20

1.4K 203 140
                                    

"Huek!"

Taehyung kembali memuntahkan seluruh isi perutnya sesaat setelah ia melompat turun dari van berwarna kuning pudar yang saat ini tengah Jungkook kemudikan.

Hanya satu jam lagi dan mereka sudah bisa dipastikan tiba di kota tepat waktu jika saja Taehyung tidak menjadi cerewet dengan terus merengek ingin turun karena sudah tidak kuat menahan rasa mualnya.

"Tolongin dong~"

Sembari melambai-lambaikan tangannya di udara, Taehyung berseru manja, berharap ada seseorang yang bersedia menjemput dan menopang tubuhnya yang sudah terasa begitu lemas.

"Gue udah gak kuat~"

Taehyung membungkuk dengan kedua tangan diletakkan di lutut. Menarik simpati Jisoo yang sejak awal memang sudah memperhatikannya dengan khawatir. Hanya saja gadis itu begitu ragu untuk mendekat.

Dengan sigap Jisoo berjalan mendekat dan menjulurkan tangannya meraih tubuh Taehyung, membuat Hoseok yang melongokkan kepala keluar jendela lantas berdecih iri, melihat rekannya yang tidak tahu malu itu mengambil kesempatan untuk bersikap manja persis seperti saat Seulgi melakukan hal serupa padanya beberapa hari lalu.

"Nempel bener kaya nasi keinjek!" sindir Hoseok saat melihat Taehyung dengan santai melingkarkan lengan kanannya di bahu Jisoo.

Entah kenapa suasana hati Hoseok berubah semakin tidak jelas pasca kejadian truth or dare beberapa waktu lalu. Bukannya senang mengetahui fakta dibalik hubungan Sooyoung dan Jimin, ia malah merasa kian tertekan setelah mengingat bagaimana sikapnya selama ini pada ketua dapurnya itu.

"Bacot" balas Taehyung lemah.

Jika saja tubuhnya sedang baik-baik saja, sudah bisa dipastikan semua ocehan Hoseok akan ia balas hingga lelaki yang saat ini tengah tertawa mengejek itu kehabisan kata-kata.

"Ngaca coba deh, Tae. Muka lo putih banget udah kaya jenazah"

"Ck! Sini lo gue muntahin biar gak banyak bacot!" balas Taehyung sambil mulai berdiri dari duduknya, berniat menyerang Hoseok.

"Udah woy jangan ribut! Gue mau cepet sampe rumah nih!" seru Dahyun sebal.

Ia jadi sedikit menyesali keputusannya yang memilih untuk duduk di kursi belakang dan merelakan kursi depannya untuk diserahkan pada Sooyoung. Tau begini lebih baik ia teirma saja tawaran bos cantiknya itu tadi.

"Tuh kan! Masih ada tenaga buat marah sebenernya, modus doang pura-pura lemah!"

Tanpa menggubris teguran Dahyun, Hoseok kembali melancarkan serangannya, membuat emosi gadis itu kian tersulut walaupun bukan ia target utama mulut licin Hoseok.

"BISA DIEM GAK SIH, BANG?! MULUT LO BAU AZAB!!"

Hoseok berjengit kaget mendengar pekikan keras di telinganya. Matanya sontak saja langsung menatap tajam sang pelaku yang duduk persis di samping kanannya itu.

"Gila ya si bocil.." lirih Hoseok sambil menepuk-nepuk telinganya yang terasa pengang.

Sooyoung yang sudah mulai bosan mendengar kericuhan itu seketika langsung menghembuskan napas beratnya, berusaha menormalkan pikirannya sendiri yang terasa penuh.

Dua hari berlalu setelah ditinggal dua rekannya yang lain, membuat Sooyoung akhirnya mengerti bagaimana sulitnya mengatur orang-orang seperti Hoseok dan Taehyung ini.

Jika biasanya ia merasa terhibur saat melihat Seulgi atau Jungkook menegur keduanya, justru dua hari ini malah Sooyoung dibuat pusing sendiri saat melihat bagaimana cara Hoseok dan Taehyung berinteraksi.

Love MenuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang