15. Dijual?

874 52 25
                                    


*********

"Turun!" Ucap Elgara

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Turun!" Ucap Elgara.

Zahra menatap keluar jendela, ini kan bukan rumah mertuanya, terus ini dimana? Elgara tidak berniat menjualnya pada om-om kan?

"Ini dimana?" Tanya Zahra, takut kalau Elgara benar-benar akan menjualnya.

"Nggak usah banyak nanya!" Elgara turun dari mobil.

Zahra menggelengkan kepalanya pelan, berusaha untuk berfikir positif. Nggak mungkin Elgara sekejam itu padanya kan?

Zahra turun dari mobil mengikuti Elgara.

Mereka sampai di depan lift, Elgara menekan angka delapan. Setelah menunggu beberapa saat pintu lift terbuka, Beberapa orang keluar dari lift, setelah itu Elgara dan Zahra masuk ke dalam benda kotak itu.

Mereka sekarang sudah berada di depan pintu apartemen, Elgara menekan beberapa angka tapi terhenti saat tangannya di tarik oleh Zahra.

"Kenapa Lo?" Tanya Elgara heran saat melihat wajah Zahra yang mendadak pucat, serta tangannya yang dingin.

"Kesurupan Lo?" Tanya Elgara lagi sambil memegang jidat Zahra.

Zahra menghempaskan tangan Elgara dari keningnya "ish, nggak!" Bantahnya.

"Terus Lo kenapa? Sakit?"

Bukannya menjawab pertanyaan Elgara, Zahra malah berjongkok dan menangis.

Elgara semakin mengerutkan alisnya bingung "Bangun!" Elgara menarik Zahra untuk berdiri.

"Lo kenapa sih?" Elgara menatap Zahra dengan alis yang masih mengerut. Dia sekarang merasa sedikit takut, takut kalau Zahra benar-benar kesurupan.

"Gara hiks, saya tahu kalau kamu menentang pernikahan kita, saya tahu kalau kamu nggak suka sama saya, tapi jangan jual saya ke om-om!" Ujar Zahra sambil terisak.

Elgara membuka sedikit mulutnya saat mendengar perkataan zahra, siapa yang akan menjualnya?

"Nggak usah ngawur! Lagian siapa sih yang mau jual Lo? Kalaupun gue jual Lo, mungkin nggak akan laku, nggak ada yang minat sama badan tepos kek Lo!" Ujar Elgara panjang lebar.

Zahra menghela nafas lega saat mendengar penuturan Elgara, walaupun dia dikatai tepos, tapi itu tidak apa-apa, asalkan dia tidak dijual ke om-om.

Zahra menghapus sisa air matanya dan tersenyum kepada Elgara tapi senyumannya luntur saat melihat seseorang yang muncul dari dalam pintu.

ElgaZaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang