HARI KE-4

1K 29 0
                                    

Hari keempat merupakan hari dimana Bima menunjukkan keberaniannya.

Pada hari keempat, pagi hari, Bisma, Duryudhana dan Drona telah mengumpulkan balatentara Kurawa. Bisma memerintahkan pasukan Kurawa untuk bergerak. Hari itu Bisma' menyiagakan pasukan-pasukan yang mengusung persenjataan berat, pasukan berkuda dan pasukan penunggang gajah.

Begitu matahari terbit, sangkakala ditiup, tanda peperangan dimulai.

Di awal peperangan, Abimanyu' telah dikepung oleh Aswatama, Burisrawa, Citrasena dan Prabu Salya. Abimanyu dikepung lalu diserang. Arjuna melihat hal tersebut lalu menolong Abimanyu. Bima muncul pada saat yang genting tersebut. Melihat Abimanyu dikeroyok, Bima' cepat-cepat memberikan bantuan kepada Abimanyu.

Saudara-saudara Duryudhana nerasa ngeri ketakutan melihat Bima mendekat sambil mengacung acungkan gada yang luar biasa beratnya. Mereka gemetar ketakutan.

Sementara itu Duryudana marah melihat saudara-saudaranya ketakutan. Ia mengerahkan ratusan gajah untuk menerjang Bima. Melihat ratusan gajah berlari kearahnya Bima meloncat turun dari kereta perangnya diap menghadang mereka dengan gada terayun-ayun. Dihadang seperti itu, gajah-gajah itu lari tunggang-langgang ketakutan. Banyak yang mati terkena hantaman gada Bima atau terinjak-injak gajah lain. Bangkai binatang raksasa itu bergelimpangan dan tak sedikit prajurit kurawa yang mati terlindas gajah yang lari tunggang-langgang karena panik.

Duryudhana menjadi gelap mata. Ratusan anak panah dilesatkannya kearah Bima, beberapa diantaranya tepat mengenai tubuh Bima yang lalu bergegas naik kembali ke kereta perangnya.

Bima memerintahkan kepada kusirnya agar memacu kereta perangnya ke kubu kurawa. Delapan saudara Duryudhana mati remuk terkena amukan gada Bima.

Akhirnya Duryudhana maju dan menantang Bima dengan garang. Busur Bima terpelanting terkena panah Duryudana. Meski demikian dengan cekatan Bima mengambil busur baru dan membalas serangan Duryudhana dengan anak panah bermata pedang yang tepat mengenai busur Duryudhana hingga patah menjadi dua. Tak kalah tangkasnya Duryudhana mengambil busur baru untuk membidik Bima'. Ksatria pandawa itu terkena didadanya, tubuhnya tersentak lalu jatuh terduduk. Tanpa membuang waktu, Duryudhana menggunakan kesempatan itu untuk meluncurkan beratus-ratus anak panah kearah Bima.

Gathotkaca' yang melihat ayahnya terduduk setengah tak sadarkan diri, segera maju menyerang pasukan Kurawa. Sadar akan keadaan pasukan kurawa yang sudah sangat payah dan hari memang sudah sore, Bisma memerintahkan Drona untuk memundurkan pasukan mereka ke perkemahan.

Bisma tahu, Gathotkaca akan bertambah kuat dan sakti jika hari mulai gelap. Semakin malam kesaktiannya akan semakin bertambah.

"Esok saja kita hadapi Gathotkaca" kata Bisma".

Sampai diperkemahan, Duryudana duduk termangu-mangu. air matanya menetes, hatinya sedih mengenang kekalahan tadi siang. Peperangan baru berlangsung empat hari, tetapi sudah delapan saudaranya yang tewas dan tak terhitung banyaknya prajurit Kurawa yang kehilangan nyawanya atau menjadi cacat. Kekalahan itu semakin terasa berat karena banyak kereta perang yang hancur dan gajah serta kuda yang mati.

Saat pertempuran di hari itu berakhir, Duryudhana yang diliputi duka dan kekecewaan datang menemui Bisma untuk menanyakan penyebab Pandawa mampu bertahan dan mengalahkan kekuatan pasukan Korawa yang konon amat dahsyat. Bisma menjawab bahwa Pandawa bertindak di bawah panji kebenaran, sehingga lebih baik mengadakan perjanjian damai dengan mereka. Namun Duryudhana yang keras kepala tidak mau menuruti nasihat tersebut.

BATARAYUDHA DI KURUHSETRAWhere stories live. Discover now