8. Rencana Paling Gila

10.7K 1.7K 721
                                    

Hallo Aveyours, aku kembali dengan kepusingan lainnya di Keep Lying! 1K vote dan 700 comment ya baru dipost part selanjutnya. Semangat dan selamat menikmati!


+++


Ada banyak rencana yang tercipta seiring berjalannya waktu. Seperti menyebarkan umpan, melempar jaring, melebarkan wilayah, pada akhirnya, pada waktu yang tepat, akan ditarik secara bersamaan. Menangkap semuanya secara pasti dalam genggaman. Rencana sempurna yang dibuat menjadi paling fleksibel, membiarkan celah terbuka lebar. Sebab Kim Taeri tahu bahwa sesuatu yang sempurna adalah yang nyaris mustahil. Satu-satunya yang ia harus lakukan adalah membiarkan banyak pihak memengaruhi keadaan dan keputusan, dan dirinya adalah satu-satunya yang harus paling cepat menyesuaikan keadaan, membuat rencana-rencana lainnya.

Persis seperti dalam prinsipnya, jika rencana a gagal, masih akan ada rencana b, lalu c, lalu d dan seterusnya sampai z. Hidup adalah tentang ia tetap bertahan setiap harinya.

Itulah alasannya mengapa Kim Taeri sudah berada di depan pintu apartemen di mana Ok Seokjin tinggal saat ini. Dia tahu dari Ok Taehyung yang sekarang sudah menjadi seperti informan pertamanya. Memang sejak awal Kim Taeri tahu bahwa dia tidak salah langkah untuk menerima tawaran Taehyung. Walaupun memang menyeramkan, tapi seseorang yang tidak dapat mengekspresikan perasaan adalah yang paling tepat diajak bekerja sama, karena tidak akan ada keputusan bodoh yang dibuat karena mengatas-namakan perasaan.

Kim Taeri pernah menjadi bodoh. Dulu sekali.

Menekan bel berkali-kali agar penghuni cepat keluar, yang Taeri ingin temui tentu bukan Seokjin. Ia bisa mendatangi pria itu langsung di kantor sementara—atau di manapun Taeri meminta. Jutsru Taeri datang setelah memastikan bahwa Seokjin sama sekali tidak di rumah. Karena yang ingin dia datangi adalah—

"Selamat malam, adik Ryu," sapa Taeri dengan senyuman begitu manis, ramah, sambil mengangkat satu tangannya dan dilambaikan.

Ya, di depannya adalah pria yang sejak tadi ditunggu, Ryu Jungkook, adik tiri Ok Seokjin dan—

"Ehm, tidak mempersilakan ibu tirimu masuk, anak tiriku?" tanya Taeri lagi sebab sedari tadi sejak membuka pintu, Jungkook hanya terdiam. Ryu Jungkook, anak tirinya.

Sebelumnya di dalam apartemen, Jungkook yang seorang diri tengah sibuk dengan gamenya. Bermain di ruang tengah sebab lebih luas dengan sofa abu-abu yang empuk. Belum lagi layar yang besar, karena dia tidak mungkin membawa perlengkapan bermain gim-nya ke Abel Wood. Terima kasih untuk Ok seokjin, kakak tertampan dan terbaik yang selalu memikirkan kenyamanan sang adik. Seokjin yang meminta beberapa dikirimkan ke apartemen yang sekarang mereka tempati untuk sementara.

Sedari tadi ponselnya terus berbunyi, nama Subin ada di layar. Wanita itu akhir-akhir ini sangat menyusahkannya, menghubungi terus-menerus, bersikap seperti kekasih. Padahal jelas sejak awal dan sampai saat ini mereka tidak memiliki hubungan sama sekali. Memuakan. Ia bahkan sudah menegaskan sebelum Subin membuka mulut dan memasukan miliknya ke sana, mereka hanya sebatas seks dan tidak akan pernah lebih.

Padahal bagaimana mulut itu mengulum miliknya saja tidak terasa nikmat. Sering mengenai gigi. Nyeri jadinya. Belum lagi wajah Subin seperti ingin mengunyah miliknya. Bukan pengalaman yang baik,.

Tapi tidak juga buruk karena bagaimanapun Jungkook keluar. Sampai puncak.

Bel yang berbunyi membuat Jungkook berdecak kesal. Inginnya mengabaikan tetapi sangat mengganggu. Takut pada akhirnya Subin merepotkan juga. Ia sudah yakin sekali bahwa itu Subin, namun ketika membuka pintu, yang ada di hadapannya bukan yang dia kira, tapi jelas diharapkan. Awalnya termangu, tetapi sapaan Taeri membuat Jungkook tersenyum seraya menggigit bibir bawahnya.

Keep Lying and I'll Help YouWhere stories live. Discover now