#15 [Strangers]

1.9K 288 4
                                    

Randall keluar setelah izin dengan sang Raja untuk pergi keluar sebentar.

"Kuda warna hitam dimana ya?" Tanya Randall sambil melihat kandang kuda.

Lalu di paling ujung ada kuda berwarna hitam yang tampak sangat indah.

"Umm karena dia sekarang kudaku aku boleh memberinya nama kan?" Tanya Randall sambil memanggil orb

*Hey jangan memberi nama sembarangan namanya fley jangan kamu ganti.*

"baiklah-baiklah." Kata Randall sambil cemberut.

Setelah itu Randall membuka pintu dari kandang tersebut dan menaiki kudanya.

"Wah bulunya sangat lembut."

*Tentu saja kudaku memang spesial.*

Setelah Randall memastikan semua barang telah dia bawa dia mulai pergi menuju ke tempat pohon yang ditunjukkan oleh Orb tersebut.

***

Setelah beberapa menit dia baru berkata.

"Tempatnya sungguh jauh..."

Langit mulai gelap dan guntur-guntur mulai bersuara.

"Kurasa kita akan kehujanan."

Randall mulai mempercepat kudanya agar bisa sampai ke pohon tersebut sebelum hujan.

Tes,tes-

Hujan mulai turun dengan deras.

"Huft... Aku harus mencari tempat teduh."

Randall mulai mencari tempat untuk berteduh. Tiba-tiba dia melihat sebuah gua dan langsung pergi menuju gua tersebut.

"Kurasa aku akan berada di sini sementara." Kata Randall sambil duduk di dalam gua tersebut.

Tap,tap

Sebuah langkah kaki terdengar dari dalam gua bukan hanya 1 orang saja yang datang ke arah Randall, tetapi ada 2 orang yang sedang datang menuju ke lokasi Randall.

"Siapa disana?" Tanya Randall sambil waspada.

Seorang Anak laki-laki dan perempuan yang menggunakan kerudung keluar dari bayangan.
Mereka tidak menjawab pertanyaan Randall. Setelah itu Randall menyimpulkan bahwa ini adalah tempat tinggal mereka.

"Ah bolehkah aku berada di sini?"Tanya Randall.

Mereka berdua mengangguk.

Di punggung anak laki-laki itu terdapat sebuah busur dan anak panah yang hampir rusak. Sedangkan anak perempuan itu memiliki pedang berkarat di punggungnya.

"Apakah kalian berdua belajar cara menggunakan senjata?" Tanya Randall dengan senyum.

Mereka berdua tersentak sebelum mengangguk lagi.

"Jadi kalian sudah bisa memakai senjata kalian?"

Mereka berdua menggelengkan kepala mereka. Randall tahu mereka pasti waspada karena dia adalah orang asing.

"Kalian tidak perlu waspada aku bukanlah orang jahat sini duduk." Kata Randall sambil menepuk Lantainya.

Mereka berdua duduk di depan Randall.

"Jadi siapa nama kalian?"

Anak laki-laki itu menoleh dan melihat anak perempuan itu juga menoleh ke arahnya.

"Kami tidak memiliki nama." Jawab perempuan itu.

"Ah begitu."

Kesunyian mulai memenuhi gua tersebut, tiba-tiba perut anak laki-laki itu berkeroncong.

'mereka tampaknya belum makan.'

"Apakah kalian sudah makan?"

Mereka berdua menggelengkan kepalanya.

"Sebentar, ini." Kata Randall sambil mengeluarkan sebuah bekal dari dalam tasnya.

Sebuah bekal yang mewah keluar dari dalam tas itu.

'Tas apa sih ini kok isinya banyak sekali, ya tapi tidak buruk.' Kata Randall dalam hati.

"Ini aku membawa bekal jadi makanlah, kamu harus makan banyak agar bisa tumbuh besar."

Mendengar kata-kata itu mereka jadi bingung, Randall lupa bahwa dia sedang berada di tubuh anak berumur 11 tahun sedangkan anak-anak itu seperti 13 tahun.

"Kenapa kalian bisa berada di gua ini?"

Anak laki-laki itu membuka dan menutup mulutnya berkali-kali dan anak perempuan tersebut langsung berkata.

"Perbudakan."

Mata Randall terbuka lebar-lebar karena dia tidak menyangka di dunia ini ada perbudakan.

'Ah tentu saja di dunia ini ada perbudakan.' Kata Randall dalam hati.

"Kami tidak memiliki tempat tinggal jadi kami menggunakan gua ini sebagai tempat tinggal sementara."

Mendengar kata-kata mereka Randall menjadi kasihan kepada mereka dan mengeluarkan sebuah kantung dari tasnya.

"Gunakan uang ini dengan baik."

Randall memberikan kantung itu ke kedua anak itu, anak itu sempat menolak tetapi Randall memaksanya. Saat dibuka kantung itu memiliki banyak koin berwarna emas.

"Ini... Ini terlalu banyak." Kata perempuan itu.

Randall hanya menggelengkan kepalanya. Lalu anak laki-laki itu mulai bertanya.

"Apakah kami benar-benar boleh menerima ini?"

"Tentu saja." Kata Randall dengan tawa kecil.

'Aku memiliki banyak jadi kenapa tidak aku berikan.' Kata Randall dalam hati.

"Kalau begitu bolehkah aku bertanya?" Tanya Anak perempuan tersebut.

"Hm? Silahkan."

"Siapa namamu?"

Randall berpikir dulu apakah boleh mengatakan namanya, tetapi dia memutuskan untuk menggunakan nama samaran.

"Namaku... Rahel, Rahel kartis."

To be continued

Living In Another World As The Useless PrinceDonde viven las historias. Descúbrelo ahora