bab 3 - merindukan kampung halaman, mencari harta karun

43 4 0
                                    

.

Sudah bertahun-tahun lamanya sejak Jung Yunho terakhir kali menginjakkan kaki di kampung halamannya. Sejak memulai bisnisnya di Seoul, Yunho tak pernah lagi pulang ke Busan, bahkan pada tahun baru Chuseok sekalipun. Karena tak ada seorangpun yang menanti kepulangannya, karena semua orang kesayangannya telah pergi. Ia lebih sering menyibukkan diri dengan pekerjaan. Tapi belakangan, ia tiba-tiba merindukan rumah yang telah lama ditinggalkannya. Ia merindukan kota tempatnya tumbuh besar. Terlalu banyak kenangan menyakitkan di kota metropolitan kedua di Korea ini. Tapi di sini jugalah ia bertemu dengan cintanya. Di sinilah ia menemukan keluarga dan harapan, tepat setelah ia pikir segalanya telah berakhir. Dan di sini pulalah mimpi-mimpi dan rencana masa depan yang telah ia bangun bersama malaikatnya sirna. Dari sinilah semua mimpi buruknya berawal.

Ia berjalan ditemani gambaran dirinya di masa lalu menyusuri pasar Gukje yang ramai dipenuhi wisatawan, bernostalgia dengan kenangan masa lalunya. Dahulu orang tuanya memiliki sebuah toko cinderamata di pasar ini. Di sinilah ia menghabiskan sorenya sepulang sekolah, membantu ayah dan ibunya di toko. Tepat di seberang kios orang tuanya merupakan sebuah kedai tempat Bibi Yoo, ibunda Yoo Youngjae, bekerja. Ia berusia 10 tahun saat keluarganya pindah ke Busan untuk memulai kehidupan yang baru setelah usaha di Gwangju mengalami kebangkrutan. Yunho yang kala itu bernama Jung Daehyun, masih belum terbiasa dengan sekolah dan lingkungan barunya. Yoo Youngjae merupakan teman pertama dan satu-satunya yang ia miliki.

"Aku juga pernah menjadi murid pindahan seperti dirimu, setahun yang lalu," jelas pemilik pipi tembam itu usai memperkenalkan diri pada teman sebangkunya yang baru, "pindahan dari Seoul."

Senyum hangatnya yang ramah, tatapan mata cerahnya dipenuhi binar keceriaan, "Maukah kau menjadi temanku?" menjabat tangan Youngjae yang terulur, Daehyun merasa bahwa ia akan baik-baik saja beradaptasi di kota barunya ini.

Ketika orang tuanya mengalami kecelakaan, Bibi Yoo dan Youngjae menemaninya, mereka bahkan menerima Daehyun yang kala itu masih remaja untuk tinggal bersama mereka. Karena tidak ada satupun kerabat tuan dan nyonya Jung yang bersedia menampungnya, mereka menolak mengakui orang tua Daehyun sebagai saudaranya setelah keluarga kecil itu jatuh miskin. Hingga peristiwa naas itu terjadi.. Daehyun benar-benar tak sanggup menatap Bibi Yoo, tidak setelah apa yang dilakukannya pada Youngjae. Tapi Bibi Yoo yang sabar dan pemaaf tetap menerimanya. Wanita itu telah menganggap Daehyun sebagai putranya, ia bahkan bekerja siang dan malam agar bisa membiayai pendidikan putra angkatnya itu hingga ke perguruan tinggi.

Ia merindukan Bibi Yoo. Ia merindukan Youngjae. Ia merindukan dirinya yang dulu.. hari-harinya yang cerah dan berwarna. Tapi kini sinar mataharinya telah redup, bersembunyi di balik awan mendung yang tak berkesudahan. Hari di mana Yoo Youngjae menghilang adalah hari ketika Jung Daehyun merasa hidupnya benar-benar berakhir. Ia ingin menghapus tato di tangannya, tato yang mengingatkannya pada tangan hangat Youngjae yang menggenggamnya. Namun ia bertahan demi Bibi Yoo yang tulus menyayanginya, Bibi Yoo yang berbesar hati memaafkan Daehyun. Demi wanita yang telah melahirkan pujaan hatinya, meskipun Daehyun ikut mati bersama perginya Youngjae. Dan sejak saat itu ia mengganti namanya menjadi Yunho. Jung Yunho.

Yunho tengah berjalan di depan toko sepatu yang dulunya merupakan kios milik orang tuanya, ketika matanya menangkap sosok indah di antara kerumunan manusia tak jauh dari sana. Bahkan di tempat seperti ini, di antara banyak orang yang berjejal dan saling berdesak-desakkan, pria itu tampak bersinar. Dengan senyum terkembang di bibir berbentuk hatinya, ia menghampiri Kim Jaejoong yang tampak asyik memilih baju di sebuah kios. Pria cantik itu bahkan tidak menyadari Yunho yang berdiri tak jauh darinya, menyaksikan dirinya yang tengah tawar-menawar dengan si penjual. Setelah si penjual menyerahkan bungkusan berupa beberapa potong pakaian kepada Jaejoong, barulah Yunho menghampirinya.

saudadeWhere stories live. Discover now