Bikin Karaktermu Tak Terlupakan

9 1 0
                                    

Assalamuallaikum
Selamat pagi

Minggu kemarin ada pertanyaan:

Kak Honey gimana sih caranya biar karakter kita itu disukai pembaca? Saya kadang2 suka bingung apalagi pas buat adegan antar tokoh.

Dalam pertanyaan ini, Kakaknya bertanya tentang memasukkan karakter tokoh ke dalam adegan cerita. Gimana cara bikin supaya adegannya bagus, nggak klise, berguna untuk kemajuan alur cerita, dan tak terlupakan oleh pembaca?

1. Karakter yang kita ciptakan harus bulat dulu
Karakter yang bulat adalah karakter yang sempurna dimensinya.
Dimensi apa aja?
Dimensi psikologis 👉 kondisi psikologisnya
Dimensi fisiologis 👉 kondisi fisiknya
Dimensi sosiologis 👉 kondisi sosialnya

2. Tentukan "warna" dialog dari dimensi psikologis tokohnya
Apakah tokoh kita pemarah?
Apakah tokoh tersebut suka mengumpat?
Apakah tokoh itu pemalu?

Semua sifat ini akan memengaruhi dialog tokoh dan reaksinya terhadap konflik.

3. Perbanyak membaca buku biar tahu gimana contohnya bikin adegan itu
"Kak, saya tuh kalau baca buku jadi pengin niru yang saya baca. Gimana, dong?"

Berarti buku yang dibaca kurang banyak. 😅
Kalau cuma baca 1-2 buku tuh PASTI ada dorongan untuk mengikuti yang dibaca. Tapi, kalau baca 3, 4, 5 buku mesti bingung, deh kudu niru yang mana 😆

Semakin banyak buku yang dibaca, bakalan semakin kaya tuh pikiran kita. Jadinya, semakin banyak referensi untuk dimasukkan ke dalam cerita.

4. Perhatikan adegan dalam film atau drama agar tahu bagaimana interaksi antartokoh secara visual.
Sekali lagi, agar tidak terdorong untuk plagiat film, sebaiknya tonton banyak film, ya. Semakin banyak referensi akan semakin bagus.

5. Perhatikan orang di sekeliling agar tahu bagaimana sih kondisi alami adegan dalam kehidupan. Kalau orang berantem tuh awalnya gimana? Kalau orang kecelakaan tuh reaksinya gimana?

Saya tuh pernah sampai diajak suami nonton kebakaran biar tahu gimana ramainya tempat kejadian kebakaran. Pernah juga pas ada orang berantem, kami berhenti untuk nonton orang kedua orang itu adu jotos hingga selesai. Pernah juga saya sengaja datang ke SMA saya dulu untuk merekam anak-anak yang lagi istirahat sekolah untuk tahu seperti apa mereka pas istirahat. Dengan merasakan begini, kita jadi tahu kondisi aslinya biar tulisan kita nggak terlalu kayak sinetron gitu kata orang-orang.

Wah, jadi penulis harus keluar rumah juga.

Iya. Jadi penulis harus punya banyak pengalaman dan peka dalam menelaah sekelilingnya. Seperti yang dikatakan Kak Idha Febriana dalam acara IWZ Talks hari Sabtu kemarin, penulis tuh kalau nggak peka, bakal susah mencari bahan buat tulisan.

Nah...
Penulis emang harus baperan, ya. Penulis harus sensitif, tapi sensitif dan bapernya positif, harus jadi tulisan, bukan jadi pertikaian. 😆

Love,

Honey Dee

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Nov 01, 2023 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Buku Pintar Calon Penulis TenarWhere stories live. Discover now