MERRIE SI KUCING PELIT

1K 72 6
                                    

Ditulis oleh fateflying

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Ditulis oleh fateflying

Di sebuah rumah keluarga seorang petani timun yang makmur. Mereka memelihara kucing dan kelinci yang dirawat oleh sosok anak perempuan lembut dan cantik bernama Marsha. Merrie, si kucing betina menyukai namanya yang sangat bagus dan manis. Tidak seperti temannya, si kelinci yang diberikan nama Kici.

Hanya Merrie yang bisa menjadi tempat mengeluh kelinci jantan yang lebih suka memiliki nama Ricky itu. "Aku yakin nama Ricky lebih keren dibandingkan Kici!" keluh Kici setiap kali teringat namanya yang jelek dan tak disukai olehnya. Walaupun begitu, di lain waktu dia akan lupa pada kejengkelannya.

Mereka hidup berdampingan hanya memiliki satu sama lain untuk menjadi kawan bermain dan berbicara. Selalu disayangi, dirawat, dan dibersihkan. Merrie si kucing cantik yang sedikit sombong, memiliki bulu putih bersih pada bagian kaki dan perut, sedangkan dari buntut, punggung hingga ke wajah bulunya berwarna abu-abu tua. Waktunya lebih banyak dihabiskan untuk tidur daripada bermain. Di tengah tidurnya, Merrie akan segera bangun saat mengendus aroma makanan, seperti saat ini dia mencium aroma wangi ayam goreng. Begitu melihat Marsha yang berjalan cepat menuju ke arah depan rumah, dia menyusul dengan berlari cepat-cepat amat penasaran.

Saat tiba di pintu, Merrie melihat Marsha memberikan potongan ayam itu kepada kucing jalanan yang jelek, kurus, bulunya kotor, dan mukanya menyedihkan—seakan-akan tengah memohon-mohon pemberian. Merrie tahu kucing jelek itu sedang meminta makanan dan dia menjaga matanya tertuju pada makanan yang dibawa oleh Marsha. Kemunculan Merrie bagai menimbulkan hawa persaingan yang tak diinginkan.

Merrie mendengkus kesal, jatah makanan yang bisa diberikan kepadanya malah dibuang-buang untuk kucing jalanan. Dia bersiap mau menyerobot potongan daging ayam yang diletakkan Marsha pada tempat makanan. Namun, belum sempat merebut dan membawa kabur potongan ayam itu, tubuhnya sudah ditarik lalu digendong oleh Marsha. Perempuan itu menasihati dengan suara lembut yang dibuat sok imutnya. Merrie hanya bisa pasrah saat mendengar suara Marsha yang berbicara akan memberikan makanan kemasan khusus untuknya.

Sebelum Marsha kembali dari mengambil makanan di gudang penyimpanan, Merrie kembali ke halaman depan dengan gerakan gagah. Wajahnya sombong terangkat tinggi-tinggi, sorotnya menampilkan kekesalan saat mendapati kucing jalanan itu sudah menyelesaikan makanannya dan memberikan tatapan waswas.

"Gara-gara ada kamu, makanan itu tidak diberikan padaku! Pergi sana, jangan datang ke sini lagi merebut makananku!" maki Merrie pada si kucing berwarna putih kumal yang warnanya nyaris menyamakan bercak oren di ujung kepalanya sendiri. Jika tidak dilihat seksama, kucing itu terlihat seperti kucing berwarna oren muda sepenuhnya, bukan percampuran.

"Apa aku tidak boleh menerima sedikit makanan? Bukankah makananmu sudah banyak dan terjamin diberikan oleh gadis baik itu?" tanya si kucing jalanan dengan suara lirih dan mata sendu.

"Ini rumahku. Daerahku. Kamu mengambil jatah yang harusnya adalah milikku! Cepat pergi!!!" Merrie mulai marah membuat geraman dan bulu-bulu serta buntutnya menegak menyeramkan. Kucing jalanan itu pun segera pergi berlari cepat-cepat.

Dongeng para BintangWhere stories live. Discover now