kenapa cium aku?

23K 2.1K 85
                                    


Jangan males vote.

Vomen kalian energi buat aku Up.

Follow IG @ ryani_muhammad__
💋

Makan, minum, leha-leha sudah menjadi kewajiban tetangganya sejak lama. Tidak tanggung-tanggung, wanita itu juga membawa pekerjaannya ke rumah. Dan ruang tengah sekaligus ruang televisi keluarga Darma, hampir setiap akhir tahun menjadi tempat Ara menumpuk buku laporan penjualan.

Alhasil, kebiasaan Banyu setiap habis Isya harus terlewatkan. Dikarenakan sang  tetangga sibuk dengan kalkulator menghitung dana masuk, dana keluar sekaligus dana programer.

Acara bang Karni Ilyas harus ia tinggalkan. Karena, dirinya tidak akan fokus jika suara berisik Ara menganggu konsentrasinya. Apalagi, ketika gadis itu salah memasukkan angka, teriakan akan membabi buta di telinganya.

"Goreng pisangnya belum dimakan? Udah dingin loh Ra."

"Nanti, Bu."

Mengiyakan, lantas Farida kembali ke ruang tamu menemani suaminya dan tamu kelurahan yang datang berkunjung.

Ara menekuni angka yang akan menggelinding bola matanya. Per tanggal 1 januari sampai 22 Desember 2019 cukup beragam nominal yang diperolehnya.

"Bantuin kenapa Bang. Kopi terus yang Abang pikirin."

Banyu menoleh, dari mana wanita itu tahu bahwa dirinya yang berjalan di belakang sofa. Lagian Ara duduk di bawah, bukan di sofa.

"Kerjaan kamu, kenapa aku yang repot."

"Ya Allah. Sesama hamba itu, harus saling tolong menolong Abang. Tanyain ustadz besok-besok kalau ke Mesjid."

Banyu nggak salah dengar, kan? Gadis bau kencur itu menceramahinya?

"Sakarep-mu!"

"Eh. Orang aceh ngomong Jawa. Lucu Abang."

Menghela nafas, Banyu melanjutkan langkah. Baru melewati sofa, ia kembali mendengar Ara berteriak.

"Abang! Bantuin. Nggak bisa tidur nanti. Kebanyakan ini. Masa tega!"

"Dulu aja bisa, Ra!" Banyu balas berteriak.

Ara mencebik, dengan cepat ia bangun dan menarik kaos Banyu yang akan keluar dari ruang tengah, hingga laki-laki itu terpaksa memundurkan langkahnya.

"Awas Ra. Kopinya tumpah nanti."

Ara melepaskan tangannya, ketika Banyu berbalik.

"Makanya bantuin. Nggak lihat tuh." dengan dagu, gadis itu menunjuk buku laporan akhir tahun yang tergeletak nelangsa di atas meja.

Dalam hati Banyu meringis. Alamat dijajah sama Ara malam ini.

"Abang bacain angka, aku yang hitung."

Dengan cepat Banyu menggeleng. Bisa rabun dini dia jika harus melihat detail angka-angka tersebut.

"Aku yang hitung, biar cepat."

Ara melengos, "Ngapain minta bantuan Abang kalau hanya megang kalkukator. Aku juga bisa!"

Ini anak, emang tidak tahu diri. Bagian dari mana istilah minta tolong. Dijajah, iya!

Hanya dalam hati, kedongkolan itu bersemayam. Selanjutnya, buku tebal dan panjang sudah berada di tangannya.

"Nggak gitu juga Abang." Ara menggeserkan tas-nya dan menyuruh Banyu duduk di sampingnya.

Tidak ada pilihan lain, selain menurut pada gadis itu. Dan mereka mulai berkerja.

Satu jam berlalu,  Banyu menyesal menerima permintaan Ara. Pasalnya, bukan hanya menyebutkan angka, gadis itu juga menyuruhnya mengisi hasil dalam kolom kecil yang sudah digarisi Ara.

Ranjang TetanggaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang