Mengenali Segementasi Pembaca biar Nggak Salah Pasar

19 1 0
                                    

Assalamuallaikum
Selamat pagi, Writerina!

Apa kabar hari ini, Writerina?
Semoga semua dalam keadaan sehat, ya
Yang lagi sakit, semoga lekas sembuh ya 😘😘😘

Hari ini kita akan belajar tentang rentang usia pembaca kita.

Memang, menulis itu tergantung pada bagaimana keresahan dan kegelisahan dalam hati kita. Namun, jika kegelisahan itu kita sampaikan pada segmen orang tertentu, kita harus belajar cara menyampaikan dengan benar agar kegelusahan tersebut bisa sampai pada pembaca yang kita sasar.

Tulisan yang baik itu bukan tulisan yang mengandung kata berbunga-bunga, tapi tulisan yang bisa langsung sampai pada pembacanya. Tulisan tersebut mampu menggerakkan dan membuat pembacanya ingin mengubah diri menjadi lebih baik. Kalau ingin begini, tulisan kita harus pas menyentuh pembaca. Gimana mau pas kalau kita tidak mengenali pembaca kita?

Nah ini, nih... pembagian  pembaca menurut segementasi usianya dan bagaima perilaku mereka:

1. Pembaca anak-anak
Pembaca usia muda ini gemesin banget. Mereka masih memiliki rentang konsentrasi rendah dan kemampuan berbahasanya masih belum secanggih orang dewasa. Jadi, kalau bikin kalimat, jangan panjang-panjang, ya. Gunakan kalimat sederhana dan tampilkan adegan yang relate sama kehidupan mereka. Yang unik, mereka tuh pembaca jujur dan mudah sekali mengidolakan sesuatu.

Pembaca anak-anak yang baca buku saya merasa sangat mudah terpengaruh apa yang dibaca. Jadi, kalau baca bacaan yang ngajakin sayang ortu gitu misalnya, mereka bisa ikut melakukan yang dilakukan tokohnya. Imut, ya 😆

2. Pembaca remaja
Pembaca dalam rentang usia ini masih memiliki jiwa kekanakan yang tinggi, egois karena menganggap dunia berputar di sekitarnya aja, selalu mencari validasi, dan mengambil keputusan dengan cepat, tidak sabar, serta tanpa berpikir panjang. Mereka nggak bisa kena tulisan dengan pace lambat dan konflik yang terlalu berat. Memasukkan nasihat atau hikmah cerita dengan berlebihan juga bikin mereka bosan. Jadi, hati-hati, ya.

3. Pembaca dewasa muda
Pembaca ini belum benar-benar keluar dari usia remaja, tapi sudah pengin banget jadi dewasa. Pikiran mereka masih seperti remaja sekalipun masalah yang dihadapi sudah lebih dalam.

4. Pembaca dewasa awal
Pembaca ini memiliki kesibukan yang tinggi karena sudah masuk dunia kerja dan harus berhadapan dengan masalah-masalah orang dewasa, tapi mereka masih antara siap nggak siap gitu. Mereka biasanya selalu update bahasa kekinian dan gaya hidup yang serba cepat. Nah, tulisan kita kudu menyesuaikan dengan gaya hidup mereka jika ingin menyasar pembaca pada rentang usia ini.

5. Pembaca dewasa
Pembaca pada rentang usia ini memiliki tingkat pemahaman yang lebih baik, menghendaki lebih banyak "hikmah" di dalam bacaannya, dan menyukai kontemplasi untuk mengubah diri jadi lebih baik. Udah sadarlah ya kalau butuh berubah, butuh ilmu  butuh tobat, butuh renungan gitu. Jadi, mereka akan merasakan "isi" di dalam cerita kita.

"Bagaimana jika yang baca ternyata bukan yang seharusnya? Buku remaja dibaca dewasa atau malah sebaliknya?"

Ya itu sudah di luar kuasa kita. Yang jelas, tetap gunakan patokan siapa sasaran kita yang sebenarnya, ya.

Nah, ini materi hari ini. Kalau kalian suka, tinggalkan komentar pada postingan ini agar saya tahu materi apa yang sesuai untuk kalian. Kalau sepi-sepi aja kan saya jadi mikirnya, "oh, mungkin pada nggak senang dapat materi seperti ini, ya? Mungkin malah nggak perlu materi sama sekali karena sudah pada pinter."

Gitu 😆

Kasih feed back biar kami tahu apa yang kalian mau, ya *kiss *kiss

With love,
Honey Dee

Buku Pintar Calon Penulis TenarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang