Domestic Romance (Karakter Sempurna)

19 0 0
                                    

Lelaki Pilihan Ayah
Karya : Tuti Eka Jayanti
Wattpad : tuti1288

“Siapa wanita itu, Mas?” tanya Dinda pada suaminya.

“Kenapa? Itu bukan urusanmu,” jawab Baim acuh. Pria berkulit putih itu bahkan tidak mau melihat wajah istrinya saat mengucapkan kalimat ini.

“Tapi, aku berhak tahu, Mas. Aku ini istrimu.” Wanita bergigi jongang itu mencoba menahan tangisnya. Matanya sudah tampak berkaca-kaca.

“Istri?” cibir laki-laki berhidung mancung itu sambil tersenyum sinis. “Ingat ya, Dinda! Aku menikahimu hanya terpaksa. Perempuan jelek sepertimu itu bukan levelku.” Setelah mengucapkan itu, laki-laki yang memiliki cambang tipis itu meludah ke arah istrinya.

Mendapatkan perlakuan seperti itu, Dinda hanya bisa tertunduk. Hatinya memang terluka. Air matanya juga mengalir. Namun, dia tidak bisa berbuat apa-apa. Dia dan Baim memang seperti langit dan bumi. Baim adalah pria kota yang memiliki perawakan seperti artis Malaysia, Reza Rosli. Sedangkan dia hanya perempuan biasa, bukan bunga desa.

Pernikahan itu terjadi sebab ayah Dinda dan ayah Baim yang berteman lama. Mereka ingin persahabatan keduanya semakin erat dengan menjodohkan Baim dan Dinda.

Dinda sendiri tidak bisa menolak pernikahan itu karena dia tidak mau mengecewakan ayahnya. Sedangkan Baim, pria berwajah oval itu tidak bisa lari dari pernikahan itu sebab paksaan ayahnya. Baim tidak akan mendapatkan fasilitas apa pun jika tidak mau menikah dengan Dinda.

“Sekarang siapkan air hangat untukku! Aku mau mandi.”

Dengan patuhnya wanita berambut keriting itu mengerjakan perintah suaminya. Dia hanya berharap kebaikan yang dia lakukan bisa meluluhkan hati Baim.

Sumber gambar : Pexels***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sumber gambar : Pexels
***

Benalu
Karya : Eunike Hany
Wattpad : hanny1806

Yoga menatap wajah memelas di depannya dengan perasaan tidak enak. “Tapi, gue beneran nggak ada uang, Kak.”

“Tolonglah, Yog. Nggak mungkin gue batalin karyawisata itu,” kata Rika. “Kasihan Gendis, bisa di-bully abis sama teman sekelasnya.”

Yoga menarik napas dalam-dalam. Ini sudah kesekian kali kakaknya itu minta bantuan keuangan. “Udah tahu sekolah mahal, kenapa Kakak maksa masukin Gendis ke situ?” Dia menggerutu.

“Udah! Udah!” Aini yang baru keluar dari kamar menyela. Dia menyodorkan beberapa lembar seratus ribuan kepada Rika. “Ini pakai dulu, Kak. Semoga cukup.”

Seketika senyum Rika merekah. Disambarnya uang itu lalu buru-buru pulang setelah mengucapkan terima kasih.

“Kita kan perlu uang buat ke dokter kandungan,” tegur Yoga beberapa saat kemudian. “Kok, kamu malah kasih ke Rika?”

“Nggak apa-apa. Sekarang Gendis lebih perlu. Kita ke dokter mundur bulan depan aja, ya? Sesudah gajian.”

“Tapi aku juga kepingin punya bayi sendiri,” tukas Yoga. “Sudah enam tahun ….” Suaranya semakin pelan.

Aini mendekat lalu mengusap lembut pipi suaminya. “Aku juga kepingin punya bayi.” Dia diam sebentar. “Ke dokter bisa diundur, tapi karyawisata Gendis nggak bisa. Sabar ya, Sayang.”

Yoga menatap Aini dengan sedih. Dia tidak tahu harus bicara apalagi agar sang istri mengerti bahwa kakak sulungnya itu memang suka memanfaatkan kebaikan hatinya.

 Dia tidak tahu harus bicara apalagi agar sang istri mengerti bahwa kakak sulungnya itu memang suka memanfaatkan kebaikan hatinya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sumber gambar : Moneycrasher

***

Posesif
Karya : Hana Shana
Wattpad : hanantya

Lesung pipi itu muncul kala perempuan berambut panjang menatap layar. Kedua tangannya lincah mengetik sesuatu. Mila terkekeh ketika membaca barisan chat di grup SMA-nya.

“Ngapain kamu senyum-senyum lihat hape?” Sebuah suara berat mengejutkannya. Seketika senyuman lenyap di wajah Mila, digantikan dengan raut tegang.

“Chat sama siapa? Cowok? Sini, lihat!” Suaminya terus mencecar dengan tatapan tajam.

“Cuma chat grup sekolah, Mas. Temen-temen mau ngadain kumpul,” jawab Mila lembut.

Adam berjalan mendekat. Kerutan semakin terlihat jelas di wajah tampannya. “Nggak usah alasan! Sini hapemu!” ucapnya sambil merebut ponsel dari genggaman sang istri. Matanya terpancang membaca pesan obrolan dengan jari yang gesit menggulir layar.

Mila memasang wajah memelas. “Mas, aku udah lama nggak ketemu temen-temenku. Aku juga hampir tiap hari di rumah terus. Pergi keluar kalau pas sama kamu doang. Aku pengin nyambung pertemanan sama mereka.”

“Aku nggak bakal biarin kamu keluar sendirian, ketemu cowok nggak jelas, terus selingkuh. Apa itu tujuan kamu pengin datang reuni?”

“Ya ampun, Mas. Mana pernah aku kepikiran begitu? Kita udah kenal berapa tahun sih, Mas? Kamu selalu curiga tiap aku kontakan sama siapa pun. Pikiran jelekmu harus diubah.” Mila memberanikan diri menjawab meski suaranya bergetar. Sudah sejak lama dia menahan diri menghadapi sikap suaminya sangat posesif.

Jawaban Mila rupanya berhasil menyulut amarah Adam. Pria itu membanting ponsel ke lantai dengan keras, lalu mendorong tubuh istrinya ke tembok. Dari jarak sedekat ini, Mila seakan melihat sosok lain yang tengah mencekiknya. Sumpah serapah yang keluar dari mulut suaminya tidak dia tanggapi. Mila terlalu sibuk mengais udara dan pasrah saat tubuhnya diseret ke dalam kamar. Siksaan yang lebih parah akan segera menyambutnya.

 Siksaan yang lebih parah akan segera menyambutnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sumber gambar : pixabay

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 19 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Another World (Kumpulan Cerita Terbaik)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang