21. The Power of Love

2.6K 315 271
                                    

Jangan lupa tegur kalau ceritaku mirip dengan orang lain.

***

"Jangan takut jatuh cinta pada orang yang salah. Mungkin saja orang yang salah itu bisa jadi orang yang benar di akhir."

***

Seorang gadis melangkahkan kakinya keluar dari area bandara sembari menarik koper besarnya.

Matanya mengedar di segala penjuru arah.

Ah, Korea Selatan banyak berubah.

Sembilan tahun.

Iya. Sembilan tahun lamanya ia tidak menginjakkan kaki di Korea Selatan, negara kelahirannya, semenjak ia memilih untuk kuliah di Harvard.

Ia menetap di sana. Menyelesaikan pendidikannya selama sembilan tahun lamanya.

Dan ketika dirinya baru pulang setelah sembilan tahun di sana, ia terkejut ketika Korea Selatan ternyata berkembang semakin pesat.

Perempuan itu berjalan perlahan, menikmati udara Korea yang menyapanya.

Rindunya akan tempat kelahirannya ini akhirnya terbayarkan.

Bayangkan. Sembilan tahun perempuan itu tidak pulang. Sama sekali tidak pernah berkunjung. Lebih baik menahan rindu yang mendalam dibandingkan pulang ke sana.

Hanya ayah dan ibunya yang sering mengunjunginya selama di sana.

Ia benar-benar fokus belajar.

Dan juga sibuk untuk menata hatinya yang pernah hancur berkeping-keping.

"Aku pulang. Maaf tidak pernah mengunjungimu selama ini. Padahal kau telah menampungku sekian lama," sahut Rachel pelan untuk tempat yang menjadi negara kelahirannya itu.

Ia merasa bersalah pada Korea Selatan. Tega sekali pergi dan tidak kembali dalam waktu yang tidak sebentar.

Rachel berhenti melangkah tatkala dirinya merasa tidak asing dengan tempat yang masih merupakan bagian dari bandara.

Ah, tempat yang bersejarah menurutnya.

Tempatnya menangis banyak ketika ingin berangkat ke Amerika.

Tempat dirinya bertemu untuk terakhir kali dengan seorang yang menjadi alasannya pergi dan menetap di negara orang selama ini.

"Apa kabarmu?" bisiknya pelan sembari menatap tempat tersebut dengan tatapan kosongnya.

Ia menghembuskan nafasnya, kemudian melanjutkan langkahnya.

Di tengah perjalanannya, tiba-tiba seorang anak kecil terjatuh tepat di hadapannya. Membuatnya buru-buru berlari kecil dan menghampiri gadis kecil tersebut.

Rachel membantu anak kecil itu untuk berdiri dan merapikan pakaian anak kecil tersebut.

"Kau tak apa? Ada yang sakit?" tanyanya pelan.

"Tidak ada, Bibi. Terima kasih telah membantuku."

"Hm. Perhatikan jalanmu dan jangan ber--"

Bad Girl X Good Boy 2 (RSB 5) Complete✔Where stories live. Discover now