16. 〣 ANTAGONIS PRIA 〣

97.5K 11.6K 580
                                    

♡Happy Reading♡

"Pa!"

Olivia langsung berlari memeluk Irina yang sudah gemetar dengan air mata yang sudah membanjiri pipi tembemnya.

Irina memeluk dengan erat Olivia, menyalurkan rasa tertekan, akan sikap William yang jauh dari kata biasanya.

"Pa! Kamu nampar Irina?", ujar Olivia tak oercaya saay melihat wajah memerah Irina dengan bekas jari di sana.

William tak menjawab, pria itu mendekat dengan tampang datarnya.

"Sayang keluar dulu!", ujar cepat Olivia, mendorong tubuh Irina dengan segera, kemudian menutup serta mengunci pintu kamar itu.

Olivia berbalik, mendekat lalu berdiri di hadapan William.

"Kamu keterlaluan Pa! Irina masih kecil, mentalnya bisa terguncang. Kenapa kamu begitu tega bermain fisik? Salah anak itu apa Pa?", ujar kecewa Olivia dengan manik menyendu.

"Salah anak kamu?!", ujar William dengan tegas.

"Anak kita Pa! Iya, dia salah apa?", ujar Olivia.

"AJARIN ANAK ITU BAGAIMANA BERSIKAP SANTUN PADA SAYA? DI MANA TATA KRAMANYA? APA LES PRIVAT YANG SAYA BERI BEBERAPA TAHUN TIDAK MENGAJARKANNYA?! BERANI SEKALI ANAK ITU MENGHINA DAISY DAN REXANNE, KURANG APA LAGI YANG TELAH SAYA BERIKAN PADA ANAK ITU? DAN DENGAN TIDAK TAU DIRINYA, DIA MENGELURKAN KATA SAMPAH?. JAWAB OLIVIA! APA YANG MASIH BELUM SAYA BERIKAN?!, HA!"

Olivia memejamkan mata saat mendengar lantunan keras dari William. Seumur-umur ia mengenal pria itu, tidak pernah ia mendapatkan hal seperti ini. Ia juga tidak bisa menerima perkataan William, ia juga tidak sepenuhnya salah.

"Pa! Sikap Irina adalah akibat dari kamu memanjakannya. Akibatnya apa sekarang? Anak itu kekanakan, cengeng, dan lemah. Lingkungan yang kamu berikan padanya, adalah akibat semua ini", ujar Olivia.

"JADI KAMU MAU ANAK ITU SAYA BUANG? SAYA TELANTARKAN? ANAK DAISY SAJA SAYA TELANTARKAN, APALAGI ANAK ITU", ujar William dengan bariton.

"Pa! Kamu jangan berkata seperti itu, Irina tidak bisa diperlakukan seperti itu. Hati anak itu masih lembut, tolong Pa, jangan lakukan hal itu. Karena aku juga akan ikut pergi di mana anak itu pergi", ujar Olivia membuat William terdiam.

"APA ANDA SEORAMG IBU?, JIKA IA MAKA DIDIKLAH, SAYA TIDAK INGIN MENDENGAR OMONGAN KOTOR GADIS KURANG AJAR ITU", ujar William dengan tegas.

Di balik pintu, Irina menangis sambil berjongkok. Gadis itu sangat ketakutan saat mendengar bentakan ayahnya untuk sang ibu, di dalam sana.

Irina menatap sandal bulunya dengan mata penuh benci, dengan hati yang kian memanas.

"Ini semua karena Rexanne. Irina akan buat Papa kembali minta maaf. Awas saja Rexanne, Irina akan balas semua ini, Irina benci Rexanne", lirih Irina.

***

Rexanne menatap sepatu flat shoesnya dengan malas, sudah sepuluh menit ia duduk di samping beberapa orang remaja, yang sama sedang menunggu bus. Bedanya, mereka memakai seragam yang berbeda, yang berarti berbeda sekolah dengannya.

Mereka saling berbisik sambil menatap sesekali ke arah Rexanne yang sedang mengunyah permen karet, dengan pandangan terus mengarah pada sepatunya.

Seorang lelaki mendekatkan dirinya dengan terus bergeser hingga duduk tepat di samping Rexanne. Rexanne mengangkat alis saat melihat lelaki yang sayangnya tampan itu meletakkan tangannya di bahunya.

Lelaki itu menoleh kemudian menatap pada Rexanne yang menatapnya datar. Rexanne mengambil bungkus rokok di kantong baju lelaki itu, dan mengelurkan sebatang.

REX-Nya ALA [SEGERA TERBIT]Where stories live. Discover now