[MUSIK] Single: Dumb Blonde (Avril Lavigne feat. Nicki Minaj)

29 2 0
                                    

Avril Lavigne is back. Hold yer horses: AVRIL LAVIGNE, IS BACK.

Yeah, oke, gue tahu Lavigne bukannya hiatus beberapa tahun belakangan ini. Walaupun album terakhir dirilis tahun 2013 (hampir enam tahun lalu!), Lavigne masih aktif terlibat proyek-proyek musikal: jadi pembuka tur konser Backstreet Boys, rilis single dan video musik di sana-sini, dan kolaborasi dengan musisi lain kayak One OK Rock dan Grey. She's been quite low key, but not necessarily hiatus to say the least.

Tapi, gue udah enggak ngikutin karier Lavigne lagi sejak rilis album terakhirnya, AVRIL LAVIGNE (2013). Sebagian besar, karena di situ arahan musik Lavigne lebih condong ke pop, which I've never really been that into. Selain itu, 2013 adalah tahun gue masuk SMA, dan selama tiga tahun gue di SMA, gue terobsesi sama band All Time Low sampai-sampai gue praktis enggak dengar musisi lain sama sekali. Makanya, ketika gue bilang Avril Lavigne is back, maksud gue sebetulnya adalah Avril Lavigne is back on me radar.

Penyebabnya, gara-gara algoritma YouTube yang ngerekomendasiin video lirik untuk single ketiga Lavigne dari album baru yang sebentar lagi rilis, HEAD ABOVE WATER (jadwal rilis 15 Februari 2019—alias BESOK). Judul lagunya adalah Dumb Blonde, berkolaborasi dengan Nicki Minaj. Desain thumbnail videonya yang eye-catching langsung narik perhatian gue. Rasa penasaran menang, dan akhirnya gue klik video itu.

Dari detik-detik pertama, oke, udah jelas bahwa lagu ini dibuat untuk jadi semacam empowering anthem. Judul Dumb Blonde buat gue udah ngasih gambaran soal narasi lagunya, yang kurang-lebih sesuai tebakan gue: ini anthem buat menegasikan stereotip cewek pirang tuh bego. (Which, let's be honest—stereotip ini sendiri kayaknya udah lama sekarat, bahkan mati.)

Lagu dibuka dengan paruh pertama chorus kayak kalau lo baca novel dan prolognya adalah adegan dekat klimaks yang foreshadowing events to come. Lalu ketika kita masuk ke verse, lagu yang awalnya buat gue oke-oke aja, bahkan menyenangkan, justru bikin gue jadi ... bingung.

Check out these lyrics, copied from Genius.com:

Well, there you go again tellin' me where I belong
You put me on the bench, don't think that I can play strong
So quick to condescend, well, you think I'm empty, I'm not
You won't be so confident when I'm crushin' you from the top (Oh)

Akar kebingungan gue adalah campur aduknya pesan yang Lavigne sampaikan di sini. Di satu bagian, dia kayaknya nunjukin sisi rapuh dan manusiawi dia (You put me on the bench, don't think that I can play strong), tapi kemudian cuma beberapa detik setelahnya, Lavigne seolah berusaha nunjukin (atau pamerin) seberapa setronk dan powerful dia, dengan lirik semacam You won't be so confident when I'm crushin' you from the top.

So which one is it, Ms. Lavigne?! Apakah lo bisa rapuh dan enggak sekuat yang orang-orang harapkan, atau lo punya kekuatan setara dewi atau korporat kapitalis raksasa yang bisa mijek orang sampai rata? Are ye able to play strong, or nae??!

Bridge lagu (atau pre-chorus, whatevs) makin ngasih gue mixed feeling dengan pembawaan seolah-olah baris kedua verse 1 never happened at all. The chorus was fine, dan atmosfer anthem-nya makin kental ketika mencapai post-chorus, dengan lirik kayak:

Stand up, everybody!
Get up, say it loud!
Bombshells raising hell now!

Kemudian kita masuk verse 2, dan mixed feeling yang hampir gue lupakan berkat pre-chorus, chorus, dan post-chorus yang super catchy dan energik langsung balik lagi, mendera bagai Laut Merah yang menenggelamkan Ramses II. Tapi beda dengan kasus verse 1 di mana gue merasa liriknya saling berkontradiksi, di verse 2 liriknya nyambung secara koheren, dengan tone pembawaan yang seragam. Verse 2 ngasih gue mixed feeling karena:

The Book of ReviewTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang