(DILARANG PLAGIAT!!!)
(FOLLOW DULU DONG!!)
Elgara Alexander Graham harus menikahi seorang gadis bernama Zahra Aurelia Rahman.
Mereka menikah bukan karna cinta, tapi karna budaya. Iya budaya! Nggak masuk akal? tapi ini beneran terjadi diantara kedua...
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Hari ini adalah hari Senin. Dan sesuai perkataan Zahra, dia akan mengendarai motor yang dibelikan Grandpa ke sekolahnya.
"Cepetan!" Desak Elgara pada Zahra yang sedang membersihkan meja. Mereka baru saja selesai sarapan.
"Kamu duluan aja," ucap Zahra.
"Saya bawa motor sendiri," lanjutnya.
"Lo beneran bisa bawa?" Tanya Elgara yang masih tak percaya Zahra bisa mengendarai motor sport.
Zahra mengangguk mengiyakan. "Bisa."
"Awas aja kalau Lo jatuh," ucap Elgara.
Zahra menghentikan aktifitasnya yang sedang mengelap meja. Ia menatap Elgara. "Perhatian banget sih," ucapnya tersenyum menggoda Elgara.
Elgara memutar bola matanya malas. "Nggak usah geer Lo," ujarnya. "Kalau Lo jatuh, gue yang kena omel," lanjutnya.
"Tenang aja, Gara. Saya nggak akan jatuh," ucap Zahra.
"Mana hp Lo?"
"Buat apa?" Tanya balik Zahra.
"Mana?" Tanya Elgara lagi.
"Di meja."
"Meja mana?"
"Meja ruang tamu."
Elgara berjalan menuju ruang tamu untuk mengambil handphone Zahra. Setelah menemukannya, dia menyalakan layar handphone itu. Elgara berdecak pelan, itu karena hp Zahra memiliki sandi, dan Elgara tidak tahu sandinya.
"SANDINYA APA?" Tanya Elgara dengan berteriak, agar Zahra yang berada di dapur bisa mendengarnya.
"TANGGAL PERNIKAHAN KITA."
Elgara nampak berpikir sejenak, untuk mengingat tanggal pernikahannya. Dia benar-benar lupa tanggal berapa dia menikah.
"BERAPA?"
"Tanggal pernikahan kita, Gara," ujar Zahra yang sudah berdiri di samping Elgara.
"Yak tanggal berapa, Zahra?" Tanya Elgara dengan suara tertahan.
"Masa kamu lupa sih?"
"Ck, cepetan buka," Elgara menyodorkan handphone itu kepada pemiliknya.
Setelah membukanya, Zahra memberikannya kepada Elgara.
