Pahami Tujuan Menulis Biar Nggak Kena Writer's Block

8 1 0
                                    

Assalamuallaikum
Selamat pagi, Writerina!

Apa kabar pagi ini?
Semoga kalian dalam keadaan sehat lahir batin, ya. Aamiin...

Saya sering sekali ditanya di kelas-kelas, bahkan di IWZ ini juga pernah ditanya, "Gimana cara mengembalikan mood atau keinginan buat menulis lagi setelah down atau kena writer's block?"

Sebenarnya, saya sendiri selalu menyeret jari saya untuk menulis, baik fiksi maupun nonfiksi setiap harinya. Biar cuma bikin FF atau apalah, saya bakal memaksa jari saya untuk menulis. Mau nggak mood, malas, banyak kerjaan, bahkan saat saya terbaring sakit pun saya tetap menulis.

Kenapa?

Alasan pertama karena menulis adalah pekerjaan saya. Kalau nggak nulis, proyek saya terbengkalai, bisa nggak dipercaya klien lagi, kan?

Alasan kedua karena saya percaya kalau mental dan otak itu harus terus dilatih. Kalau kita manjain, kita bakalan terus nggak bisa melaluinya. Kalau cuma karena bad mood PMS doang terus kita jadi malas nulis, bagaimana saat kita menghadapi masalah? Bakalan nggak nulis, dong?

Sementara itu, jika sudah berniat menjadikan menulis sebagai pekerjaan, berarti kita harus siap bekerja profesional juga. Masa iya cuma karena halangan sedikit kita menunda-nunda pekerjaan? Kalau di kantoran bisa dipecat, kan, kita?

Satu hal yang tidak pernah gagal membuat saya kembali menulis sejatuh apa pun kondisi mental dan atau fisik saya adalah tujuan saya menulis.

Tujuan menulis ini juga bisa mengembalikan niat menulis kita pada jalur yang benar. Kalau niat menulisnya sudah melenceng jauh dari tujuan menulis, biasanya saya akan berhenti sejenak dan merenungi kembali apa yang saya lakukan.

Proses ini membutuhkan waktu yang berbeda pada setiap momennya. Kadang, saya hanya butuh lima menit untuk menyatukan hati dan pikiran dan kadang saya butuh berhari-hari dan bantuan dari orang lain untuk kembali mendapatkan sentuhan semangat dalam hati saya. Yang saat ini sering membantu adalah suami saya.

Hmmm...
Percaya nggak, dulu dia lho yang paling menentang saya untuk menulis. Setelah saya buktikan kesungguhan dan hasil menulis berupa prestasi-prestasi yang terus mengalir, dia baru mengerti kalau saya bukan hanya memiliki tujuan yang bulat dalam menulis, tetapi juga cinta.

Lalu, apa tujuan menulis saya?

Saya ingin meninggalkan separuh diri saya di bumi sehingga saat saya meninggal nanti, orang masih akan terus bisa merasakan keberadaan saya melalui karya saya.

Untuk mewujudkan tujuan inilah saya selalu membuat karya-karya yang bukan hanya tentang cerita tokohnya saja, tetapi menyimpan teka-teki, kisah hidup dan sifat saya sendiri yang saya sebarkan dalam semua karya, juga pesan-pesan yang bisa melekat pada benak orang lain dan mengubah hidup mereka.

Buku-buku saya bukan hanya sekadar buku biasa, tapi juga horcrux kayak punya Voldemort itu.

Untuk pembaca yang mengenal saya, pasti mengenali percikan diri saya dalam semua karya yang saya buat.

Sekarang, sudahkah kalian membuat tujuan menulis kalian sendiri?
Jika sudah, tulis di kolom komentar, ya. Akan lebih bagus kalau kalian menuliskannya di sebuah gambar, terus upload ke kolom komentar. jadikan gambar itu sebagai foto profil atau cover facebook kalian.

Di tahun-tahun mendatang saat kalian lelah dan ingin berhenti, kalian bisa terus melihat gambar itu dan mengingat apa sih tujuan kalian menulis selama ini.

Silakan share di kolom komentar, ya.
Terima kasih.

Salam Sayang,
Honey Dee

Buku Pintar Calon Penulis TenarWhere stories live. Discover now