Teenlit

49 6 2
                                    

MURID BARU
Karya: Eunike Hanny

Aku hendak keluar dari bilik ketika terdengar suara ramai percakapan dan tawa memasuki ruang toilet. Kuurungkan niat itu saat mendengar namaku disebut.

"Jadi, lo beneran nggak ngasih undangan ke Mariska?" Aku mengenali suara Dewi.

"Nggak! Gue nggak mau pesta tujuh belasan gue tercemar gara-gara kedatangan orang kampung!" Hatiku mencelus mendengar kata-kata Fenny.

"Idih! Lo jahat juga, ya!" Kali ini suara Dias. "Lo kan, sering pinjam PR ke Mariska!"

"Ya, nggak apa-apa. Apa gunanya punya teman pintar kalau nggak dimanfaatkan?" balas Fenny. "Dan gue nggak mau perhatian Rio kebagi-bagi sama Mariska. Apa lo nggak lihat, mata Rio nggak berkedip setiap kali cewek cupu itu lewat? Sia-sia dong, gue pedekate dari kelas 10 kalau sekarang harus nyerah sama cewek baru!"

"Masa, sih? Kayaknya gue lihat biasa aja. Mungkin Rio nggak pernah lihat cewek dari kampung!"

Lalu kudengar mereka tertawa. Ada sejumput perasaan nyeri yang perlahan menyerobot masuk ke hati. Aku memang murid pindahan dari kampung, setelah orang tuaku meninggal dalam kecelakaan. Kini aku menumpang di rumah Paman.

Aku menarik napas dalam-dalam lalu keluar dari bilik. Serentak mereka menoleh kepadaku dengan mulut menganga, seperti melihat hantu di siang bolong.

"Nggak usah cemburu. Aku dan Rio saudara sepupu." Aku tersenyum pada ketiga gadis itu dan berlalu.

Keberuntungan Ratu TerlambatKarya: Fitri Ane Lestari

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Keberuntungan Ratu Terlambat
Karya: Fitri Ane Lestari

Begitu turun dari Bus, aku segera berlari tergesa-gesa. Lima menit lagi gerbang sekolah akan segera ditutup padahal pelajaran jam pertama adalah Matematika. Aku tidak mau disuruh ke ruang Bimbingan Konseling lagi oleh Pak Yosi, guru Matematika yang terkenal killer itu. Bukannya aku takut. Sebenarnya Pak Yosi baik, tapi malunya itu lho. Siapa, sih, yang nggak kenal sama Andrea si ratu terlambat di SMA Nusa Bangsa?

Bu Dyah, guru BK di sekolahku saja sampai bosan melihat tampangku, yang hampir tiap minggu ada saja setor muka ke beliau. Daftar hadir di ruang BK hampir penuh dengan namaku, Andrea Salsabila.

"Kamu lagi, kamu lagi. Kali ini apa lagi alasan kamu, Andrea?" tanya Bu Dyah saat aku memasuki ruangannya dengan lesu. Pasalnya, meski sudah berlari kencang aku tetap terlambat dua menit dan Pak Satpam menggelandangku ke ruang BK. Iya. Hanya dua menit tetap aku nggak dikasih toleransi, sepak bola saja ada injury time.

"Hehe, bingung Bu, mau kasih alasan apa lagi. Samain aja kayak biasa deh." Biarlah aku dibilang nggak tahu malu, sudah kepalang basah juga masuk ruang BK, mau kasih alasan atau nggak tetap saja dihukum.

Bu Dyah hanya geleng-geleng kepala lalu menyerahkan daftar hadir yang harus diisi dan ditanda tangani sebelum memberikan hukuman. Aku segera menerimanya dan mengisi kertas tersebut.

"Permisi, Bu." Suara merdu seseorang tiba-tiba mengalihkan komsentrasiku. Seketika aku terpana melihat siapa yang datang terlambat dan masuk ke ruang BK sepertiku.

Another World (Kumpulan Cerita Terbaik)Where stories live. Discover now