SI KUCING DAN SI SEMUT

2.5K 142 20
                                    

Ditulis oleh L_Zeth

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Ditulis oleh L_Zeth

Alkisah, terdapat sebuah kota di mana penduduknya sangat menyukai kucing. Hampir seluruh rumah memelihara setidaknya seekor kucing. Di kota ini, tidak ada seekor pun kucing yang hidup di jalanan—seluruh kucing yang berada di sana merupakan kucing peliharaan. Tentu saja, para kucing ini dipelihara dengan sangat baik. Mereka diberi makanan kucing bermerek, diberi minum, bahkan memiliki jadwal khusus bermain. Tidak hanya itu. Mereka juga memiliki kamar tidur sendiri, walau berukuran lebih kecil dari kamar manusia.

Berawal dari kecintaan terhadap kucing, perlahan tapi pasti para kucing ini beralih menjadi simbol kekayaan pemiliknya. Tiap penduduk seolah berlomba untuk memamerkan kekayaannya melalui kucing peliharaan mereka. Mereka sibuk mengunggah potret kucing peliharaan mereka mengenakan pakaian mahal, bermain di tempat bermain yang didesain khusus, medali yang dimenangkan dari berbagai perlombaan antarkucing, atau bahkan saat mereka membawa kucing mereka berjalan-jalan ke luar negeri.

Seorang saudagar kaya di kota itu bukan pengecualian.

Saudagar itu mendiami sebuah rumah megah di tengah kota. Dia merupakan salah satu orang paling kaya di kota tersebut dan sebagai salah satu bukti kekayaannya, dia memelihara lima ekor kucing. Semua merupakan kucing ras yang harganya terbilang mahal. Masing-masing kucing memiliki kamar dan asisten yang bertugas merawat mereka. Tiap kucing bahkan memiliki akun media sosial yang dikelola oleh seseorang yang dipekerjakan oleh si saudagar.

Kelima ekor kucing itu juga diberi nama. Salah satunya, yaitu seekor kucing gendut berbulu putih dan cokelat keemasan, bernama Dino dan baru berumur satu tahun. Dino merupakan kucing kesayangan putri si saudagar, oleh karena itu kerap mendapatkan perlakuan istimewa. Hal ini pun membuat Dino tumbuh menjadi kucing yang manja dan sering berperilaku buruk terhadap keempat kucing yang lain. Alhasil, Dino tidak memiliki teman dan lebih sering bermain sendirian. Namun, tentu saja Dino tidak peduli. Dia memiliki banyak mainan dan tidak kekurangan apa pun. Ditambah lagi, jadwalnya cukup padat lantaran baru-baru ini Dino didapuk menjadi model untuk salah satu merek makanan kucing ternama.

Sore itu, Dino baru saja pulang setelah menjalani sesi pemotretan. Ketika hendak duduk di kamarnya, dia melihat seekor semut berjalan keluar dari piring makannya. Sebelum ini, Dino tidak pernah melihat semut di piring makannya lantaran sang asisten selalu telaten membersihkan piring makan mereka. Akan tetapi, hari ini sang asisten tengah keluar sebentar akibat suatu urusan mendadak, dan tidak sempat membersihkan sisa-sisa makanan di piring Dino.

Terkejut, Dino hanya dapat membelalak selama sepersekian detik. Kemudian, dia sadar apa yang sedang terjadi. Semut itu sedang mengangkut remah-remah. Semut itu mencuri makananku! pikir Dino. Dia pun menjulurkan cakarnya, berusaha menggapai si semut. Dino berhasil. Semut itu terguling dan menjatuhkan remah-remah yang dia bawa.

"Ha! Rasakan itu!" seru Dino penuh kemenangan.

Si semut bangkit dengan susah payah dan balas berteriak, "Kenapa kau melakukan itu?"

Dongeng para BintangWhere stories live. Discover now