6. Ok Taehyung dan kunjungan paginya

11.9K 2.1K 856
                                    

Melihat peminat cerita ini di sini, aku berpikir untuk memindahkannya ke Dreame saja yang berarti akan berbayar. Kalau masih ingin di sini, tolong divote dan komen ya. Sebenarnya aku nggak mau targetin huhu. Tapi sepertinya harus. Coba votenya 850 dan komennya 500 ya, baru aku post part berikutnya. :)

Mohon kerja samanya dan hargai penulis.





Kim Taeri merasa bahwa lama-lama, rumahnya menjelma menjadi tempat singgah, lama-lama mungkin akan menjadi motel. Terlalu banyak yang keluar-masuk. Sangat mengganggu. Satu-satunya yang Taeri inginkan adalah hidup nyaman dalam rumah tua megah itu dengan gelas kaca berisi wine sambil memutar piringan hitam di gramophone.

Jarum jam berada di angka delapan dan satu, matahari tidak terlalu pongah, awan masih biru, hawa masih sejuk. Banyaknya pohon-pohon di abel Wood, terutama di dekat rumahnya, membuat suasana sekitar asri. Tidak pernah ada terik yang sampai ingin meraung di Abel Wood. Sangat nyaman untuk Taeri. Cocok. Tumbuh di kota tersebut, Taeri dulu pernah mengatakan tidak akan meninggalkan, tumbuh dan mati di Abel Wood saja. Namun beberapa hal membuat wanita itu menyadari bahwa Abel Wood tidak jauh dari kota terkutuk, dan berharap dapat meninggalkannya, pergi jauh. Nyatanya itu adalah hal paling mustahil. Maka Kim Taeri yang sekarang, sudah berdamai dengan keinginannya. Jika dia tidak bisa keluar dari Abel Wood, ia akan menciptakan kenyamanan sendiri di kota itu. Sesuatu yang pernah terenggut darinya. Dan saat ini ia sedang melakukannya.

Melihat Ok Taehyung sedang di depan pintu dengan pakaian mahalnya yang mirip seperti bangsawan perancis, membuat Taeri memutar bola matanya. Tampan, mapan, memiliki selera fashion yang mumpuni, jelas penampilannya akan sangat menarik. Namun Kim Taeri sedang tidak mengingnkan atau membutuhkan hal itu. Terutama ketika pria di depannya ini memiliki masalah dengan emosi dan perasaan. Jelas hal tersebut sangat berpengaruh, sebab ia menjadi tidak mudah memanipulasi. Atau malah, tidak bisa.

"Ada apa?" tanya Taeri.

"Aku ingin bertamu," jawab Ok Taehyung yang kemudian masuk begitu saja tanpa dipersilakan. Taeri mendengus dan membiarkan. Bahkan pria itu sekarang terlihat seolah menganggap rumah Taeri adalah miliknya. Langsung duduk di ruang tengah sambil mengambil koran pagi yang biasa di antarkan sekitar jam lima sampai enam, Eunbyul yang paling sering mengambil.

"Kau berhutang budi, Nona Kim. Ingat perjanjiannya, kau sekarang memilki tanggung jawab untuk membantuku 'merasakan'."

Sekali lagi menghela napas, Taeri mengangguk. Ia sengaja menunjukan pada Taehyung, kalau menurutnya, pria itu adalah beban. Lebih baik tersinggung dan menyelesaikan perjanjian atau permainan gila ini. Masalahnya, untuk tersinggung saja Taehyung kadang tidak dapat merasakan.

"Baiklah, kau bawa kondom?" tanya Taeri langsung tanpa basa-basi.

Taehyung menaikan satu alisnya. Seksi sekali. Duduknya dengan kaki terbuka sambil kedua tangannya sendiri saling bertautan. "Kondom?"

Taeri mengangguk. "Ya. Aku tahu mungkin kau tidak menggunakannya, terutama ketika dengan istrimu. Tetapi denganku—kau harus menggunakannya. Kita berdua tidak ada hubungan apapun. Selain mencegah aku bisa hamil, ini juga untuk menghindari penyakit apapun," jelas Taeri.

Mendengar penuturan Taeri panjang lebar, Taehyung langsung melirik celananya sendiri lalu kembali pada wajah Taeri. "Aku tidak suka bermain-main dengan wanita."

"Bagus. Tapi tetap saja, kondom perlu untuk antisipiasi!"

Senyuman asimetris yang licik terlihat dari wajah Ok Taehyung. "Aku setuju, tetapi—aku bahkan tidak mengatakan ke sini untuk menyetubuhimu."

Kening Taeri berkerut. "Tapi tadi kau bilang—" Tidak dapat melanjutkan kalimatnya. "Lalu apa yang kau inginkan untuk—'merasa'?" Taeri menggerakan kedua telunjuk dan jari tengahnya seolah membuat tanda kutip. Menunjukan bahwa ada arti lain pada kata 'merasa' yang biasanya pasti nakal.

Keep Lying and I'll Help YouWhere stories live. Discover now