau kalian belum tahu maksudku, 1 Januari 2020 nanti, film adaptasi novel yang berjudul "Messiah" akan meletus menjadi salah satu kembang api di tahun baru kita. Setidaknya aku berharap cukup ini saja jawaban dari ramalan 2020 yang bilang dajjal bakalan keluar, tak lebih--kecuali kalian mau berdoa agar dunia cepat berakhir, supaya penderitaan para kaum sadboi dan sadgurl tak kian berkepanjangan. Pfft.

<>

Konon, Yahudi, Kristen, dan Islam adalah umat yang selalu berselisih. Ibarat kakak beradik yang saling berebut, siapa dapat jatah susu paling banyak, tanpa peduli kendati pun itu memabukkan. Perbedaan ini pun senantiasa terjadi sampai akhir zaman, dan istilah Messiah mengerucutkan ketiganya ke dalam satu titik temu.

Namun sebelum tiba masa itu, kita harus kembali dulu beberapa abad, tepatnya di sebuah kota di Israel bernama Nazareth. Mary (Maryam/Miriam) adalah perempuan Yahudi yang sangat salihah. Senantiasa mengabdikan diri kepada Jehovah (Yahweh/YHWH)--Tuhan Yahudi yang juga kita kenal sekarang. Sehari-hari ia belajar agama bersama Nabi Zakaria as (Zechariah). Suatu hari, ia pergi mencari air bersama Joseph (Yusuf--bukan Nabi Yusuf lho, ya.), si tukang kayu. Oya, "romance" yang terjalin di sini terbagi menjadi 2 ya: antara versi yang menganggap Joseph ini pacaran sama Mary, dan versi yang menganggap Yusuf adalah sepupu dekat dari Maryam. 

Nah, ketika sumber air su dekat, bertemulah keduanya dengan Gabriel / Malaikat Jibril. Yang membuat syok adalah ketika Jibril menyampaikan, Tuhan akan membuat Mary mengandung seorang putra. Seperti yang telah disebutkan, Mary adalah seorang salihah yang tidak mungkin menodai kesuciannya, bagaimana ia bisa hamil?

Tapi ketahuilah, kalau cobaan itu datang kepada siapa saja, apalagi "the chosen one" seperti Mary. Sebelum bisik-bisik tetangga menyebarkan rumor bahwa Mary telah melakukan hubungan terlarang bersama Joseph, atau bahkan Zechariah. Barangkali di sinilah ide "romance" yang tadi itu muncul. Joseph berpikir untuk menikahi Mary. Walaupun sempat ragu, mereka pun menikah. 

Walaupun di sumber lain mengatakan kalau Maryam tidak perlu Yusuf untuk menyelamatkan reputasinya. Maryam berani menghadapi warga dengan argumennya. Jika mereka bertanya mungkinkah tanaman tumbuh tanpa biji? Mungkinkah seorang anak ada tanpa bapak? Maka Maryam menjawab, "Tahukah kamu bahwa Tuhan telah menumbuhkan pohon tanpa benih, tanpa hujan, saat hari-hari penciptaan langit dan bumi? Dan apabila Adam diciptakan tanpa sebab manusia sebelumnya, maka mungkinkah Dia menciptakan hal serupa untuk kedua kalinya?"

That's kind of ... savage, Bruh!

<>

Oke. Kelahiran Yesus. Menarik sekali menurut saya. Tempat dan tanggal lahir seseorang yang amat penting ini menimbulkan kontroversi seribu halaman. Mari kita ikuti perjalanan Mary dan Joseph menuju Bethlehem (Palestina). Mary mengikuti Joseph menuju Palestina, sebab Raja Romawi saat itu memberikan aturan bahwa setiap warga harus kembali ke kampung halaman mereka untuk disensus, dan namanya akan dicatat sebagai nama resmi di situ.

Sayangnya, ketika mereka sampai, tidak ada ruangan lagi yang tersisa di guest house--sudah penuh sama keluarga lain yang datang lebih dulu. Terpaksa, Mary harus melahirkan di stable. Not exactly "kandang" seperti di kita-kita yang terpisah dari rumah utama. Kalau menilik desain rumah Palestina zaman dulu, stable ini adalah kompartemen bawah rumah utama yang digunakan memang untuk menyimpan hewan ternak. Kejadian agung malam itu disaksikan oleh para penggembala yang sedang membawa domba mereka di ladang. Malaikat berdatangan untuk mengabarkan kepada orang-orang, bahwa Sang Kristus, juru selamat kalian, telah lahir ke dunia.