BAB 3 : Tiga Masalah, Satu Cara

20 5 0
                                    

Entah berapa kali aku sudah mengalihkan pikiran, tapi tetap saja aku masih tak bisa melupakan mereka bertiga.

Kupikir-pikir, rasanya ini jadi seperti memilih rute heroine mana yang harus kutentukan.

'Kau terlihat seperti seorang protag yang sengaja mendapatkan bad end, terus memilih untuk kabur dari kenyataan maupun orang sekitarmu.'

Kalimat itu benar-benar menusuk dalam ke otakku, bagai jangkar tersangkut begitu dalam yang tak mau lepas sama sekali.

Memang benar aku memilih untuk menyerah dan terus berlari dari semua hal itu. Namun bukan berarti, aku menyerah pada diriku sendiri.

Jika menyerah, maka sudah pasti aku tidak akan mengejar impian untuk menjadi pembuat game seperti ayah. Di mana, aku samar-samar pernah berjanji padanya yang telah lama meninggal.

Roti yang kusantap di teras halaman sekolah, terasa tak begitu nikmat seperti biasanya saat kembali mengingat semua hal itu.

Sepertinya, aku harus bermain lebih banyak galge untuk melupakan semuanya.

Selesai makan siang, aku berjalan pergi ke kelas karena sudah tidak ada lagi yang perlu dilakukan.

Di lorong sekolah, terlihat Ohara Minami Sensei sedang berada di depan ruang BK. Nampaknya, ia sedang menunggu seseorang.

Apa jangan – jangan ia ...?

Melihatnya, aku pun mencoba untuk menghilangkan hawa keberadaanku sekali lagi. Namun tetap saja, Ohara-sensei menyadarinya.

Padahal aku ingin sekali membangkitkan kekuatan itu.

"Sudah kukatakan beberapa kali aku menolaknya," ucapku merasa kesal, "sampai kapan aku terus dibuntuti seperti ini, Ohara-sensei?"

Ohara-sensei meraih pegangan pintu. "Sebenarnya ada beberapa hal yang harus aku diskusikan padamu, Kawahara-kun."

Ia buka pintu ruang konsul, mempersilahkanku dengan paksa masuk ke dalam ruangan.

Dari ekspresinya yang selalu tersenyum dingin. Aku tahu bahwa tak ada pilihan lain selain menuruti apa permintaannya dengan masuk ke dalam, lalu duduk di depannya.

"Soal program itu, kalau kau menolaknya maka kami harus mengeluarkanmu dari sekolah."

Seketika mataku terbuka lebar—terkejut mendengar ucapan Ohara-sensei yang begitu tiba-tiba.

".... Apa maksud sensei?" tanyaku bingung.

"Program ini adalah program rahasia yang hanya kepala sekolah dan beberapa guru mengetahuinya."

"Jadi saat seseorang dipilih, maka ia harus bersungguh-sungguh dan punya kemauan keras untuk berubah agar program ini tidak gagal."

"Karena kau sudah mengetahui hal ini dan menolaknya, maka dari itulah kami memutuskan untuk mengeluarkanmu dari sekolah."

Mendengar itu semua, akupun protes. "Mengeluarkanku? Hanya karena itu?!"

"Hanya karena itulah kami tidak ingin program ini diketahui siapapun dengan membuatmu tetap berada di sini."

Jawabannya yang masuk akal, membuatku terdiam. "...."

Sialan, padahal aku hanya ingin melewati jalan yang kupilih dengan tenang. Kenapa harus jadi begini?

"Kalau kau masih menolak untuk menerimanya, aku punya penawaran menarik untukmu."

Tanda tanya memenuhi kepalaku. "Huh? Penawaran?"

"Yap, gantikan ibu membimbing mereka bertiga dalam program ini. Maka dari itu, kau tidak perlu mengikuti program balas dendam ataupun keluar dari sekolah."

Project Revenge Do i going to help them get their Revenge?Where stories live. Discover now