4

1.9K 286 125
                                    

Jimin menggosok-gosok kedua telapak tangannya yang terasa membeku. Udara pagi dikota itu berhembus dingin, menelusup masuk hingga kedalam mobil barunya yang hangat. Bomber hitam tebal yang tengah ia kenakan bahkan tidak mampu menjaga Jimin agar tetap berada disuhu tubuh normalnya. Membuat ia semakin enggan untuk turun.

Pukul 7 kurang 5 menit. Sudah cukup untuk menjelaskan kenapa cafe dan sekitarannya masih begitu sepi. Dan luar biasa dingin tentu saja. Namun Jimin tidak peduli, ia sudah begitu bersemangat untuk memulai hari pertamanya berkerja.

Sembari memutar-mutar kunci cafe dan kunci ruangan Sooyoung dijarinya, Jimin sudah akan membuka pintu mobil jika saja suara sebuah motor besar yang memekakkan telinga tidak menghentikannya.

Matanya menelisik saat sebuah motor besar yang ternyata ditumpangi oleh sepasang pria dan wanita yang sudah ia kenal kemarin itu terparkir tepat 2 meter disamping kanan mobilnya. Jimin hanya bergeming. Memperhatikan interaksi keduanya dalam diam.

"Gila! Dingin banget!"

Seulgi berseru nyaring sesaat setelah turun dari motor besar milik Jungkook. Tangan putihnya yang berubah pucat tidak henti mengusap-usap hidungnya yang memerah.

Jungkook yang melihat hal itu hanya mendengus kesal. Tangannya naik melepas helm full face yang melindungi kepalanya untuk kemudian melepas helm bogo milik gadis didepannya yang masih bergerak gelisah karena kedinginan.

"Makanya kalo udah dibilangin supaya pake jaket sama kaos tangan tuh dengerin! Nantang maut banget baju tipis begitu dipake, emang udah ngerasa kulit kamu tebel?"

Seulgi yang masih mengusap-usap lengan kecilnya yang terasa membeku sontak saja mendelik saat rungunya menangkap nada suara Jungkook yang terdengar sinis dan menyindir. Dan benar saja, raut wajahnya bahkan sudah kusut sekali.

Sebagai dua orang yang hampir selalu menjadi pegawai pertama yang datang ke cafe, Seulgi sudah biasa menembus dinginnya udara pagi dijalan menuju tempat kerja mereka. Lagipula menurut Seulgi, jaket dan beberapa benda penghangat tubuh lain tidaklah begitu penting karena sudah terdapat penghangat ruangan di cafe tempat mereka berkerja dan saat matahari sudah sedikit meninggi, udara disana malah akan berubah sangat panas.

Namun seperti biasa, Seulgi hanya menyimpan semua alasan dan pemikiran itu untuk dirinya sendiri. Menyahut teguran Jungkook hanya dengan dengusan tidak peduli. Membuat lelaki itu tidak tahan untuk segera memiting lehernya kesal bercampur gemas.

"Ngeselin banget sih Seulginya ak-"

"EHEM!"

Deheman keras yang terdengar disengaja itu membuat Jungkook dan Seulgi bergegas saling memisahkan diri. Berdiri membeku dan menatap terkejut pada Executive Chef baru mereka yang sudah berdiri tegap dengan pakaian santai serupa yang Jungkook kenakan. Masih ada waktu kurang lebih 1 jam sebelum cafe dibuka dan pemimpin baru mereka ini sudah datang. Benar-benar disiplin.

"Se-selamat pagi, chef!"

Jungkook yang pertama kali sadar dari keterkejutan langsung bergegas membungkukkan tubuhnya sopan. Diikuti oleh Seulgi yang masih terlihat linglung dan sedikit gugup.

"Selamat pagi, chef"

Jimin tersenyum kecil dan balas membungkuk dengan singkat. "Pagi juga, Seulgi. Dan kamu.. saya sedikit lupa nama kamu. Tapi posisi kamu Commis Chef, kan?"

Jungkook meringis kecil. "Benar, chef. Nama saya Jungkook"

Jimin mengangguk-angguk. "Kalian kok datengnya pagi banget? Emang kuncinya punya?"

"Saya sama Seulgi emang biasa dateng duluan, chef. Bagian inti dapur juga emang masing-masing dikasih kunci cafe, soalnya bos kita gak setiap hari dateng kesini" jawab Jungkook dengan sopan.

Love MenuOnde as histórias ganham vida. Descobre agora