Aku Pulang, Buk

22 4 1
                                    

Aku pulang, Buk

pada tanah tempatku dibelai hasta

di tanah asap, aku diburu sangkala

tak sekalipun ditimang yojana.


Acap kali aku rindu,

 hamparan ilalang-ilalang di belakang pekarangan

tempat ternyaman untuk merebah

Lalu, bocah sanggar itu datang dengan tuas dan benang

Ia berseru, berlari, semakin dekat, 

nampak kerangka belah ketupat di dada punggungnya.


Tiada yang lebih suka cita dari sore hari itu

kami tertawa bahagia memandang langit

seakan-akan Tuhan ikut bermainmenari-narikan belah ketupat butut kami.


Lalu Ibuk berteriak

tanda lembayung hampir usai

Anak sanggar pulang, dengan janji esokakan ia bawa trapesium beroda.


Diatas meja kayu, nampak kepulan yang sudah bisa kuduga isinya

ubi rebus dengan segala kerinduan

Aku dan Ibuk

dalam satu meja

dalam petang itu

telah mengukir kenangan yang akan kubawa ke kota.


Kini aku pulang, Buk

diatas pusaramu

bercerita tentang hari-hari itu; Anak sanggar, belah ketupat, dan ubi rebus

dan Tuhan yang menari-narikan ilalang-ilalang di belakang pekarangan.


Gresik, 29 Ramadhan 2019

Guratan MonalisaWhere stories live. Discover now