Teenlit Romance

18 3 0
                                    

SURAT CINTA
Karya: Eunike Hanny

Aku sedang menyusuri koridor ketika seseorang berlari menuruni tangga lalu menabrakku hingga aku nyaris jatuh.

"Eh! Apaan, sih!" Aku urung mengomel saat melihat sosok yang menabrakku. "Dion?"

"Sori, Kin ... sori ...." Tampak Dion terengah-engah, lalu tangan kanannya menyentuh dadanya dan tubuh yang jangkung agak membungkuk.

Aku menengok ke arah tangga. "Lo kayak dikejar setan."

Dion menegakkan punggung. "Gue denger ... suara-suara aneh ...."

"Serius?" Aku menghela napas setelah melihat kepalanya mengangguk. "Lo cari gara-gara, sih! Ngapain jam segini masih nongkrong di kelas."

"Gue ...." Dion menggaruk kepalanya, lalu dengan canggung menunjukkan selembar kertas di tangan kanannnya. "Gue lagi cari inspirasi. Gue lagi nulis surat ... cinta ...."

Surat cinta? Untuk siapa? Mendadak ada perasaan sedih menyelusup dalam hati. Mungkin, saat ini, aku benar-benar harus melepas perasaan sukaku padanya.

"Ya, sudahlah. Gue mau pulang. Siapa pun yang lo kirimin surat itu, semoga dia terima cinta lo." Aku berbalik dan hendak menjauh, tapi Dion menarik lenganku. "Ada apa lagi, sih?" Tanpa sengaja nada suaraku meninggi.

"Tapi ... surat cinta ini buat lo ...."

Sesaat aku terpana. Aku memandang Dion yang juga sedang menatapku dengan intens.

"Lo nggak serius, kan?"

Dion menjejalkan surat yang ditulisnya ke tanganku. "Cuma lo yang bikin gue bertahan dengerin kuntilanak nyanyi selama nulis surat cinta ini!"

 "Cuma lo yang bikin gue bertahan dengerin kuntilanak nyanyi selama nulis surat cinta ini!"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pict:Peakpx

***

Jerawat
Karya: Hana Shana

Gadis berponi lurus itu sangat fokus memperhatikan pantulan dirinya di cermin kecil. Dengan hati-hati, dia menempelkan acne patch bening ke jerawat yang ada di wajahnya. Keningnya mengerut bersamaan dengan bibir bawahnya yang maju.

Tadi pagi, Mariska mendapati ada tiga jerawat kemerahan yang muncul di pipi kirinya, padahal semalam kondisi kulitnya baik-baik saja. Hal itu membuat cewek berwajah oval itu kesal.

"Masih pagi udah dandan," celetuk pemuda yang baru memasuki kelas.

Mariska mengarahkan pandangan pada teman sekelasnya. "Dandan kepala lo segitiga? Gue lagi kucel begini, kok," jawabnya sengit.

Bukannya tersinggung, Refal justru tertawa. Dia melempar tasnya di meja, lalu duduk di kursi depan Mariska. Kedua tangannya terlipat di atas sandaran kursi. Dia memperhatikan gerak-gerik Mariska dalam diam.

"Sensi amat, Mbak. Pakai gitu buat apaan, sih?" tanya Refal.

"Biar jerawat gue nggak makin meradang kena debu."

Another World (Kumpulan Cerita Terbaik)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang